Wake up, Papa!

8.5K 976 66
                                    


"Dad, kenapa adik bayi tidur di dalam tempat itu?" Jaen dengan segala keinginan tahuannya menunjuk bayi kecil di dalam tabung inkubator.

Sementara Chanyeol memberikan senyuman tipis pada putri kecilnya itu.
"Itu karena adik bayi belum terlalu sehat jadi harus tidur di dalam inkubator."

"Dad, apa waktu kita masih bayi tidur di dalam bator-bator juga?" Jiwon yang tak kalah penasaran pun ikut mengajukan pertanyaan.

Bibir Chanyeol terkekeh halus mendengar ucapan Jiwon.
"Inkubator sayang~" ujarnya mengoreksi. "Saat kalian lahir tidak tertidur di dalam inkubator, sebab tubuh kalian sehat dan besar." hidung bangir Chanyeol pun mencium pipi si kembar bergantian.

Tubuh si kembar Chanyeol gendong dan melangkah pergi menjauhi ruangan khusus bayi prematur.
"Sekarang, kita temui papa dan setelah itu kalian kembali ikut nenek pulang ok?"

Si kembar mengangguk dan tersenyum saat tubuhnya dibawa menuju ruangan sang papa.

________

"Papa, ayo bangun! Kami ingin bermain dengan papa." tangan si kembar mengguncang pelan tubuh tertidur Baekhyun, namun yang diguncang tak kunjung membuka mata.

"Daddy~ kenapa papah tidak mau bangun?" mata bulat Jaen mulai menyendu lantaran tak mendapat respon dari sang papah.

"Papa masih lelah sayang~ kalian pulang dulu ya, nanti kalau papa sudah bangun, akan daddy beri tahu."

Mata bulat Chanyeol menatap satu-persatu wajah si kembar, sedangkan tangan menghantarkan usapan halus di kepala keduanya.

"Kami tidak mau pulang~"

Lagi, rengekan yang sama seperti minggu lalu dimana si kembar bersikukuh untuk tinggal bersama Baekhyun di rumah sakit.

Tahu begini Chanyeol tak akan mengijinkan si kembar untuk datang ke rumah sakit, tapi mau bagaimana lagi, Chanyeol tak tega mendengar tangisan si kembar yang merindukan kehadiran Baekhyun dan berakhir si kembar diantar ke rumah sakit oleh ibu Chanyeol.

Hati Chanyeol sesungguhnya ngilu melihat keadaan Baekhyun yang tak kunjung sadar selama satu minggu, ditambah rengekan si kembar dan keadaan putra bungsunya di ruangan lain.

"Daddy~"

Nafasnya Chanyeol hela susah payah melihat si kembar sudah menitikan air mata.
"Kemari!" Chanyeol berjongkok sembari membentangkan kedua tangannya, si kembar menghampiri dan ditangkap dalam pelukan.

Tubuh jangkung Chanyeol berdiri kembali dan mulai melangkah keluar.

"Bu." panggilnya dan diikuti oleh sang ibu dari belakang.

Chanyeol membawa tubuh si kembar menuju toko mainan yang ada di rumah sakit, setidaknya cara ini dapat mengalihkan perhatian si kembar.

"Apa kalian senang?"

Si kembar mengangguk semangat disertai tawa renyah di bibir keduanya.
"Daddy, aku akan merias boneka barbieku." ujar Jaen penuh semangat.

"Kalau aku akan membuat mobil-mobilanku menjadi robot." sahut Jiwon tak mau kalah.

Keduanya melonjak-lonjakan tubuh dalam gendongan Chanyeol lantaran rasa senang mendapatkan mainan baru.

Twins Effect[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang