First

10.7K 576 11
                                    

Lantunan nada terdengar begitu merdu dari seorang manusia tengah berdiri di tengah ruangan yang cukup luas itu. Di hadapannya tampak beberapa orang menatapnya dengan pandangan kagum sekaligus memuji akan kepiawaian laki laki itu dalam bermain piano.

Namun mereka semua tak menyadari adanya keganjilan pada raut wajah laki laki itu. Tampak jelas, laki laki dalam balutan jas hitam itu sama sekali tidak menunjukkan raut kebahagiaan sama sekali, rautnya tampak datar dan terkesan sendu.

Ketika lantunan nada itu berhenti dimainkannya, suara tepuk tangan meriah terdengar dari orang-orang yang duduk di depannya, berbalut jas dengan kain kualitas terbaik serta gaun yang ditenun dengan benang emas.

Namun laki laki itu sama sekali tak bergeming dengan segala pujian yang ia dapat. Dalam pandangan kosong ia terpaku pada salah satu kursi dimana sosok pemuda berambut hitam tengah terduduk di sana dan membalas tatapan matanya dengan dingin. Dan detik berikutnya tampak sosok wanita dalam balutan gaun ungu datang dan menautkan tangannya pada lengan pemuda itu, lalu pergi begitu saja.

Walau begitu laki laki berambut pirang yang sempat memainkan lantunan nada indah itu masih senantiasa menatap sepasang manusia yang tengah mengumbar mesrah itu. Hatinya merasakan dua kebimbangan yang bertolak belakang.

Di satu sisi ia benar-benar tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan pemuda itu dengan wanita bergaun ungu itu, namun di satu sisi lain rongga dadanya terasa sesak ketika melihat kemesraan yang terjalin di antara keduanya.

Tanpa ia sadari, setetes cairan bening keluar tanpa komando dari kedua matanya, membasahi pipinya yang dipoles bedak tipis serta beberapa make up lain. Begitu ia menyadari sesuatu keluar dari matanya, ia mengusapnya pelan dan memandang setetes cairan bening di ujung jarinya.

Ia tidak mengerti apa yang terjadi padanya saat ini, banyak orang mengatakan jika cairan keluar dari mata itu adalah air mata, dan itu hanya akan keluar saat seseorang menangis. Jadi kesimpulannya, saat ini ia tengah menangis namun ia tidak mengerti kelanjutan dari arti sebuah tangisan itu.

'Apa yang terjadi padaku?'

.

.

.

Hari ini cuaca sangat tidak bersahabat, dengan salju yang turun dari langit membuat Kota Seoul mulai tertimbun lapisan putih nan dingin itu. Musim dingin memang begitu menyebalkan menurut sebagian orang kecuali sosok laki laki berambut pirang yang tengah terdiam dengan memandang ke arah sekitarnya yang mulai dilapisi salju. Ia begitu menyukai salju.

Berbeda dengan pemuda berambut hitam legam yang digandengnya, pemuda itu beberapa kali tampak mendecih dan berusaha melepaskan tautan tangan laki laki bermantel hitam itu dari lengannya. Ia lalu memberikan pandangan tajam pada laki-laki berwajah manis itu.

"Ck, apa yang kau lakukan di sini bodoh? Kau ingin mempercepat kematianmu eh?" tanya pemuda itu berujar saskartik seraya memberikan pandangan tajam ke arah laki-laki di sebelahnya.

Laki laki itu terdiam dengan kepala pirang yang tertunduk. Perkataan pemuda itu begitu menusuk hatinya dan ia benar-benar berusaha menahan tangisan yang sudah berada di ujung tanduk. "Maaf, aku hanya ingin bersamamu, jaehyun."

"Lalu? Kau pikir aku ingin bersamamu?" ujar jaehyun seraya memberikan tatapan sinis pada laki laki berambut pirang itu.

Untuk beberapa saat pandangan laki laki itu tampak membulat sebagai syarat rasa terkejutnya. Hal yang tak pernah ia sangka dalam hidupnya adalah mendapatkan caci maki dari seseorang yang dicintainya sejak lama.

Hurt. - JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang