Chapter 4

183 26 0
                                    

Langit biru dengan hiasan awan putih menghiasi langit pagi diseoul. Mendekati musim dingin, udara begitu menusuk. Tapi, tidak bagi gadis tudung yang tengah menyiram tanaman di halaman panti.

Diminggu pagi ini ia sangat bahagia. Hanya pada hari ini ia terbebas dari 'permainan' Minsoo. Bahkan, senyum tak pernah luntur dari wajahnya.

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundaknya. Aisyah menoleh kebelakang guna melihat sang pelaku. Matanya membulat saat melihat pria yang baru ia kenal tiga hari lalu. Pria dengan gigi kelincinya. Pria yang sejak kemarin menumpang makan dipanti. Dengan senyum menawan, Jungkook berdiri di depan Aisyah, tepat di depannya.

"Mau apa kau kesini lagi? Menumpang sarapan? Maaf tuan, sarapan di sini sudah lewat." Aisyah berujar sinis.

Jungkook terkekeh. "Sabar, Nona. Aku datang ke sini tidak untuk sarapan." Aisyah masih menatapnya jengkel.

"Lalu?"

Jungkook mengusap tenguknya, matanya tak henti mencari objek sekeliling. "Kau ada waktu hari ini? Aku bosan di rumah."

"Tidak bisa. Aku akan ke Seoul central mosque jam 10 nanti." Masjid? Apa lagi itu?

"Apa itu masjid?"

Aisyah mengedipkan matanya beberapa kali. "Masjid merupakan tempat ibadah seorang muslim."

Jungkook mengangguk." Boleh aku ikut? Hitung-hitung sebagai ganti menemaniku."

Aisyah tidak tahu membawa Jungkook ke sana bagus atau tidak. Tapi melihat Jungkook yang benar-benar terlihat bosan, Aisyah rasa tidak buruk juga. Mungkin.

Senyum Jungkook mengembang saat melihat Aisyah mengangguk. Bahkan dirinya hampir memeluk Aisyah sebelum ia ingat bahwa Aisyah tidak boleh disentuh.

"Baiklah. Aku akan menunggu hingga waktunya tiba. Aku akan bermain dengan Jihyo. Kau lanjutkan saja menyiram bunganya." Jungkook terkekeh pelan lalu melangkahkan kakinya masuk ke panti.

Jika saja Aisyah mengucap istigfar, mungkin selang yang dipegangnya sudah mengarah pada Jungkook. Ia harus cepat menyelesaikan pekerjaannya.

☪️☪️☪️

Aisyah yakin tadi Jungkook bilang akan bermain dengan Jihyo. Tapi, hingga sekarang ia belum menemukan dua manusia tersebut. Ia sudah mencari ke seluruh penjuru panti.

Apa ia salah melihat tadi. Bukan Jungkook yang menghampirinya 30 menit lalu. Tapi, dari segi manapun, ia yakin tadi adalah Jungkook. Sangat yakin.

Aisyah tak menyadari ada dua manusia yang tengah mendekatinya dari belakang dengan mengendap-endap. Kedua orang itu tersenyum jahil.

"Astagfirullah." Aisyah memegang dada kirinya. Ia sangat terkejut.

Kedua orang yang berhasil mengejutkan Aisyah tertawa girang. Ia menghadap sang pelaku. Dilihatnya Jungkook dan Jihyo tengah tertawa hingga mereka berguling di lantai.

"Aishh... Kalian! Bagaimana jika aku terkena penyakit jantung?!" Tangannya ia kepal saking kesalnya.

"Sudahlah. Sekarang kau tidak apa-apa, kan?" Aisyah tak menjawab pertanyaan Jungkook yang selesai tertawa.

Jungkook mengernyit. Ahh... Ia sedang kesal ternyata. Jungkook terkekeh pelan. Ia mulai melangkah mendekati Aisyah.

"Ayolah. Kau tak benar-benar marah bukan? Aku hanya bercanda." Aisyah memalingkan pandangannya. Ia benar-benar marah.

Jungkook menghela nafas. Ia akui, ia salah. Tapi, kenapa Aisyah begitu marah hanya karena masalah kecil.

"Baiklah, baiklah. Aku minta maaf. Sekarang kau jangan marah lagi." Tak ada respon dari Aisyah.

AssalamuaikumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang