09 - SENANDUNG SEORANG SILUMAN

613 87 4
                                    

Stefanus terus melangkah bersendirian, meredah hutan yang dilitupi salji dingin. Memijak salji yang begitu putih. Dirinya perlahan-lahan senandungkan sebuah irama yang tenang dan sayup bunyinya.

"Silaunya mata, menjadi buta."

"Hatiku kabur, jiwaku hancur."

"Gelapnya jiwa, terkenang peristiwa."

"Berombaknya laut, menyeru maut."

"Bahtera dunia, menjadi sia."

"Jiwa terdampar, warasku disambar."

"Hadirnya derita, tanpa diminta."

"Jiwaku penat, semakin tenat."

"Aku menyerah, aku mengalah."

"Patahnya hati, jasad bersemi."

"Rapuhnya hati, jiwaku mati."

"Sakitnya jiwa, sesaknya hati."

"Sakitnya hati, penawarnya mati."

Aku tidak mahu mereka merasai derita seperti mana yang telah aku rasainya. Adalah lebih baik mereka mati.

TAMAT

❄TAMAT❄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SAKITWhere stories live. Discover now