Part 4 - Jovi

617 30 0
                                    

"Dingin itu gak ada di kamus gue, mungkin lo aja yang kurang kenal gue"

Jovian

···

"Jovi!" bentak seorang laki - laki kepada anak kecil yang ada di depannya.

" Plakkkk... "  sesaat kemuadian tamoaran melayang dan mengenai wajah manis anak kecil itu.

" Kamu itu harus jadi laki - laki yang pemberani dan kuat, pokoknya ayah bakal mendidik kamu seperti kakek kamu mendidik ayah dulu! " bentak laki - laki itu

Anak kecil itu hanya bisa menunduk dan menahan rasa sakit akibat tamparan yang mengenai wajahnya yang tampan.

...

" Jov, lo emang kapten yang pinter banget! " puji teman - temannya kepadanya.

" Jovi, bokap lo " teriak seorang cewek

"  Kenapa bokap gue? " tanya nya.

"  Bokap lo meninggal, gara - gara kecelakaan. Sabar ya Jov !"  kata cewek itu

" Gak mungkin " teriaknya

Dia pun segera berlari meninggalkan arena basket dan segera pulang ke rumahnya.

...

" Hai, Jov gimana kabar kamu hari ini? " tanya seorang cewek sambil merangkul lengannya.

Cowok itu langsung melepaskan tangan cewek itu, dan mendorongnya. Untung saja cewek itu tidak jatuh.

" Iiiihhhh... Jovi kamu kok kasar sih! Kamu jadi dingin sekarang, kamu kenapa Jov? " sentak cewek itu.

" Gue gak suka kalau ada yang pegang gue. " balasnya.

"  Oh ya, dingin itu gak ada di kamus gue, gue masih Jovi yang dulu. Kalau lo ngomong kayak gitu berarti lo belum kenal gue. " balasnya lagi.

...

Beeep...Beeep...Beeep

Bunyi alarm itu membuat aku membuka mataku,sesaat aku diam. Ku mulai mengumpulkan konsentrasiku, sesaat kemudian pintu kamarku terbuka. Ada seorang gadis kecil yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Gadis kecil itu langsung naik ke kasurku dan menggoyangkan tubuhku, sambil berteriak

" Kak Jovi ayo bangun. Kak Jovi gak sekolah? Ayo bangun kak! " teriaknya sambil memukuli tubuhku.

Segera ku gendong dia dan mengangkatnya tinggi. Dia hanya tertawa dengan lebar. Melihat ia tertawa aku jadi ingat dengan almarhum ayahku. Ia jarang tersenyum, sikap tegas dan dinginnya itu membuat sifat hangatnya hilang.

Seketika ingatanku tentang kata - katanya muncul.

" Jadi laki - laki itu harus tegas, jangan banyak main, jangan kayak anak kecil! "

Segera kuturunkan gadis kecil itu dan kusuruh dia untuk menunguku diluar.

Aku pun segera masuk ke kamar mandi. Ku buka semua kain yang menutupi tubuhku. Kuamati pantulan diriku di dalam cermin.

Shy Girl And Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang