Ketika dunia seakan runtuh seketika di depan mataku. Perasaan yang kurasa bercampur menjadi satu dan tak ku tahu apa artinya.
Aku mematung melihat pemandangan itu. Mengapa alu tak tau kalau Rasti dekat dengan Rey, aku merasa sangat bersalah dan juga malu kepada Rasti.
"Aku baru tahu" kataku tanpa memalingkan pandanganku.
"Kamu suka Rey ya?"tanyanya membuatku terkejut.
"Eng...gak"jawabku gugup aku takut dia akan tahu perasaanku.
"Oh baguslah kalau begitu. Hujannya sudah reda aku duluan"
Karena perasaan gugupku aku lupa kalau hujan sudah pergi. Meninggalkanku dengan secercah cahaya matahari yang mulai terlihat di sela awan. Memang indah, namun tak seindah perasaanku hari ini.Setelah kejadian hujan tiga hari lalu. Rey seakan hilang ditelan bumi, tak nampak di pelupuk mata dan bagai kasat mata. Aku memulai semua dengan baik - baik saja walau hatiku tak sebaik penampilanku. Hingga aku mendengar gosip bahwa mereka berpacaran.
Saat ini aku berjalan menuju ruang guru membawa banyak buku. Tak sengaja aku menabrak seseorang sehingga semua buku itu berantakan. Ternyata orang itu Rey. Rey membantuku merapikan semua buku yang berserakan dan tangan kami tak sengaja bersentuhan saat mengumpulkan buku.
"Kamu gak papa kan?"
"Iya"
"Sini aku bantu bawa. Kamu mau kemana?"
"Ruang guru"
Kami pun berjalan berdua menuju ke ruang guru. Amat indah disini serasa berada di jutaan bunga yang indah nan harum yang membuatku lupa akan dunia.Saat pulang sekolah aku mendapat pesan dari Rasti, akhir - akhir ini aku merasa Rasti berubah. Dari mulai pindah duduk dan jarang berbicara denganku. Aku disuruh ke taman belakang oleh Rasti entah kenapa itu.
Saat sampai disana aku melihat Rasti dengan beberapa teman barunya. Aku mulai mendekatinya.
"Ras kenapa ?"
"Seharusnya gue yang nanya kenapa?" Katanya membentakan dan wajahnya sangat menakutkan berbeda dengan Rasti yang kukenal.
"Aku gak tau apa apa, Ras" kataku sambil melangkah mundur karena Rasti mendesakku.
"Lo tadi lagi goda Rey kan? Dengan wajah polos lo itu emang buat Rey kasihan beda dengan gue. Lo itu temen yang nusuk dari belakang. Aku merasa marah dengan kata - katanya karena bukan aku yang menusuk temen dari belakang. Tapi kalau aku lawan sama hasilnya aku kalah, disini aku sendiri.
"Jangan sok polos lo. Dan satu hal lagi jangan deketin rey. Eh, tapi biar jera nih anak kita kasik pelajaran berharga yuk"karany sambil menampilkan serinfai liciknya. Teman teman Rasti maju dan mulai melakukan hal diluar dugaanku. Bajuku dirobek , rambukku diaca acak dan buku didalam tasku sudak berserakan. Aku berusaha melawan tapi apa daya kekuatanku rak sebanding dengan mereka.
"Kalian mau aku sebarkan video ini" kata seseorang dari balik gedung membawa handphone ditangannya. Semua terkesiap begitu pula aku.Maaf kalau ada typo
Semoga berkesan
Mohon like dan komentarnya
Thanks***
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Rainbow
Teen FictionSeperti pelangi yang datang setelah hujan yang deras. Dibalik hujan yang dingin namun menyejukkan akan ada cahaya yang menyinari dunia. Sinarnya yang terang menghangatkan tubuh dan menandakan akan datangnya pelangi. Pelangi dengan sejuta keindahan d...