Dua Sisi

1.6K 185 8
                                    

"Hiks... Hiks... kenapa dia harus pergi secepat itu! Sentuhan Yang HQQ 2 juga belum dipublish!" Protes Honey yang duduk disamping Ipeh.

Ipeh yang sedang mengemudi pun hanya melirik Honey tanpa minat. Ini adalah pertama dan terakhir kalinya ia menemani Honey ke acara-acara tak penting seperti tadi.

"Kalau aja gue masih hidup, gue gak bakal nyia-nyiain waktu cuman buat nonton film biru."

'Ckit'

Ipeh mengerem mendadak lalu menoleh ke bangku belakang lalu menganga tak percaya.

"Woah, jadi semua ide lo tercipta dari film ikeh-ikeh ga jelas itu?" Tanya Ipeh tak percaya.

Jecklin yang ternyata sedari tadi terduduk di bangku belakang pun tersenyum manis lalu mengedipkan matanya berkali-kali.

"Kenapa? Lo gak tau apa, kalau nonton film dewasa itu manfaatnya luar binasa?" Tanya Jecklin tanpa malu.

"Iya, lo yang gue binasakan!"
Ipeh mendesis lalu kembali melajukan mobilnya yang sempat terhenti di tengah jalan.

"Jangan bilang kalau lo belum pernah nonton film surga dunia itu?" Tanya Jecklin shock. Ipeh menatap tajam Jecklin melalui spion, membuat arwah penulis itu tersenyum menggoda.

Sangking asik mengobrol, Ipeh jadi lupa kalau mereka ada bertiga. Dengan perlahan Ipeh menatap Honey yang memberinya tatapan penasaran.

"Ngapa lo liat-liat, gue makin unyu-unyu, ye?" Tanya Ipeh gugup. Honey menyipitkan kedua matanya lalu menggerakkan alisnya seolah berkata, 'siapa yang duduk dibelakang kita?'.

Ipeh hanya membalas tatapan Honey dengan nyengir kuda. Tatapannya beralih kejalanan yang ternyata mereka sudah sampai di rumah Honey.

"Kita sampai! Babay, dan jangan pernah ngajak gue lagi!" Pekik Ipeh riang lalu mengibas-ngibaskan kedua tangannya.

Honey memicingkan kedua matanya, lalu menunjuk Ipeh.

"Awas aja kalau lo gak ngasih tau gue! Sampai jumpa di sekolah brokoliku!" Pekik Honey lalu keluar dari mobil dan memasuki rumah besarnya.

"Wah, dia pasti kaya raya." Ucap Jecklin yang sudah terduduk manis disamping Ipeh.

"Bapaknya ganteng kagak, biar gue gebet." Ipeh mendelik tak percaya.

"Dasar pelakor! Liat om-om tebel dompet dikit langsung gebet, lo mau gue sawer pakek kemenyan!." Balas Ipeh ketus lalu kembali melajukan mobilnya. Jecklin mendesis tak suka lalu kembali menatap jalanan.

"Gue cuman ngebuang-buang waktu!" Ucap Ipeh kesal. Jecklin menatap Ipeh bingung.

"Lo."

"Keluar, gue gaj bisa bantu." Sambung Ipeh yang langsung membuat tatapan Jecklin menjadi sendu.

"Baiklah, maaf gue uda ganggu." Ucap Jecklin pelan lalu menghilang. Ipeh menatap bangku yang sudah kosong itu datar lalu kembali menatap kearah jalan yang tak biasanya lenggang.

Setelah beberapa menit akhirnya Ipeh pun sampai. Rumah besar dan mewah itu dapat menyimpulkan bahwa gadis lusuh dan kurang kasih sayang itu sangatlah kaya raya.

Ipeh memarkirkan mobilnya lalu memasuki rumahnya dengan langkah berat.

"Bagaimana? Apa putri ayah sudah memiliki pria untuk berkencan?"

Ipeh menatap ayahnya yang sudah berumur tapi masih saja tampan itu. Kebiasaan menggemaskan sang ayah adalah menyambut putrinya pulang disaat weekend.

"Ipeh tidak pergi berkencan ayah, Ipeh hanya menemani Honey ke acara tak penting." Jawab Ipeh tanpa minat. Ayah Ipeh yang tak lain adalah Gerald, si pria campuran Belanda, Korea Selatan.

"Kemarilah, ayah ingin menunjukkan sesuatu padamu." Ucap Gerald lalu menarik putrinya ke sofa empuk disana.

"Ada apa ayah? Jika ini berhubungan dengan pria, ayah hanya buang-buang waktu." Gerald menggeleng lalu menatap Ipeh serius.

"Ayah memiliki permintaan." Ucap gerald penuh keseriusan. Ipeh menautkan keningnya. Baru kali ini ayahnya menatapnya seserius itu.

"Ayah ingin kau menjadi brand ambassador produk terbaru ayah." Ipeh membelakkan kedua matanya lalu tertawa renyah.

"Ayah, jika ayah ingin menghinaku jangan sesakit itu, Ipeh ini juga putrimu." Balas Ipeh yang langsung dihadiahi cubitan gemas dari Gerald.

"Ayah serius! Dan ini adalah permintaan pertama ayah padamu, jadi ayah sangat berharap kepadamu." Ucap Gerald dengan sikap tegasnya lalu melangkah pergi, meninggalkan Ipeh yang menganga tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Ayah! Siapa yang telah merasukimu!" Jerit Ipeh tak terima.

-

"Apa yang dia katakan?" Tanya pria muda nan tampan itu.

"Tenang saja, brokoli itu sangat jinak dengan ayahnya yang lemah lembut ini." Balas Bianca sambil menatap suaminya. Gerald menatap Bianca kesal lalu mengecup bibir istrinya itu geram.

"Ah, mengapa orang tua zaman sekarang semakin menjadi-jadi." Balas pria tampan yang ternyata adalah Dieter, sosok pria idaman yang sangat menyayangi adik brokolinya.

"Menjijikan." Desis Dieter lalu melangkah meninggalkan sepasang sejoli itu.

-

'Cklek'

Ipeh melangkah masuk dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk favoritnya.

"Sayangku! Barbie kembali." Ucap Ipeh senang sambil mengelus ranjangnya. Gadis itu menutup matanya dan mulai memasuki alam mimpi, tetapi matanya membelak sempurna saat mendengar sesuatu.

"Kamar lo luar biasa, gue gak nyangka gadis berwajah anak tukang gali comberan seperti lo ternyata kaya raya."

Dengan cepat Ipeh berdiri dan mendapati Jecklin yang sudah menjelajahi barang-barang dikamarnya.

"Jangan sentuh mereka!" Pekik Ipeh saat Jecklin hampir menyentuh boneka aneh yang menyerupai jenglot itu.

"Kenapa?" Tanya Jecklin dengan polos. Ipeh memutar bola matanya.

"Lo akan terperangkap ke dalam." Jawab Ipeh yang langsung membuat Jecklin menjauhi boneka menyeramkan itu.

"Lo gak punya hobi yang lebih manusiawi apa! Mengapa harus mengoleksi boneka siluman kayak gitu." Protes Jecklin yang langsung di hadiahi tatapan tajam dari Ipeh.

"Lo ngikutin gue?" Tanya Ipeh, Jecklin memanyunkan bibirnya. Lalu menatap Ipeh memohon.

"Gue gak punya tujuan, dan hantu-hantu sialan itu mau nangkap gue. Waktu mereka tau gue mau ke rumah lo mereka lari ketakutan. Tapi gue yakin, hantu-hantu jelek itu pasti masih ngincer gue karena kecantikan gue yang tiada tara!" Jelas Jecklin dengan ekspresi takut dibuat-buat. Ipeh memejamkan matanya lalu membuang nafas frustasinya.

"Di dunia lo saat ini, lo harus berjuang bertahan hidup, yah walaupun lo uda ga hidup! Dan gue juga gak peduli sama lo atau pun hantu-hantu tak berguna itu." Ucap Ipeh tajam dengan nada tak sukanya.

Begitulah kehidupan makhluk seperti Jecklin, mereka masih belum bisa tenang hanya karena sudah berubah menjadi arwah. Karena, di alam mereka memiliki dua sisi, sisi positif dan sisi negatif.

Lalu, apa yang membedakan mereka? Arwah negatif adalah arwah yang serakah dan memiliki dendam, dan banyak dari mereka yang membunuh atau pun memperbudak arwah-arwah yang lain dengan usia mereka yang sudah tua. Semakin ia lama menjadi arwah, semakin kuatlah kekuatannya. Dan apa yang dilakukan arwah positif? Mereka akan bersembunyi dari arwah negatif dan mencoba hidup bersanding dengan manusia, walaupun itu sangatlah tidak mungkin dilakukan.

"Gue janji akan pergi. Tapi, please  bantu gue. Dan gue gak akan gangguin lo lagi."

Bersambung...

Medan, 23 Februari 2018.

Specialis PuellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang