Problem

14.4K 1.3K 31
                                    


Baekhyun terbangun dengan jantung bergemuruh, mata sipitnya membelalak terkejut melihat jarum jam menunjukkan pukul 7.

Ia terbangun lebih siang dari biasanya lantaran semalam suntuk si kembar tak mau tidur dan hanya ingin bermain. Terpaksa mereka tertidur lebih larut.

Sementara Chanyeol dan si kembar masih terlelap dalam tidur, Baekhyun beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan tanpa mencuci muka terlebih dahulu.

Bukan tanpa sebab, Chanyeol harus pergi bekerja untuk mengawasi dan memilih bahan bangunan untuk gedung perkantoran yang telah dirancang. Sedangkan si kembar harus pergi ke sekolah taman kanak-kanak sebelum jam 8.

Tanpa pikir panjang Baekhyun lebih memilih sarapan instan untuk keluarga kecilnya. Semangkuk sereal dan satu gelas susu telah siap saji di atas meja.

Kedua kakinya kembali melangkah menuju kamar untuk membangunkan Chanyeol dan si kembar.
Tirai ia sibak lalu membuka jendela berkaca itu untuk pertukaran udara.

"Chanyeol, cepat bangun!" Baekhyun menepuk keras pantat Chanyeol yang tengkurap di atas kasur, namun si empu tak kunjung membuka matanya.

"Chanyeol, astaga! Kita kesiangan!" telinga lebar Chanyeol menjadi korban kekesalan Baekhyun. Si empu mengerang kesakitan dan berhasil membuka matanya.

"Bisakah tidak menarik telingaku?" keluh Chanyeol namun ia beranjak dari atas kasur.

"Bantu aku memandikan Jaen dan Jiwon." ujarnya sembari mengangkat tubuh Jaen yang merengek dalam gendongannya.

Tanpa penolakan, Chanyeol mengangkat tubuh Jiwon yang masih terlelap dan mulai menangis karena tidurnya terusik.

Baekhyun memandikan Jaen dalam bath tub, sedangkan Chanyeol menggunakan shower box untuk mandi bersama Jiwon.

Suara tangisan keluar dari bibir Jaen, ia mengeluh masih mengantuk dan tidak ingin ke sekolah.
"Tidak mau ke sekolah~" Baekhyun tak mengindahkan rengekan Jaen dan tetap mengguyur tubuh Jaen dengan air shower.

Sedangkan Jiwon sudah meredakan isak tangisnya dan tertawa bersama sang daddy di dalam shower box tersebut.

Tangisan Jaen tak kunjung reda hingga tiba waktunya sarapan. Jiwon yang tadinya sudah menghentikan tangisannya, kini mulai menangis kembali lantaran melihat Jaen yang di pangku dan disuapi oleh Baekhyun.

Ia iri.

"Papa~" jeritnya dalam tangisan. Tubuhnya beranjak dari kursi anak dan menaiki meja lalu melompat untuk menggapai tubuh sang papa.

Baekhyun memekik terkejut melihat kecekatan Jiwon. Matanya ia pejamkan erat-erat saat si kembar menangis tepat di telinganya.

"Chanyeol! Jangan diam saja!" bukan si kembar, justru Chanyeol lah yang menjadi sasaran kekesalan Baekhyun.

Tanpa membalas omelan Baekhyun, Chanyeol beranjak untuk mengambil alih tubuh jiwon yang berdiri di atas pangkuan Baekhyun. Si kecil kian mengeratkan pelukan tangannya pada leher Baekhyun saat Chanyeol mencoba mengangkatnya.

Baekhyun mendesis lehernya serasa tercekik keras akibat dua lengan Jiwon yang mengerat kuat.

Dengan berbagai bujukan akhirnya Jiwon mengalah dan duduk di atas pangkuan Chanyeol.

Jika biasanya Baekhyun membawa mobil sendiri untuk mengantar si kembar ke sekolah. Lain hal dengan hari ini, keadaan tak memungkinkan dirinya untuk mengendarai mobil.

Si kembar sedang ingin bermanja-manjaan dengannya.
Chanyeol yang mengerti keadaan Baekhyun akhirnya menawarkan diri untuk mengantarkan si kembar.

Twins Effect[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang