Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dan orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka milki. Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Mu'minun:5-7)
•••••
Sesungguhnya Cinta itu suci. Ia adalah anugrah ilahi yang ditiupkan kedalam hati manusia agar ia mempunyai rasa kasih dan menyayangi.
Cinta adalah ibarat pelita dalam kegelapan malam, yang akan memberikan penerangan agar orang tak tersesat jalan.
Cinta adalah laksana air hujan, yang akan menumbuhkan tetumbuhan setelah sebelumnya 'hamparan dataran hati' dilanda ketandusan dan kekeringan.
Cinta adalah ruh bagi hati, karena tanpa cinta hati akan membatu dan mati.
Ya, cinta memang hakikat hidup, karena orang yang hidup tanpa cinta, sejatinya ia tidak akan pernah merasakan hidup yang sesungguhnya.
Namun sayang, tidak semua manusia menyadari betapa sucinya cinta. Sebagian dari mereka bahkan menyalah artikan kesucian cinta untuk memuja hawa nafsu belaka.
Atas nama cinta suci, mereka menuntut 'pengorbanan' pasangannya untuk menunjukkan 'ketulusan' dan kesucian cinta mereka. Atas nama cinta, mereka mengoyak kehormatan kekasih-nya, sebelum tiba waktunya.
Apakah itu arti cinta? Apakah pengorbanan seperti itu adalah bukti dari kesucian cinta mereka?
Tidak! Itu adalah pertanda yang sebaliknya. Cinta itu suci, dan tidak mungkin sesuatu yang suci dibangun di atas noda dan dosa.
Cinta sejati itu jauh dari noda dan cela. Cinta sejati itu akan selalu dibarengi dengan rasa kasih untuk senantiasa tetap menjaga dan memelihara.
Hasrat meregut nikmat cinta di luar ikatan mahligai cinta, adalah wujud nyata dari penodaan cinta. Bukankah 'memetik buah sebelum tiba saat memanennya' adalah sebuah tindak kedzaliman dan kekejian yang amat nyata?
Mereka yang suka menuntut l pengorbanan dari kekasih nya sebagai bukti dari ketulusan cinta, tidak lain adalah serigala-serigala berwajah manusia, yang hanya memuja nafsu dan kepuasan semata.
Mereka itulah orang-orang yang telah menodai kesucian cinta. Mereka itu bukan orang-orang beriman, tetapi orang-orang yang suka berbuat dosa dan aniaya. Karena orang beriman akan selalu menjaga kesucian cinta.
Singkatnya, cinta sesungguhnya adalah curahan hati yang berisi kasih sayang sejati. Cinta adalah ketulusan hati untuk saling mengasihi dan menyayangi dalam ikatan yang suci.
Sehingga cinta sejati hakikatnya adalah keinginan untuk memiliki yang selalu didasari oleh niat dan perbuatan yang suci.
Ya, cinta sejati selalu dibarengi dengan sikap menjaga, memelihara, dan mengayomi orang yang dicintai.
Karenanya, cinta suci akan jauh dari perbuatan hina dan keji. Apalagi tindakan amoral semacam merenggut kehormatan ataupun menodai kesucian sang kekasih hati.
Oleh karena itu, seorang pecinta sejati, pasti ia akan dengan sepenuh hati mengasihi dan menyayangi sang kekasih, hingga ajal datang menghampiri.
Tidak akan pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk merenggut kehormatan ataupun menodai kesucian kekasih hati.
Ia akan menjaga dan memelihara bunga cinta yang telah bermekaran dalam hatinya tetap suci dan mewangi.
Karena cinta sejati adalah ungkapan kasih sayang yang murni. Cinta sejati adalah cinta atas dasar cinta Ilahi, yaitu mencintai dan membenci karna Ilahi, bukan semata-mata karena nafsu dan ambisi.
Jadi, cinta sejati yang paling hakiki adalah Cinta kepada Ilahi Rabbi, yaitu Allah yang Maha Mencintai dan Mengasihi.
•••••
Syukron sudah membaca😊 Next part saya akan menceritakan Kisah ketika Ubaid bin Umair dirayu wanita
