Find the heppiness

12.7K 1K 94
                                    


Sejatinya, tak ada satupun makhluk di bumi ini yang menginginkan perpisahan. Terlebih berpisah dengan sosok yang di sayang.

Siapa yang tak terpukul, jikalau mendengar kabar bahwa darah dagingnya sudah tak menghembuskan nafas.

Tepat hari ini setelah kondisi Baekhyun membaik, proses pemakaman si bungsu akan dilaksanakan.

Aliran air mata menganak sungai di kedua pipi Baekhyun. Kedua tangannya bergetar menggendong tubuh kaku putra bungsu yang belum genap berusia satu bulan itu.

Ujung hidung Baekhyun tak henti-hentinya menciumi wajah bayi tak bernyawa itu, hatinya seakan tak merelakan sang buah hati kembali ke pangkuan Sang Maha Kuasa.

Sepanjang perjalanan menuju peristirahatan terakhir, tak ada yang berani menegur Baekhyun untuk meletakkan si bungsu ke dalam peti.
Mereka memahami perasaan yang Baekhyun alami, berhari-hari mengalami koma dan saat tersadar mendapat kabar pahit. Itu jelas sangat berat untuk menerima kenyataan yang ada.

"Baek~" Chanyeol menginterupsi begitu kendaraan yang mereka tumpangi telah sampai.

Sementara Baekhyun dengan kaki sedikit bergetar mulai berpijak begitu pintu mobil terbuka. Ia melangkah tanpa sepatah kata dengan Chanyeol di sampingnya dan diikuti yang lain dari belakang.

Mau tak mau, ketika peti terbuka Baekhyun harus merelakan si bungsu dan meletakkan tubuhnya di dalam sana.

"Tenanglah di sisi-Nya, Papa sangat menyayangimu." satu kalimat terucap dari belah tipis Baekhyun, bibirnya kembali mengecup tiap inci wajah bayi itu untuk kali terakhir.

Chanyeol di sampingnya dengan sigap merengkuh tubuh Baekhyun yang masih terisak. Dirinya sama hancur seperti Baekhyun, namun ia berusaha kuat sebagai sandaran suami kecilnya itu.

Beberapa pasang mata sebagai saksi kala peti tersebut di turunkan perlahan, sedikit demi sedikit pasir mulai diturunkan.

"Hentikan!"

Pekikan Baekhyun sontak mengehentikan beberapa orang yang hendak mengubur peti itu dengan pasir.

"Tolong buka peti itu!" pintanya memelas.

"Baek, kau akan menghambat waktu mereka." Chanyeol berujar hati-hati, nadanya terdengar pelan.

Akan tetapi, Baekhyun tak mengindahkan ucapan yang terlontar dari bibir Chanyeol.

"Kumohon bukalah peti itu. Dia kesakitan di dalam sana."

"Sayang~ aku tahu kau sangat terpukul. Tapi, aku mohon relakan anak kita." bahu Baekhyun Chanyeol usap untuk menenangkan suami kecilnya itu, namun Baekhyun menghempaskan tangan Chanyeol dengan kasar.

"haruskah aku turun tangan untuk membuka peti itu?" sipitnya menatap lurus benda bervolume itu.

Pada akhirnya Chanyeol mengalah dan menuruti kemauan Baekhyun.

Semua dibuat terkejut kala peti itu terbuka, sosok bayi itu menangis seperti bayi kucing. Tangisannya hampir tak terdengar, tubuh semula yang membiru kini mulai memudar warnanya.

Naluri keibuan Baekhyun seolah meronta, kakinya hendak menuruni tanah berlubang itu untuk menggapai tubuh sang bayi. Akan tetapi aksinya terhalang oleh Chanyeol, yang mana membuatnya kesal pada sosok suaminya itu.

"Lepaskan aku Chanyeol! Dia membutuhkanku." Baekhyun meronta dalam jeratan tangan Chanyeol.

Chanyeol bukannya tega mengahalangi Baekhyun, ia tak ingin suami kecilnya melakukan tindakan gegabah.

Dengan isyarat ia meminta ki bum untuk mengangkat putra bungsunya.

________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twins Effect[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang