"Aku? Aku hanya sebuah wujud mati yang memiliki roh. dan aku juga adalah seseorang yang kau kenal dulunya."
Ah mungkin terlalu gampang untuk di jawab bagi seorang makhluk cantik itu. Axel hanya mengangguk, dan berfikir untuk memberikan pertanyaan selanjutnya.
"Kalau begitu, apa tujuan mu tiba tiba berada di sini?"
Pertanyaan yang lumayan berat bagi seorang gadis. ini seperti sedang di introgasi oleh detektif. Axel benar benar sangat penasaran, maka ia tidak akan segan membuat pertanyaan jika itu tidak dapat membuatnya puas.
"Tujuan ku.. seperti yang kukatakan di awal tadi. hanya ingin memberikan petunjuk, beberapa hal untuk seorang soul breaker seperti mu."
'Soul breaker'? katanya. terima kasih bulan, dengan jawaban mu aku jadi mendapatkan pertanyaan lebih banyak. pikirnya. Axel merasa ia sedang mengungguli sebuah pertandingan.
"Apa kau datang dari dimensi putih itu?" tanyanya, sedikit berat dari sebelumnya.
"Apa? kau bercanda ya? dimensi putih itu hanya sebuah tempat bertemunya roh sesama roh. jadi, bisa di katakan waktu itu aku hanya menarik roh mu keluar dari tubuh aslimu untuk pergi ke tempat itu. dan jadilah seperti saat ini" perjelasnya, sedikit terhibur dengan pertanyaan yg di lontar kan Axel.
Sial. gadis itu sangat manis ketika tertawa kecil dengan senyum yang masih tertera di sana. yah walaupun masih dalam wujud makhluk astral. jadi apa salah nya kalau mengkritik sedikit, kan? hampir saja Axel terpesona melihat kejadian yang baru saja terlewat sangat cepat.
"Hm.. biar ku tebak, kau datang dan ada sudah dari beberapa tahun yang lalu kan?"
"Luar biasa! insting yang bagus Axel.." Bulan bertepuk tangan.
"Tidak, ini hanya perkiraan ku saja. dan juga kau pasti sudah mengetahui ku kan? sampai saat ini kau mengincarku juga." mata nya mengernyit tajam, tangannya mengelus dagu seperti orang yang lagi berfikir.
"Hm.. yah, kurang lebih 5 tahun."
Apa? 5 tahun katanya? sungguh, sebenarnya dia ini siapa. tidak mungkin. pasti Bulan salah orang, tidak mungkin kalau dirinya.
Bulan hanya menatap Axel, namun pemuda itu mengacuhkan pandangan nya. Rambutnya berterbangan kesegala arah. padahal di sini tidak ada angin. Ya namanya juga makhluk astral mau bagaimana lagi?
"Apa maksud dari 'soul breaker'? kau bilang aku ini seorang soul breaker kan?" tanyanya lagi.
"Ah kalau itu aku tak bisa memberi tahu mu. biar kau sendiri yang akan mengetahuinya."
Sial, dia menjawab enteng seolah sudah menang. padahal Bulan baru saja memberikan pertanyaan kepada Axel, tapi ia tidak di beritahu. menyebalkan sekali.
Axel membaringkan tubuh nya ke kasur. menutupi mukanya dengan lengan, ia diam diam melihat Bulan dari sela sela lengannya. Bulan tipe gadis yang tenang, namun juga heboh sendiri jika melihat sesuatu yang mengagumkan menurut nya. pendiam dan patuh juga termasuk kategori darinya. ini hampir mendekati kriteria gadis yang Axel sukai dulu. ditambah lagi Bulan sangat suka membuat lawan bicaranya 'penasaran'. Ya, itu yang membuat Axel tidak suka dari gadis itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Axel belum juga pergi ke alam mimpinya, karna ada Bulan.
Bulan memancarkan cahaya nya sampai mengenai gadis itu. ia menikmatinya. seperti sedang menyalurkan kekuatan antara Bulan dan bulan yang ada di atas.
Repotnya jika kita berbicara dengan seorang gadis yang bernama 'Bulan' dan 'bulan' yang jauh di langit atas. kenapa nama mu tidak sekalian saja menjadi matahari?
"Hei Bulan, jika kau sudah tau semua mengenai diriku. Apa kau tau gadis dulu yang pernah membuat ku seperti orang yang lupa ingatan?"
Bulan terdiam. kali ini dia tak sedang tersenyum, ia memejamkan matanya. tidak tahu apa yang harus dijawab. Axel melirik Bulan. lalu ia tersenyum kembali seakan tau jawabannya.
"Menurut mu? kalau aku tahu, apa yang kau mau?"
"Entahlah.. aku sendiri juga tidak tahu"
"Begini saja, aku akan membantu mu untuk mengetahui siapa gadis dulu yang kau bicarakan. sebagai gantinya, kau harus membantu ku melengkapi seluruh puzzle" iris nya bersinar, rambutnya yang bergerak ke segala arah memperindah dirinya.
Axel terpana, ia tak bisa mengalihkan pandangannya. sungguh, baru kali ini Axel menatap lekat seorang gadis.
Waktu memperhentikan kegiatan mereka. Axel sudah tertidur. Bulan mengehela nafas berat, betapa sulitnya memecahkan masalah ini. terlebih lagi Bulan juga tidak tahu ap yang harus ia lakukan pertama kali. menyusun puzzle hingga selesai itu memang mudah, tapi bagaimana kalau potongan puzzle itu harus terlebih dahulu di temukan? sepertinya hari ini dan kebesokan harinya akan membuat semua orang yang terlibat juga dapat merasakannya.
Kalau boleh jujur, Bulan juga tidak tahu apa apa. ia hanya berpura pura tahu agar Axel mau membantunya. bukan Bulan lah yang akan membantunya. ini seperti senjata makan tuan.
"Aku adalah gadis itu, Axel" ucapnya, lirih. semoga saja Axel tidak mendengarnya.
.
.
.
Selamat sore menjelang malam!
Kembali lagi dengan saya aucan (author ican) Hehe.. maaf ya saya telat lagi meng update chapter selanjutnya, karna saya butuh niat yang sungguh sungguh untuk mengerjakannya. Oiya biasanya saya mempublishkan 2 hari setelah hari di up nya. Jadi, saya mohon maaf bila lewat dari hari yang sudah di tentukan :(Semoga kalian betah ya membaca cerita ini. Jangan lupa vote n komen! Semakin banyak, semakin semangat saya melanjutkan. Cukup sampai sini dlu. Sekian.
-IcanHiu
KAMU SEDANG MEMBACA
WORLD in COMA
Mystery / ThrillerPernahkah kalian membayangkan atau berfikir bagaimana rasanya jika jiwa dan roh kalian terpisah? dan bagaimana kalau roh penghuni tubuh kalian itu tak pernah bisa kembali ke tempatnya? "sulit rasanya saat mengetahui kalau diriku yang sekarang hanya...