Bikun, 1

53 3 0
                                    

"Gerald."

"Ya?"

"Tadi sore, hujan."

"Aku tahu."

"Besok hujan juga nggak, ya?"

"Nggak."

"Dih? Kok kamu tahu? Memangnya kamu peramal?"

"Iya."

"Waw."

Kamu terkekeh. "Dih, dasar polos. Maksudku, mulai besok nggak akan ada lagi hujan di matamu."

Aku menyipitkan mata. "Maksudmu?" tanyaku heran.

"Aku juga nggak suka nungguin bikun," katamu tiba-tiba. Bahasanmu melenceng entah kemana. "Nggak pasti. Bisa datang 5 menit lagi, bisa 10 menit lagi. Tapi yang pasti, bikun selalu datang, kan? Meskipun nunggu itu ngga enak, tapi kalau pasti ya tidak apa-apa."

Aku mengerutkan dahi. Benar-benar tak mengerti. "Ih, apasih..."

"Pacaran, yuk?"

Uh. Kamu manis.

Seperti martabak kacang,

pakai susu cokelat,

dan aku tak ingin melahapnya sampai habis.

Gerald!Where stories live. Discover now