Jembatan Teksas, 2

38 2 0
                                    

"Gerald, kamu percaya mitos nggak?"

"Tergantung."

"Ih. Jawabanmu selalu nggak memuaskan," aku merengut. "Aku serius, nih. Kamu tau jembatan teksas, kan?" tanyaku bersemangat.

Kamu menggeleng sambil tetap memainkan ponselmu. "Nggak pernah ke Amerika. Belum punya uang."

"Ih, Gerald!" Aku berseru gemas. Laki-laki ini benar-benar membuatku sebal. "Makanya kamu sesekali keliling fakultas lain, dong. Jembatan teksas itu jembatan yang menghubungkan Fakultas Teknik dan Sastra," tuturku.

"Terus kenapa?"

"Nah, berkaitan dengan mitos tadi. Katanya kalau ada perempuan dan laki-laki yang jalan berdua menyusuri jembatan itu, mereka akan berjodoh."

Kamu mendongakkan kepala. Aku menatap ekspresi wajahmu yang sulit ku pahami. Tiba-tiba, kamu bangkit berdiri sembari menepuk-nepuk celanamu yang berdebu karena duduk di kursi kantin yang belum direnovasi.

"Yuk, pergi."

"Ke mana?" Aku mengernyit. Heran. Padahal sedari tadi kamu sibuk dengan ponselmu, sekarang kamu mendadak ingin pergi.

Mata dan mulutmu tersenyum padaku. "Ke jembatan teksas."

Gerald!Where stories live. Discover now