01

405 51 6
                                    

Ha Sungwoon berdiri dengan gugup sore ini tepat di halaman belakang sekolah. Sementara di depannya seorang cewek yang memasang wajah bingung. Iya, dia bingung karena tiba-tiba aja temennya nyuruh dia buat ke halaman belakang sekolah saat dia sedang latihan dance. Dan dia menemukan Sungwoon sudah menunggunya sambil bersandar pada dinding kelas 11 IPA 2. 

"Kenapa, Woon?" tanya cewek itu. 

"Sori, ya gue manggil lo pas lo lagi sibuk latihan dance." kata Sungwoon. "Gue pengen ngomong sesuatu sama lo."

Alis cewek itu terangkat. "Apa?"

"Jadi pacar gue, ya!!" seru Sungwoon. 

Suasana hening seketika usai Sungwoon berkata dengan keras. Hanya terdengar gemerisik pohon mangga yang diterjang angin kencang. Cewek itu masih tertegun dan mengerjap. Sementara Sungwoon sedang mengatur napas. Sedikit lega karena akhirnya dia berhasil mengatakannya. 

"Woon?"

"Ya?"

"Lo kena step, ya?"

"Ha? Apaan?" Sungwoon mengangkat kepala dan langsung kelabakkan. "Kagak, lah! Gue sehat walafiat, luar biasa, Allahuakbar!" Sungwoon mengepalkan tangan keatas. Mengucap salam khas yang biasa para peserta pesantren kilat katakan. Walaupun keringat semakin mengucur dan wajahnya semakin merah. Rasanya ingin kabur lalu ngumpet di kolong meja. 

Iya, Sungwoon malu banget.

"Lo suka sama gue?" tanya cewek itu tidak percaya. 

"Ya..." Sungwoon mengantungkan ucapannya. Tanpa menatap mata cewek itu. "Gitu..." dia hanya bisa nyengir garing.

"Gue nggak nyangka sih lo bisa suka sama gue. Tapi sori, Woon. Gue nggak bisa nerima lo..." Jawab si cewek. "Gue 'kan udah punya pacar. Dan gue nggak mau selingkuh. 'Kan kesannya gue nggak bersyukur banget."

Ya, gue juga kagak mau, sih. Harga diri gue bakal jatuh, batin Sungwoon. 

"Lo juga pendek. Malu ntar kalo jalan sama lo."




















"Nggak usah pake alasan pendek, bisa?"

***

"Woi, Jung! Lo kalo ngasih target realistis dikit, dong!"

Sungwoon langsung mencak-mencak di dalam kelas 11 IPA3 saat mendapati seorang cewek yang kini tengah tertawa melengking begitu Sungwoon masuk dalam kondisi ngedumel sendiri. Dia nggak berhenti tertawa, sampai perutnya sakit. Apalagi  saat mendengar jawaban cewek yang tadi 'ditembak' Sungwoon di belakang IPA 2. Pastinya sebagai orang yang memberikan Sungwoon perintah, dia nguping juga dari balik jendela IPA 3. Bahkan direkam.

"Apaan sih, Woon? Jangan marah-marah dong! 'kan udah perjanjian dari awal kalo kalah lo harus nurutin perintah gue!" seru Choi Hyojung, cewek itu. 

"Ya, nggak nembak cewek orang juga, nyet! Mana pake bilang gue pendek lagi, mentang-mentang dia tinggi kayak tiang listrik!" Sungwoon kembali menduduki kursi yang ada di sebelah Hyojung dan  membereskan kartu-kartu UNO yang masih berantakan di meja. 

"Untung cowoknya si Sowon lagi nggak masuk, ya." kata Hyojung. "Coba kalo masuk, digantung lo di pohon mangga tadi."

"Harga diri gue mau ditaro dimana kalo jadi omongan anak dance..." Sungut Sungwoon. "Malu, anjir!" 

"Nggak papa biar ketua padus kita makin terkenal." Hyojung cekikikan. "Mau main lagi nggak?"

"Ogah, mending gue latihan." Sungwoon memamerkan ponselnya yang sejak tadi nggak berhenti ada panggilan masuk. "Liat, nih! Si Wawan udah nelponin gue daritadi."

"Parah lo, masa ketua padus nggak latihan! Gue bilangin ke si Wawan nih!"

"KAN LO YANG NGAJAKIN GUE MAIN UNO, SETAN!!" 

"Wei! Gue telponin daritadi! Bukannya latihan malah pacaran di sini!" Tiba-tiba Jaehwan menggebrak pintu kelas IPA 3 dan langsung neriakkin Sungwoon. 

"Apaan sih, Wawan!" Hyojung langsung bangkit berdiri dan ngambil kartu UNO-nya dari tangan Sungwoon. Hyojung langsung ngambil tasnya dan kemudian menepuk-nepuk kepala Sungwoon. "Gue pulang aja deh! Bye, Woon!" 

"Nggak usah nepuk kepala gue!" sungut Sungwoon.  

"Hati-hati, Jung!" kata Jaehwan pas Hyojung melewatinya keluar. 

"Dah, Wawan!!" 

"Unch banget sih lo berdua." gumam Jaehwan. 

Sungwoon bergidik ngeri. "Apaan sih lo! Gue harus berpikir dua kali kalo mau pacaran sama dia! Gue udah tahu busuknya!"

"Yaelah, Woon. Masa lo nggak pernah ada rasa gitu? Sedikit aja?" Tanya Jaehwan makin penasaran. "Rada mustahil sih, cewek sama cowok temenan dari kecil tapi nggak pernah ada rasa diantara lo berdua."

"Ada, rasa stroberi." jawab Sungwoon asal. 

"Capek gue ngomong sama sedotan pop ice." Jaehwan langsung jengah. 

"Lagian dia sukanya sama Taeyong anak IPS 1. Nggak ada harapan buat gue." 

"Ha?"

"Nggak..." Sungwoon merangkul bahu Jaehwan dan menyeretnya menuju area kelas 10. Tempat mereka biasa latihan padus. "Yok, latihan!"

*** 



To My Best(boy)friend // Ha Sungwoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang