Aku Donat. Dan aku perempuan. Ini kisah romansaku di usia remaja. Masa SMA. Benar kata lagu yang dinyanyikan Chrisye, yang beliau bilang dalam liriknya
Tiada masa paling indah, masa masa di sekolah, tiada kisah paling indah, kisah kasih di se... lokan. Ah, bukanlah, sekolah!
Aku tinggal di kota bernama Tepung. Kota Tepung sangat indah. Asri. Meski masih menganut paham pamali yang kuat dan kekampungan. Tapi aku senang. Tak ada real estate atau perubahan bangunan di sana. Kami hidup bertetangga rukun. Rumah-rumah kami sederhana namun paguyuban. Kecuali bagi keluarga yang dikatakan berada, kaya, rumah mereka lebih bagus tentunya, tetapi tidak mewah dan mencolok sendiri. Kendaraan baik angkutan umum maupun pribadi belum banyak, tapi memadai. Motor sudah banyak dimiliki. Sedang untuk mobil, hanya kalangan tertentu yang punya, yang berada. Kota Tepung hampir sama keadaannya dengan kotamu di tahun 2000. Itu dari segi kota, sedang rumahku dan keluarga, terletak di kampung Sagu. Kami biasa memakai kampung, ketimbang nama jalan untuk menunjukkan alamat. Aku, perempuan bernama Donat tinggal di situ. Aku bersekolah di salah satu SMA favorit kota Tepung. Sekolah favorit dan kufavoritkan. Karena disitulah, aliran takdir mengajakku kenal dengan laki-laki terfavoritku di dunia.
Tahun 2003, aku diterima di SMA favorit itu. Senang rasanya, karena Ayah dan Ibu yang ingin sekali aku bersekolah disana dan senang bisa mewujudkan keinginannya. Aku ingat persis saat-saat kritis masuk kesana. Kala itu tak ada tes masuk, menggunakan nem atau nilai UN SMP. Jadi, ya, aku anggapnya untung-untungan. Nemku, sih, waktu itu lumayan tinggi, sedang sahabatku, Susu, dia kelimpungan kebakaran angka. Soalnya, nem Susu tidak bisa di bilang lumayan. Susu begitu ingin bisa masuk SMA itu, tapi melihat nemnya yang menyedihkan, dia sedih, tau diri. Serasa tak ada bekal senjata lagi yang bisa ditembakkan untuk menembus dinding sekolah favoritnya. Ajaibnya, pengumuman baik terdengar ketelinga kami berdua yang saat itu sedang berada dalam kerumunan siswa lain yang menunggu pengumuman diterima tidaknya oleh pihak SMA. Tuhan Mahabaik. Susu lulus pas-pasan. Seketika kami berhambur dalam pelukan. Bagaimana, ya, perasaanku kalau digambarkan saat kejadian, ah kalau diwakilkan dengan kata 'bahagia' tidak cukup. Lebih. Aku sangat senang bisa satu sekolah lagi dengan sahabat kesayanganku, Susu.
Senin pagi, hari pertama aku reinkarnasi seragam setelah sebelumnya, selama seminggu melalui masa orientasi siswa (MOS) negeri kita yang kau taulah bagaimana pada umumnya.
Masa SMA. Masa putih abu-abu. Di usia keenam belas tahun, aku resmi jadi anak SMA. Saat itu, kami semua sedang melaksanakan upacara. Upacara pertama. Sambutan dari Kepala Sekolah menjamu kami siswa baru. Berikut perkenalan oleh staf dan guru-guru. Aku berdiri dibarisan kelima. Keadaan masih kaku. Aku, dan mungkin yang lain juga belum akrab satu sama lain. Sayangnya, aku tak satu kelas dengan Susu. Padahal waktu SMP, tiga tahun berturut-turut kuhabiskan berbagi meja panjang di kelas dengannya. Aku merasa kehilangan selera ngobrol jika tak ada Susu. Kutengok kelas Susu X.1 yang hanya berjarak dua kelas dari barisanku. Ah! Susu asyik sekali bergurauan dengan kawan satu kelasnya yang baru. Cemburu menyeruak seenaknya saja saat aku memandangi Susu yang tengah tertawa. Dia sudah melupakanku, pikirku. Tapi kupikir lagi, memang akunya saja yang tak pandai berbaur pun bergaul. Aku tenggelam dalam lamunan buruk. Kepalaku tertunduk lesu yang mengarahkan tatapanku hanya tertuju ke tanah.
Tetiba ada tepukan yang memberantakkan lamunanku. Kutoleh ke arah kiri, kudapati ada Kopi sedang memandangiku yang lengah tertunduk. Aku langsung tau namanya dari nametag yang menempel diseragamnya.
"Kamu, tadi taruh tas di bangku belakang, bukan?"
Aku menatap lurus perkataannya. Diam. Ya, kuakui tadi aku melakukan yang dituduhnya. Perebut tempat. Begitu yang biasa orang-orang kampungku bilang mah.
YOU ARE READING
DONAT DAN COKLAT
Teen FictionKuberitahu, bagiku, cinta seperti Donat. Donat, makanan polos yang belum ada rasa. Ia bisa menjadi manis seperti Coklat. Pahit seperti Moka. Asam seperti Stroberi. Atau kecut seperti Keju. Cinta bagai Donat yang bisa jadi berbagai macam varian rasa...