Six - End.

6.9K 418 46
                                    

.

.

.

Jaehyun mendudukkan dirinya di atas sofa merah miliknya, ia kemudian meletakkan kotak misterius itu di meja yang berada di depannya. Dengan pandangan datar ia memandang kotak itu sembari mengira-ngira isi di dalamnya.

Cukup lama ia melakukan hal itu, sampai rasa penasaran membuncah dan tak mampu ia tahan lagi. Ia pun akhirnya membuka kotak itu untuk melihat apa yang menarik di dalamnya.

'Syal?' batinnya begitu menemukan rajutan syal berwarna coklat tua di dalamnya. Dan ia menemukan sebuah alat berwarna hitam dengan bentuk silinder di sana—alat rekaman suara. Sekali lagi rasa penasaran memaksanya untuk melihat apa yang ada di dalam alat itu.

"Hai jaehyun."

Itu suara taeyong! Untuk apa laki laki itu melakukan hal konyol seperti ini?!—pikirnya geli.

"Pertama-tama aku ingin mengucapkan happy anniversary jaehyun-ah. Mungkin ini terlihat konyol dan terlalu berlebihan, tapi aku tidak tau sampai kapan hubungan kita akan berjalan dan sampai kapan aku masih bernafas."

Apa maksudnya ini?!—pikirknya lagi.

"Oh ya, bagaimana kabarmu? Kuharap kau sehat dan bahagia selalu. Ah, dan bagaimana kabar rose-ssi? Apa dia juga baik? Kuharap dia pun begitu."

"…"

"Ne, jaehyun-ah. Apa kau ingat dengan masa indah kita dua tahun lalu?"

'Tidak sama sekali.' balas jaehyun berucap dalam batinnya.

"Hahaha, aku sudah menduga jika kau tidak akan mengingat itu, saat kau melamarku dengan cincin yang kau beli di toko perhiasan mainan. Sungguh kau begitu romantis saat itu."

"…"

"Ah ya! Aku hampir saja melupakan janjiku, kau bilang kau ingin mendengarkanku bernyanyi bukan? Aku akan bernyanyi hanya untukmu." dan selanjutnya hanya terdengar lantunan indah suara taeyong yang diiringi petikan gitar.

Namun jaehyun sama sekali tak bergeming, ia malah semakin jengah dan muak dengan rekaman suara taeyong. Ia kemudian berniat untuk menghentikan rekaman yang masih melantunkan suara taeyong yang tengah bernyanyi. Tapi, ia mengurungkan niatnya begitu taeyong berhenti bernyanyi.

"Ne jaehyun-ah, bagaimana menurutmu? Suaraku semakin jelek ya? Hahahaha, maaf maaf. Aku benar-benar tidak menyangka jika sel kanker ini telah menyebar dan memberi dampak pada suaraku."

'Apa?! Dia terkena kanker?!' batin jaehyun shockdengan pernyataan taeyong lewat rekaman suara tersebut.

"Hmm, jaehyun-ah maaf jika rekaman ini berisi tentang celotehku yang tidak berguna. Aku hanya ingin berbicara denganmu, aku pikir kita sudah lama tidak saling bercakap-cakap. Maaf jika selama ini tak banyak yang bisa kulakukan untuk membuatmu bahagia, maaf atas semua sandiwara yang kulakukan dengan menjadi laki-laki sebatang kara hanya demi melihatmu."

"…"

"Mungkin ketika kamu menerima syal dan rekaman ini, namaku sudah tertulis di batu nisan. Dan kumohon—"

"…"

"—jagalah ginjal yang telah kudonorkan padamu. Teruslah hidup dengan itu, jaehyun-ah."

"…"

"Aku mencintaimu, selalu."

Dan detik berikutnya tak lagi terdengar suara taeyong di sana. Rekaman suara itu telah berhenti dan jaehyun merasakan dadanya bergemuruh tak nyaman. Sesak melanda rongga dadanya setelah mendengarkan pengakuan taeyong di sana. Dan yang baru ia sadari adalah…

—bahwa ia merupakan lelaki terkejam yang pernah ada. Dia menyakiti laki-laki itu, menghinanya, membuangnya, dan meninggalkannya. Dan bodohnya, ia sama sekali tidak mengetahui jika salah satu orang laki laki itu tertanam pada tubuhnya.

'Jadi pendonor itu adalah kau taeyong?' batinnya penuh rasa bersalah. Kedua tangannya tampak mengacak rambutnya seraya dirinya yang mengerang frustasi.

"Bodoh." gumamnya seraya tersenyum miris dan memandang miris ke arah alat rekaman suara yang baru saja ia putar itu. Seribu rasa sesal memenuhi batinnya, mungkinkah ini karma yang pantas ia terima?

.

.

.

.

Di dalam ruangan berlapis cat sewarna emas, seorang pemuda yang dikenal sebagai manusia berhati es kini tengah mencair. Mengalirkan butiran-butiran cairan bening dari dalam matanya dan turun membasahi karpet coklat yang dipijaknya sembari meremas kuat syal coklat di genggaman tangan kanannya.

.

.

.

.

.

.

.

THE END

Nah udah selesai kan gais, gimana endingnya? jelek ya? pendek ya?  maaf:(((
Kemarin pada minta ending nya sad ending, nih aku bikinin sad:(( maafin kalau jelek yaaa

Hurt. - JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang