Mata Ray kembali basah. Kabar pagi ini cukup membuat dirinya terkejut bukan main.
Ini tentang orang-orang yang dia tinggalkan di Indonesia.
Pagi tadi di telepon, seseorang memberikan sebuah kabar buruk. Orang yang sengaja Raya mintai bantuan untuk memberikan kabar apa pun dari mereka.
Orang itu mengatakan jika Amel kecelakaan cukup parah.Raya syok, bingung harus bagaimana hingga akhirnya dia memutuskan satu hal.
Dia harus kembali."Pa, Ray harus liat keadaan Amel. "
Raya terisak, memegang erat tangan ayahnya yang duduk menunduk.
"Ray mohon izinin Ray pergi Pa. !" mohon Raya lagi.
Papa Raya menggeleng tidak setuju."Raya sayang, Papa bukan ingin melarangmu melihat Amel di sana. Hanya saja Papa tidak rela kamu melihat semua orang yang sudah buat kamu menderita. " tolak sang Papa halus.
"Nggak Pa. Ray sudah lupain semuanya. " sangkal Raya meyakinkan .
"Lupain apa Raya? " potong Papanya .kini papa Ray menatap mata Ray .
"Papa masih sering dengar kamu nangis. Kamu pikir Papa tidak tau? " tanyanya."Papa takut setelah kamu bertemu mereka, kamu akan mengingat masa lalu kamu lagi. "
Raya menggeleng.
"Papa benci liat semua itu. Papa ikut menderita sayang. " tangan Papanya menyentuh bahu Ray minta didengar."Bertahun-tahun Papa menyimpan kerinduan, rasa sayang yang Papa tahan demi menuruti keinginan kamu untuk tinggal sendirian di Indonesia. Kamu pikir tujuan Papa apa melakukan itu? " tanya Papa Ray.
"Demi mewujudkan kebahagiaan yang kamu janjikan pada Papa, Ray. Kamu bilang, kamu bahagia tinggal di sana. Tapi, apa sekarang? Kamu datang dengan luka yang sulit Papa obati. Papa nggak akan rela itu terulang, Ray. " sambung Papanya panjang lebar.
"Lalu bagaimana dengan Billy? Apa dia harus kembali menunggu kamu melupakan Dave si brengsek itu? Sedang kamu masih sering tangisi dia? "
Raya menangis. Airmatanya deras menetes. Pipi serta hidungnya memerah.
Mau menyangkal apa lagi? Dia memang sering menangis."Ray janji datang hanya untuk melihat keadaan Amel, Pa. Setelah itu, Ray akan terima lamaran Billy. "
Papa Raya seolah berpikir."Tidak Raya, Papa tidak akan setuju jika kamu terima Billy hanya karena Papa izinin kamu pergi. "
"Nggak Pa. Raya sadar, nggak ada orang lain yang lebih baik dari Billy untuk Raya cintai. "
Papa Raya masih bergeming. Keraguan masih sangat terlihat dari sorot matanya.
"Ray sudah membuka hati Ray untuk Billy, Pa. Dan tangisan Ray selama ini bukan karena hanya tertuju pada Dave. Tapi Amel.! " jelas Raya nyaris teriak."Ada hal yang harus Ray jelasin ke Amel, Pa. Ray ingin meluruskan masalalu yang harusnya Ray Kasih tau jauh sebelum ini. Jauh sebelum Ray kehilangan Dave.! " jelas Raya berharap papanya mengerti.
"Apa maksud kamu sayang? " tanya papanya . Ada rasa penasaran terlihat dari raut wajah tuanya .
"Papa masih inget waktu Ray kecelakaan? Itu penyebab semuanya Pa. Dan Amel belum tau kebenarannya. Maka dari itu semua salah paham ini terjadi. "
"Ray janji, setelah semuanya selesai, apa yang Papa mau, Ray akan lakukan ."
"Kamu yakin? " tanya papanya memastikan.
Raya mengangguk mantap.Papa Ray melunak. Setidaknya ini langkah tepat untuk membahagiakan Putri satu-satunya yang amat dia sayangi itu dengan lelaki baik pilihannya.
Billy Yanuar, kandidat terbaik yang Papa Ray pilih untuk jadi suami Raya. Lelaki tampan dengan kesabaran luar biasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless LOVE? (✔)
Short Story"Aku tidak kalah dari orang ketiga, aku hanya pergi dari orang yang tidak tepat. "