Seharusnya sejak 20 menit yang lalu, Aisyah mengusir Jungkook dari panti asuhan. Sekarang, Aisyah tak dapat menyembunyikan rona merah yang muncul saat Junghyun ataupun Nara menggodanya tentang Jungkook.
Disaat ia merona, beda halnya dengan Jungkook. Ketibang malu, ia lebih memilih tersenyum mendengar berbagai godaan yang keluar. Tak memungkiri jika ia pun sebenarnya malu, namun ia dapat menyembunyikannya. Satu lagi kehebatan seorang pria.
"Hentikan omong kosong kalian. Aku dan pria ini tidak ada hubungan apapun." Jika saja Junghyun dan Nara tidak ia anggap adik, mungkin Aisyah sudah menjitak keduanya. Walaupun, mungkin ia dapat melakukannya sekarang.
Junghyun dan Nara tertawa terbahak-bahak. Terlebih Junghyun, bahkan ia sampai mengeluarkan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk mata. Mereka sangat memanfaatkan momen dengan baik. Kapan lagi bisa menggoda Aisyah noona dengan sorang pria.
Sebenarnya Jungkook ingin ikut tertawa pula, namun ia urungkan saat melihat wajah Aisyah yang begitu merah. Tangannya terkepal kuat. Jungkook tersenyum manis.
"Cheonsa-ya, kenapa wajahmu memerah?" Aisyah menoleh pada Jungkook.
"Apa? Cheonsa? Apakah itu panggilan sayangnya padamu, nonna?" Untuk sekian kalinya, Junghyun maupun Nara tertawa.
"Jinjjayo. Jika Jungkook oppa memanggilnya Cheonsa, eonni memanggilnya apa? Wangja?" Aisyah benar-benar ingin menyumpal mulut kedua remaja itu.
"Boleh juga." Kali ini Jungkook memilih ikut tertawa. Mengabaikan tatapan tajam yang keluar dari Aisyah.
"Aishh... Diamlah. Bisa gila aku berlama-lama disini. Lebih baik aku membantu Bibi Kim memasak." Aisyah bangkit. Sebelum melangkah, ia menghentakkan kakinya.
Ketiga orang yang berbeda umur tersebut melihat Aisyah yang berjalan menuju dapur. Mereka saling tatap lalu sedetik kemudian tawa mereka pecah.
"Hyung, kau ini benar teman Aisyah noona? Setahuku, ia tak pernah membawa temannya kesini. Terlebih kau seorang pria." Junghyun memicingkan matanya. "Dan, kenapa kau memanggilnya 'Cheonsa'?"
Jungkook terkekeh pelan melihat betapa posesivenya Junghyun pada Aisyah. "Benar. Aku temannya. Untuk masalah aku memanggilnya Cheonsa karena aku susah menyebut nama aslinya."
"Meragukan." Kendati ia berkata seperti itu, Junghyun tetap menganggukkan kepalanya mengerti. Ia pun dahulu susah untuk menyebut nama noonanya itu.
"Tapi, Junghyun-ah, ini merupakan keajaiban. Aisyah eonni membawa seorang pria kesini. Aku kira ia tak memiliki teman disekolahnya." Kini, Nara yang membuka mulut.
Sebenarnya, perkataan Nara tidak salah. Bahkan sangat benar. Aisyah memang tidak memiliki teman. Jungkook dapat melihatnya saat ia dibully siang tadi dan posisi duduknya yang berada dibelakang.
"Benar. Aku pun mengira Aisyah noona tak memiliki teman. Ternyata ia memilikinya." Junghyun kini beralih pada Jungkook. "Hyung, kau tahu teman Aisyah noona ada berapa?" Jungkook menggeleng. Karena ia pun tak yakin Aisyah memiliki teman atau tidak.
Tak lama, suara Bibi Kim terdengar untuk menyuruh mereka makan. Tentu saja Junghyun dan Nara langsung melesat menuju meja makan. Sedangkan Jungkook, ia menunggu diruang tengah.
"Kau tak ikut makan? Bergabunglah." walaupun Aisyah tak menyukai Jungkook berada dipanti, namun ia masih memiliki etika saat menerima tamu.
"Bolehkah?" Tak ada suara yang keluar melainkan hanya anggukan yang Aisyah berikan.
Seperti biasa, Junghyun menjadi pemimpin doa. Aisyah mengangkat tangannya sebatas dada. Fokus Jungkook terpusat pada apa yang Aisyah gumamkan. Ia baru pertama kali mendengar doa seperti itu. Sungguh, untuk Jungkook banyak yang ia temukan pertama kali dalam hidupnya saat bertemu dengan Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamuaikum
FanfictionAisyah Choi, gadis muslimah yatim piatu. Ceria, baik, dan cantik dapat mendjadi deskripsi tentang dirinya. Selalu dijauhi oleh teman sekolahnya. Namun, ia memiliki teman. Jeon Jungkook, murid baru dari busan. Jungkook membuatnya tahu arti sebuah pe...