Mencari Pulang, 4

25 2 0
                                    


"Gerald, kamu dari mana?"

"Maaf ya telat. Aku abis cari angin," katamu sembari mengulurkan helm padaku.

"Buat apa? Angin kok dicariin. Jodoh dong dicari biar ada."

Kamu tertawa kecil mendengarnya. "Jodoh susah dicari, Ale. Dicari nggak ada. Giliran nggak dicari malah datang sendiri jodohnya," ujarmu sambil mengerlingkan mata ke arahku.

Aku mendelik. "Ih?"

"Kok ih?"

"Ngga tau, ah."

"Iyaaa," kamu mengacak-acak rambutku dengan gemas. "Kamu kan udah disini. Ngapain dicari lagi?"

Pipiku merah. Uh! Kamu ini selalu bisa membuatku kikuk. Semoga kamu tidak menyadarinya. Aku jadi teringat saat kita menyusuri jembatan teksas tempo hari lalu. Aku menundukkan kepala, tak berani menatap wajahmu.

"Yuk, naik. Kita pulang," pintamu.

Aku mendongakkan kepala dengan malu-malu. Ku tatap kamu yang sedang menghidupkan mesin motor. Baiklah, akan ku beranikan diri. "Ehm. Jadi yang datang sendiri itu aku atau kamu, Gerald?"

Kamu tersentak mendengar pertanyaanku. Sedetik kemudian, seulas senyum tersungging di bibirmu yang kemerah-merahan itu.

"Kita saling menghampiri, Ale. Aku nggak akan pergi. Jadi jangan pergi, ya. Kita pergi sama-sama."

Gerald!Where stories live. Discover now