Profesor sedang menampilkan slide piramida suku Maya sambil menjelaskan tentang suku yang hilang itu dalam ruangan perkuliahan yang besar itu.
Alicia dan Gabrielle duduk di tengah-tengah. "Hei," tegur Alicia pelan tanpa menoleh. "Mike dan aku jadian tadi malam."
"Itu... itu bagus. Selamat," sahut Gabby tak semangat. Terlihat dari senyum palsunya. Ia tidak bisa selalu ikut senang setiap kali temannya itu menjalin hubungan baru di saat ia sendiri terus mengalami penolakan. Ia berharap Alice tidak menceritakan kehidupan asmaranya karena itu mengingatkannya pada kegagalan demi kegagalan yang dialaminya. "Apa Gayle ada bertanya tentangku?"
"Maaf. Tidak ada. Bagaimana dengan Jimmy?"
"Dia dipecat kemarin. Lagipula, kau dengar sendiri apa yang dikatakannya pada kalian tentangku saat di Pheltin."
"Astaga. Jadi, saat itu kau memang dengar? Kau baik-baik saja?"
"Seolah aku mengenakan rompi tahan penolakan. Menyakitkan, tapi aku akan hidup."
"Memangnya kenapa dia dipecat?"
"Dia mencuri uang restoran."
"Oh. Aku dan Mike akan ke cafe Luna siang ini. Kau mau ikut?"
Buat apa aku ikut? gerutu Gabby dalam hati. "Aku ingin menjemput Glenn lebih awal hari ini. Dia bilang walikota akan berkunjung. Aku ingin melihatnya."
"Memangnya ada acara apa di sekolahnya?"
"Hanya ulang tahun sekolah. Dia seorang alumni, jadi... Kita sebaiknya mendengarkan profesor," kata Gabby sambil menunjuk ke depan.
Profesor melihat arlojinya. "Maaf, tidak ada waktu untuk pertanyaan kali ini. Saya ingin kalian membuat esei tentang itu dan kumpulkan sebelum akhir pekan." Ia mencabut sambungan proyektor dari laptopnya.
Para mahasiswa mulai berdiri untuk membubarkan diri. Gabby kebingungan. "Esai apa?" tanyanya pada diri sendiri. Ia menoleh ke kanan dan kiri, bertanya pada yang lain. "Esai tentang apa? Esai tentang apa?"
Bagian 26
Seorang pria berbadan tegap mendorong troli ember dan pel melewati lorong. Ia mengenakan pakaian jumpsuit berwarna biru kusam. Beberapa siswa memperhatikannya karena mereka tidak pernah melihat pria itu sebelumnya walaupun ia menggunakan pakaian penjaga sekolah.
"Apa dia penjaga sekolah baru?" tanya seorang siswa perempuan kepada temannya.
"Entahlah. Dia lumayan gagah," jawab temannya.
Sekuriti mendekati penjaga sekolah asing itu. "Hei, kau. Berhenti. Mana Frank?"
"Dia sakit. Aku keponakannya. Aku hanya akan menggantikannya selama dia sakit. Aku sudah bicara dengan kepala sekolah. Kau bisa tanya beliau kalau mau."
Sekuriti itu mengamati pria yang tidak dikenalnya dari kaki ke ujung kepala. "Baiklah. Lanjutkan." Ia tidak berniat mengecek ucapan orang itu karena malas. Lagipula, apa yang mungkin terjadi. Itu yang ia pikirkan.
Guru-guru berpencar ke tiap sudut gedung mencari para siswa yang masih di luar. "Anak-anak, cepat ke aula. Acara sudah akan dimulai."
"Apa yang kalian masih lakukan di sini? Apa kalian tidak dengar pengumuman tadi?" tegur seorang guru pria dengan nada tinggi pada beberapa anak yang masih duduk-duduk di luar gedung sekolah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ulang tahun Sekolah Menengah East Mills tahun ini juga akan diisi dengan ajang pertunjukan bakat. Tari modern, sulap, band, dan berbagai macam talenta lainnya akan ditampilkan. Tahun ini akan lebih spesial karena walikota akan ikut hadir walaupun beliau akan datang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Protector 2: Herc
ActionGabrielle Garrison adalah gadis kuliahan dengan wajah kurang menarik, tapi memiliki kekuatan melebihi manusia biasa. Mencoba untuk hidup normal, ia menyembunyikan kekuatannya seperti yang disarankan ayahnya. Namun, dorongannya untuk menolong sesama...