Aku yang seharusnya tidak bisa lenyap

68 2 6
                                    

Aku dibangunkan oleh jam beker Dika yang berdering di subuh buta. Benar adzan pun masih berkumandang. Aku mengambil air wudhu dan hendak sholat, tapi rasa malas ini sangat menempel dibadanku. Aku beranjak ke kamar mandi namun laptop Dika tiba - tiba menyala, entahlah seharusnya baterainya habis. Aku melihatnya dan laptopnya menyetel film IP Man, aku hanya menyudutkan ujung bibirku. Aku kembali berniat akan mengambil air wudhu kembali, kutarik gagang pintu kamar mandinya, kau tahu ini masih gelap dan aku tidak menyalakan lampunya, dan aku tak berfikir akan melakukannya semua terjadi begitu saja. Angin malam menjelang pagi sangat dingin, dan kau tahu setan memang senang menggoda kita yang hendak menghadap Allah SWT. Aku hampir pingsan melihat diriku dikaca maksutku apa yang kulihat dikaca. Darah berlumuran dan 3 kata dari kanan ku "KAU AKAN MATI!."

"Dika kau bercanda sudah keterlaluan. Tadi malam kita dapat video horor karenamu, apa ini juga bagian dari rencanamu?." Aku masuk dan membersihkan kacanya. Namun ini,

"Ini bau darah sungguhan, apa maksutnya ini apa dia sedang sangat bercanda, apa ini darah manusia? Ah bagaimana mungkin dia rela menulis ini dengan darahnya, apa ini darah ayam? Apa dia memelihara ayam?."

Aku mencoba berfikir ini adalah lelucon, iya ini hanyalah sebuah lelucon yang dibuat Dika padaku, dia kan tak tahu aku nggak akan takut dengan yang beginian. Benar ini pasti darah ayam. Aku kembali membersihkan kacanya. Dan apa yang kulihat? Apa ini dia menatapku dengan tatapan seramnya. Baju putih abu - abunya yang berlumuran tanah dan darah entahlah sedikit bau busuk mungkin. Rambutnya berantakan dan seperti habis bermain hujan di sawah yang becek karena hujan, kau tahu dia kotor sekali, sekali lagi dia sangat kotor dan menyeramkan.dia semakin mendekati kaca ini maksutku dia mulai mendekatiku?

Entahlah aku sampai tak bisa bergerak ataupun berteriak sebisaku, suasana ini benar - benar pertama kalinya menjadikanku memecahkan apa yang selama aku yakini. Hantu itu ada dan benar - benar dekat dengan kita. Aku sedang menikmati suasana seram dengan adek SMA ini maksutku dengan hantu yang memakai seragam SMA ini, dan kau tahu dia cewek yang di video itu, yang bunuh diri.

"KRIIIIIIIIIIIIIIING!!." Benar jam beker Dika berbunyi, dan aku berharap hantu ini berbalik pergi namun dia hanya bergemin dan terus melototiku dengan wajah seramnya yang pucat. aku hanya bisa diam disudut kaca dan hendak menangis, aku memberanikan diri keluar dan pergi kemasjid, kemarin waktu aku membeli snack aku melihat masjid didekat rumah Dika, ini kesempatanku. Jam bekernya terus berbunyi aku langsung lari dalam hitungan ketiga dalam hati dan akhirnya aku berhasil keluar dari rumah Dika namun ini masih gelap dan ternyata adzan sudah berhenti berkumandang sedari hantu tadi tiba. Di ujung jalan ada lelaki berjubah dan aku sadar dia pembunuh sadis dalam video itu, dan aku mulai berhitung perkiraan yang akan terjadi selanjutnya, benar dia akan mengejarku. Dan aku harus lari kearahnya karena masjidnya berada di arah pembunuh itu.

"Video itu video kutukan dan aku malah menontonnya, dan apakah ini perkiraan ku memang benar adanya video itu jahat. Aku harus berhasil selamat. Apa aku meninggalkan handphone ku?. Dan aku mulai panik karena aku berniat memanggil polisi, karena itu cara satu - satunya yang kupunya di otakku saat ini. Aku sampai melupakan Dika yang berada didalam. Bagaimana jika dia di bunuh sama hantu tadi, dia masih saja tidur. Aku tak bisa sendirian aku harus menyelamatkanya dan aku lari kearah yang berbeda dari apa yang kurencanakan diawal, aku lari kerumah pak RT berselang 12 rumah dari rumah Dika mungkin sekitar 1 Km - an. Aku berlari dan dia mengejarku, apa dia mengejarku?. Tidak aku harus lari secepat mungkin.

       "Tolong - tolong!!! Tolong - tolong!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Tolong - tolong!!! Tolong - tolong!!!!." Apa - apaan ini mereka tak mendengarku. Iya ini gang sempit dengan banyak rumah berdinding tebal dan perlu diketahui ini gelap gulita. Lampu jalan oranye masih dinyalakan sumpah ini sepi banget. Dan aku sadar ini gangnya ini benar - benar gang dalam video itu. Aku mencari CCTV agar bisa terlihat apa yang kulakukan, semoga ada yang melihatku di CCTV. Dia mengejarku, ia tak tampak terburu - buru mengejarku namun kenapa aku benar - benar serasa dia cepat membuatku takut. Aku sudah sangat lelah dan kantor polisi masih 5 Km lagi. Aku mengubah rencana ku ke rumah pak RT, karena ternyata aku tidak tahu yang mana rumahnya. Kakiku benar - benar udah bergetar. Aku jatuh tersungkur, dia mengeluarkan sesuatu dari balik jubah hitamnya. Apa itu pisau? Tidak aku tidak akan cepat termutilasi jika itu pisau dapur, dalam video itu golok besar. Mungkinkah? Ok bagus, aku belum sempat minta maaf ke ayah dan ibuku bahwa selama ini aku berbohong mengenai uang jajan yang aku gelapkan untuk main ke warnet bersama Dika, aku belum mengembalikan buku Big - Bang Teory milik perpustakaan SMA ku karena aku menyukainya dan awalnya aku tak ingin mengembalikannya tapi sekarang aku merasa bersalah, aku juga minta maaf kepada semua cewek yang sudah aku sakiti mungkin? Aku juga minta maaf karena aku selalu bersikap buruk pada Edo, aku selalu pelit jika di mintai tolong. Ok baik, dosa - dosa ku bermunculan di kepalaku iya benar, ini bermunculan dan terus bermunculan tanpa henti. Aku benar - benar tidak sanggup berdiri. Mungkin ini akhirnya, dan terakhir maafkan aku Dik, karena aku meninggalkanmu sendirian sekarang, semoga kau dapat sahabat yang lebih baik dari aku.

"Selamat Tinggal Dunia!!!!." Aku berteriak sekeras mungkin dan di semakin dekat, aku menutup mata, dia semakin dekat entahlah aku merasakan bau semir sepatu yang semakin kuat. Sepatu itu berbunyi sangat lembut tapi berkat bau semir yang sangat menyengat aku bisa merasakan bahwa dia semkin mendekatiku. Aku bisa membayangkan raut wajahnya yang senang mendapatkan tumbal berharga seperti aku. Aku berharap aku masih diberi kesempatan hidup. Tapi sepertinya tak ada, dia semakin mendekat, memang benar dia orangnya, ini bau darah ~ ini benar - benar bau darah, bagaimana ini sepertinya aku akan jadi tumbal.

Aku merasakan sakit di leherku dan juga lenganku. Tidak ini bau darahku? Apa ini benar aku sedang di mutilasi. Aku sudah tak bisa merasakan lenganku menempel ke tubuhku, ini sakit sekali. Aku sudah benar - benar tak bisa membuka mataku. Entahlah apa yang akan terjadi padaku selanjutnya. Aku sudah tak bisa menggerakkan apapun, aku tak bisa.

JANGAN KLIK !!!!Where stories live. Discover now