Tiba-tiba saja

6 1 0
                                    

Hari-hari berikutnya butik itu tertutup tak ada tanda-tanda transaksi, tak ada komunikasi, dan angin pun hanya berlalu-lalang di depan pintu yang sepi. Pundak yang terus menghadap memandangi dari seberang jalan lalu ditepuk ibu penjaga warteg.
"Mas, denger-denger nona Nirla sakit, ia dirawat di Rumah Sakit"
"Loh? Sakit apa bu?"
"Ndak tahu aku, kemarin bosnya makan disini, aku tanya kok tutup, dia bilang penjaganya lagi masuk rumah sakit, gitu"
"Oh gitu ya, saya akan cari tahu kabarnya bu"
Saat jam makan siang tiba, tak disangka bos Nirla datang ke warteg nasi uduk ini, dan ibu penjaga pun memberi tahu bahwa bosnya itu sedang ke sini. Aku langsung bertanya
"Permisi, Pak. Bapak pemilik butik itu ya?"
"Betul mas, anda kok tahu?"
"Iya pak, apa benar nona Nirla sakit?"
"Dia memang sakit, anda siapanya ya?"
"Saya teman Nirla, Pak. Dia dirawat di mana ya, saya mau jenguk"
"Oo, dirawat di RSU, kamar bougenville nomor 15"
"Trima kasih infonya, Pak."
"Sama-sama Mas"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Setiap Sore di Seberang JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang