Part 13

250 25 0
                                    

DON'T WANNA LOVE YOU
PART 13

#dontwannaloveyou
#lunarose

*Arianna*

Dorang mama sama Irina mau balik kampung, jiran sebelah rumah kami meninggal, sakit tua si aki. Mama bilang jahat juga tidak kasi tunjuk muka sedangkan dulu bapa kami meninggal, dorang yang banyak tolong.

Sa tau mama pun rasa serba salah mau kasi tinggal sa dalam keadaan begini, dorang membawa juga sa ikut tapi sa tidak rasa sa dapat menghadapi suasana macam tu sekarang, bikin tambah sa teringat Aaron saja. Tambah lagi lemah sa nanti. Belum betul-betul kuat hati sa ni.

Si Bella mati-mati mau ikut dorang, abis Irine la tu cerita2 sama Bella di kampung ada sungai la ada ayam la... apalagi ni anak bandar, teruja mau ikut tingu kampung. Jarang2 bogia kami dapat bawa Bella balik kampung.

"Bah Arianna.. bagus2 ko sini nak.. kalau ada apa2 kau telepon saja Dr Dexter, ada tu dia kasi numbur telepon dia.. Irina kau tulis dulu gia numbur tu Dr kasi kakak kau..." Ke seribu kali sudah ni si mama memesan. Sampai pintu rumah sudah pun dia ulang lagi pesanan dia. Bagus kalau satu saja, macam empat muka surat sudah pesanan dia. Beginilah kalau mama mama kan...

"Sudah bah ma.... sana sa lekat di esbok tu, basar2 lagi sa tulis nombor si doktor..." Nah macam mengencang sudah jawapan si Irene. Dia pun malas ni stail si mama kuat ulang2.

Dalam hati sa, siou lah sa mau telepon Dr. Dexter. Tiada penyakit mau cari penyakit. Sa hidup juga bah ni sendiri.

Sa panggil si Bella, sa peluk dia kuat2. Sa rindu ini anak. Tapi mommy pun tidak kuat mau jaga Bella sekarang. Syukurlah ni budak tidak broken macam mommy dia.

Hari2 juga Bella tanya daddy dia, tapi tidak taulah siapa ajar, omma mungkin, sendiri dia cakap Daddy ada di heaven looking after us, dia bilang. We will meet him again when the time comes, when daddy is missing us too much. Dia bilang semalam. Termenangis sa dengar. Mommy hoped the time gonna come soon. Mommy tidak kuat. Mommy missed your daddy so much. Mau saja sa cakap begitu tapi sa tidak mau nanti Bella pun ikut2 sedih. Sa angguk2 saja peluk dia semalam supaya Bella tidak nampak air mata sa.

"Bella bagus2 ah di kampung.. don't be naughty, dengar cakap nenek sama aunty ah... if u miss mommy just call mommy... mommy gonna miss you so so much..." Nah sa lagi ni menurun gaya si mama, ulang2 pesanan yg sama. Si Bella kerimasan sudah kena gapus2 tidak mau lepas dari tadi. Mana dia peduli mommy lagi, excited pikir sungai...

"Bah Arianna... bagus2lah kau... ingat pesan mama..". Mulai lagi si mama. Bagus sa potong sebelum berpanjangan ini siaran radio.

"Ya bah ma... pigi la kamu... sa okey2 sudah juga ni... taulah sa jaga diri.. sa di rumah saja rehat2... pigilah kamu.... memanas sudah tu driver taxi tunggu kamu tu..".  Nah kan kena hon sudah. Barulah dorang cepat2 jalan. Sa sempat2 lagi cium si Bella.

Jalan saja dorang, terus sa tutup pintu rumah. Sa baring di sofa saja. Sebenarnya lemas2 sa rasa badan sa. Tidak larat mau naik pigi tingkat atas. Macam mau demam balik. Biarlah. Tidur dulu. Nanti sudah bangun, okeylah ni...

=======================
*Dexter*

Sampai saja sa depan rumah Arianna, gelap saja ni rumah. Tidak kena pasang lampu. Lain sudah hati sa, kenapa Arianna tidak pasang lampu ni. Dia tidur ka dia lupa. Dalam rumah pun nampak gelap. Tiada karan ka ni?

Tadi Irina ada call kasitau sa dorang balik kampung, si aunty sempat lagi menyampaikan pesanan suruh sa tengok2 Arianna. Orang tua kan, apalagi keadaan Arianna yang tidak berapa stabil, risau dia.

Tidak payah kena suruh pun memang sini-sini saja sa ni, kalau boleh sa tidak mau pulang sudah. Tidak tau kenapa hati sa begini, tapi sa betul2 mau jaga Arianna. Sa tidak boleh tengok keadaan dia sekarang, weak, fragile..

Sa sedar sa memang falling sama dia, bukan sa tidak pernah fall sama girls kan, but when it comes to her, it's so different. Something I had never feel before. The urge to craddle her and protect her from the world with all I have. Arianna, if only you can see what's in my heart... 😔

Cepat2 sa ketuk pintu. Tiada  tanda mau kena buka. Sa try pulas tu tombol. Terus terbuka. Astaga kenapa si Arianna ni careless betul ha? Ni yang sa mau marah ni...

Sa terus switch on tu suis lampu tepi pintu. Terus mata sa fokus sama Arianna yang bukan main lagi lena tidur di sofa. Bagus! Kalau perompak yang masuk? Kalau perogol bersiri? Jackpot la tu! Sembarang betul ni perempuan.

"Arianna!". Sa kasi gerak bahu dia mau kasi bangun dia. Tidak bergerak. Mata dia masih lagi terpejam. Bulih tahan. Godopon.

"Arianna... wake up... you're so careless you know... wake up now...". Sa kasi goyang lagi bahu dia. Berlutut sudah sa di sebelah sofa. Kalau nda bangun juga, sa cium ni... sudahlah comel.. muka pink2... bibir merah macam rose bud... jagalah...

"Arianna...?" Sa bisik dekat telinga dia. Okay last attempt before I kiss you, sa bilang dalam hati.

Baru dia bergerak. Pelan2 Arianna buka mata, duiii cantiknya mata dia ni dari jarak dekat... macam sunrise...

Baru terkelip2 lagi tu mata tengok sa... bolehkah tolong jangan comel sangat? Kau mendera batin sa oh begini, princess...

"Why are you here again?" That's cold. Macam kena siram ais terus hati sa yang sudah berbunga2 cinta tadi. Mengeluh sa dengar nada dia.

"To check on you la... tu pintu pun tidak kunci, how come you so careless? Kalau me tidak datang, sampai siang la tu pintu begitu? You're alone bah, cuba be extra careful for god sake!" Nah kan termarah. Cuba kalau sa ada cium tadi tu, mesti tidak sampai hati sa mau marah. 😂

"Em... I fell asleep... I feel weak.." Lemah suara Arianna. Macam mengadu pun ada. Kesian pula sa dengar. Sejuk terus hati sa. Dia mau cuba bangun, tapi macam weak betul dia mau bangun. Cepat2 sa tolong pegang dia kasi duduk.  Aduiii panasnya badan dia ni. Demam ka lagi...

Arianna: "I can help myself!"
Tengok tu, degil. Bulih2 ah Arianna tepis tangan sa. Gerigitan sa rasa.

Dexter: "No you can't. You need me. Allow me to help you. Ni mau bangun pun tiada tenaga."

Sorrylah dia mau dengar cakap sa. Tengok tu mau berdiri sendiri konon. Sempat lagi dia jeling sa. Mau berdiri pun wobbly dia punya kaki. Dasar keras kepala. Apa sa peduli, sa berdiri terus sa sauk saja badan dia, dukung pergi tingkat atas.

"YOU!!! PUT ME DOWN!!!" Fuh bulih tahan nyaring suara dia.

Sorry Arianna, I had to. Pedulilah kau dengan kedegilan kau tu. I can't tolerate that. It had to be my way. I just want to care for you.

Marah2 Arianna pun, sa dapat rasa tangan dia cengkam kuat2 baju sa di dekat kolar. Takut jatuh la tu. Don't worry sayang, I'm strong enough to carry you for another ten miles. I couldn't help myself from smiling. Oh gosh. Can I hold you forever like this, hm Arianna...? 😊

Don't Wanna Love YouWhere stories live. Discover now