Jam 05.40 aku berangkat ke rumah kak Juna untuk menepati permintaannya; dibuatkan sup pengar untuk penghilang mabuk.
Tidak pakai gojek, melainkan dijemput olehnya yang sekalian pulang ke rumah. Katanya bahaya, masih gelap. Belum ada matahari. Aku hanya menurut dan ikut.
Sesampainya di rumah kak Juna, dia hanya berbaring di kasur dengan setelan kerja nya semalam dan terlelap. Aku hanya menggelengkan kepala dan menuju dapur.
Tenang, isi kulkas kak Juna selalu lengkap dengan bahan - bahan masakan. Aku pun sudah terbiasa melakukan ini selama 2 tahun? Sepertinya.
●●●
"Kak Juna, ayo bangun. Supnya udah siap. Mau makan abis mandi apa gimana?"
"Mau mandi dulu deh ya. Dina tunggu disini aja, gantian kamu yang tidur" jawabnya.
Aku hanya mengangguk dan berbaring memakai selimut. Entah kenapa aku selalu bisa tidur di kasurnya kak Juna.
Jam 7 pagi, aku dibangunkan dan kak Juna sudah rapih untuk pergi ke hotel bintang lima punya ayahnya.
Pekerjaannya apa? Bukan CEO. Melainkan head chef - nya hotel tersebut. Dia menolak dijadikan CEO karena bukan bakatnya. Padahal sudah jelas dia mendapat gelar s2 manajemen. Hanya saja bakat memasaknya diasah sampai ikut perguruan di Perancis.
"Dina, aku antar ke tempat kerjamu ya. Beresin dulu bajunya, jangan lecek. Nanti diliat atasan malah sepet lagi hehe"
Aku hanya tersenyum dan mengaca di cermin besar ruang tamu.
Pertanyaan yang harusnya kujawab daritadi adalah:
Kenapa aku selalu membuat sup untuk kak Juna disaat dia mabuk?
Karena katanya sup buatanku enak. Walaupun kadang suka hambar atau keasinan.
Kenapa sampai 2 tahun lamanya?
Karena aku kenal kak Juna selama 2 tahun 5 bulan. Dan kak Juna itu kuat minum. Makanya terbilang sering aku membuat sup pengar untuknya.
"Kapan - kapan, aku mau deh ngebuatin sup pengar buat kamu" ujar kak Juna sambil mengemudikan mobilnya
"Tapi kan aku ga minum?" jawabku.
"Sama aku ya Dina. Aku mau liat tingkah kamu mabuk gimana. Nanti sore jam 4 aku jemput kamu, aku bawa red wine."
"Iya kak.."
●●●
Jadi, ini tuh selang - seling pembicaraan di telepon antara Dina sama kak Juna dan kejadian mereka berdua setelah teleponan yaaaa. Ngerti kan? Hehe
