tidak disetujui

693 128 3
                                    

Kak Juna punya rumah sendiri di sebuah cluster mewah.

Dengan interior minimalis serba hitam putih dengan tipe 25 bertingkat satu, terlihat sederhana namun juga luas.

Entah sejak kapan kak Juna mulai tinggal sendiri, tidak dengan orangtuanya. Dia hanya memberi tahu kalau rumah yang dia tempati adalah hasil dari jerih payahnya menjadi chef.

Makanya aku sering bolak - balik ke rumah kak Juna. Padahal ga penting - penting banget. Kayak ngobrolin tentang kerjaan masing - masing lah, dinner bareng lah, buatin sup pengar buat kak Juna lah, atau kadang ngurus kak Juna yang suka tiba tiba sakit.

Seperti saat ini. Aku sedang libur dan kak Juna minta ditemani ke klinik hewan untuk mengurus anjing kesayangannya. Katanya gaenak kalo sendirian, suka digoda dokter hewan disana. Ada - ada saja.

"Pake seatbeltnya dong Dina" kata kak Juna saat membenarkan kaca spion dan melihat aku yang masih sibuk scrolling home instagram.

"Iya kak iya. Jalan aja dulu mobilnya" jawabku enteng.

"Ah.. kebiasaan banget deh manja"

Seperti biasa, kak Juna memasangkan seatbelt dengan setengah memeluk badan. Dia hanya tersenyum lalu sedikit mengacak - acak lembut pucuk kepalaku.

"Bilang apa?"

"Sama - sama kak Juna"

"Yeeeeee bocah!"

●●●

Kita berdua pun kembali ke rumah. Aku sudah sangat letih karena anjingnya kak Juna yang hyper-active dan kebetulan kak Juna gabawa talinya. Jadi aku harus ikut serta mengejar - ngejar mongmong biar ga kabur.

Oiya, mongmong nama anjingnya. Hehehe lucu ya?

"AKHIRNYAAAAAAAA" teriakku sambil membentangkan kedua tangan keatas. Sudah siap berbaring untuk merenggangkan badan.

"Kamu siapa?"

Orang yang tidak asing. Kak Juna langsung berdecih tanda tak suka.

"Mamah ngapain kesini?" tanya kak Juna acuh.

"Ngapain kata kamu? Hebat, orangtua dateng bukannya disambut malah kesannya kayak diusir" ujar tante Rena selaku mamahnya kak Juna.

"Permisi tante, maaf ganggu waktunya" ucapku sekenanya. Terlihat sopan itu perlu bukan?

"Udah, stop basa - basinya. Pulang sana, kan urusannya sama Juna udah selesai" pekik tante Rena yang membuat gue down seketika.








Kak Juna menarik tanganku dan membawaku ke belakang badannya, seperti melindungiku dari amukan mamahnya.

"Juna masih ada urusan sama Dina. Adaan juga mamah yang gapunya urusan sama sekali sama Juna."
"Kalo mamah mau stay disini ya gapapa, Juna mau pergi keluar."

Aku hanya menunduk dan berusaha tidak mendengar perkataan yang sangat menyakitkan dari tante Rena.





"Juna! Tuhkan, mamah bilang juga apa?! Kalo kamu deket - deket sama orang bawah, malah gapunya etika gini ke keluarga terutama mamah! Pacaran kok sama orang yang ga berada? Inget dong strata sosial kamu gimana!"




Kak Juna pun menutup kedua telingaku dengan kedua telapak tangannya dan berkata, "Dina, anggap aja kamu ga denger apa - apa ya?"




Aku capek kak Juna. Bertahun - tahun kita kenal, kamu sering menutup telingaku hampir ratusan kalinya.



Tidak disetujui itu, tidak menyenangkan.

03.00 ㅡ DO KYUNGSOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang