Sifat-sifat dan keutamaan Ali bin Abi Thalib

7K 80 3
                                    

"Singa" - Asad. Itulah nama pertama yang diberikan ibunya. Nama itu diambil dari nama kakeknya, ayahanda ibunya, Fatimah bint Asad. Nama itu tak lama dipakai karena ibunya memberinya nama lain yang lebih lembut, Haidarah - macan. Sepertinya ibunya ingin putranya tumbuh menjadi laki - laki pemberani. Bagi bangsa Arab saat itu, kemuliaan milik para pemberani. Kelak, harapan ibunya menjadi kenyataan, karena anak itu tumbuh menjadi laki- laki yang sangat pemberani, salah satu singa padang pasir yang terkenal di semenanjung Arab. Namun, nama pemberian ayahnyalah yang dikenal hingga akhir hayatnya, Ali - yang luhur.

Dikenal Ali putra Abu Thalib ibn Abdul Muththalib ibn Hasyim. Ia berasal dari pohon keturunan yang mulia dan terhormat. Ayahnya Abu Thalib paman Nabi saw. Sedangkan ibunya adalah Fatimah bint Asad ibn Hasyim. Kakek Rasulullah saw. Abdul Muthalib, adalah juga kakeknya.

Kemuliaan dan kesucian selalu menyertai kehidupannya. Sejak kecil ia terjaga dari kekejian dan kebodohan bangsa Arab jahiliah. Sejak lahir hingga akhir hayatnya ia tidak pernah menyembah berhala. Seluruh sujud dalam hidupnya hanya untuk Allah yang Maha Agung lagi Maha Kuasa. Karena itulah ia dikenal sebagai pemilik wajah yang dimuliakan Allah - karramallau wajhah.

Laki - laki mulia ini dikenal dengan beberapa nama julukan lain. Semuanya sesuai dengan karakter dan sifat - sifatnya yang mulia. Salah satu julukannya yang terkenal dan paling disukainya adalah Abu Turab - Laki - laki Berdebu. Ia sangat menyukai julukan ini. Ia senang jika seseorang memanggilnya "Abu Turab". Ia menyukainya julukan itu karena yang memanggilnya dengan nama itu pertama kali adalah baginda Rasulullah saw. Suatu hari, layaknya rumah tangga yang lain, Ali kesal kepada istrinya, Fatimah al - Zahra putri Muhammad. Tetapi, tidak seperti para suami lainnya, saat marah ia menghindar, keluar rumah, dan pergi ke masjid. Ia duduk bersandar pada salah satu dinding masjid Nabi saw. Tanpa disadarinya, Nabi datang menghampiri. Nabi melihat punggung Ali dipenuhi debu sehingga beliau membersihkan pakaian Ali dari debu dan berkata, "Hai laki - laki yang berdebu - Abu Turab."

Dalam versi riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw mengusap debu dari pakaiannya lalu berkata,"Bangunlah, hai Abu Turab! Bangunlah, hai Abu Turab!"

Julukannya yang lain adalah Abu al - Hasan, Ayah al - Hasan, putranya yang tertua dari Fatimah al - Zahra r.a. Kadang - kadang ia juga disebut Abu Rihanatain --- Ayah dua orang yang mewangi, yaitu al - Hasan dan al - Husain, semoga Allah meridhai mereka.

Ada julukan lain, namun tidak diakui oleh semua kalangan, yaitu al - Imam --- Sang Imam. Julukan itu banyak dipergunakan oleh kalangan Syiah sebagai perwujudan dari konsep Imamah dalam keyakinan Syiah. Bagi mereka, Ali adalah Imam Pertama. Terlepas dari kontroversi itu, ia memang pantas disebut al - Imam --- Sang Pemimpin, karena ia memiliki keutamaan, kemuliaan, dan keistimewaan dibanding kaum muslimin lainnnya. Ia adalah pemimpin para ahli ilmu syariat. Ia adalah orang Arab yang paling mahir dan paling fasih berbicara Arab. Semua nama dan julukan itu tak cukup menggambarkan keutamaan Ali bin Abu Thalib. Sejarah mengenalnya sebagai laki - laki yang suci lagi mulia. Dialah remaja pertama yang mengakui risalah Muhammad dan menyatakan dirinya sebagai muslim. Bahkan, dengan keberanian luar biasa, ia tidur di ranjang Rasulullah di malam hijrahnya ke Madinah bersama sahabat Abu Bakar, padahal ia tahu bahwa pada malam itu kaum Quraisy telah mengumpulkan beberapa pemuda dari setiap kabilah untuk mengepung rumah Nabi saw. Dan membunuhnya. Ia dikenal sebagai pejuang pemberani, yang berperang dengan gagah tanpa rasa takut dalam Perang Badar. Hanya segelintir orang yang memiliki keberanian dan daya juang sebesar Ali putra Abu Thalib.

Ia juga dikenal sebagai orang paling memahami ketentuan syariat. Ketika malam membentangkan sayapnya, pejuang tanpa tanding ini tunduk merendah di hadapan Tuhan. Ia berdiri ringkih di hadapan yang Mahasuci. Di siang hari ia berpuasa, dengan hati senantiasa dekat kepada yang Maha Kuasa. Dialah Khalifah Rasyidin yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan Nabi saw. Sejak kecil ia diasuh dan dibesarkan di madrasah Nabawi. Kela, ia mejadi pengasuh umat islam, rabbaninya kaum muslim. Dialah pemilik lisan yang fasih dan akal yang cerdas, memahami ayat - ayat yang diturunkan oleh Jibril dan tentang siapa ayat - ayat itu turun.

Kisah Hidup Ali Bin Abu ThalibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang