Akhir

3K 154 7
                                    

Ditemani sebuah kursi roda, Amel duduk di depan jendela lebar yang gordennya tak bisa diam karena ditiup angin dari luar. Kecelakaan itu merenggut kebebasannya dalam melangkah, setidaknya untuk waktu yang lama.

Tidak ada yang Amel pikirkan selain penyebab kecelakaan ini. Dave dan Raya. Nama yang membuatnya muak untuk sekedar dibayangkan.

Gara-gara Raya, dia kehilangan Choki . Gara-gara Raya, dia pun kehilangan Dave. Mereka berdua orang yang Amel cintai. Kenapa hilang oleh orang yang sama.

Tidak, Dave memang tidak pergi seperti Choki, tapi apa bedanya jika Dave ada tapi cintanya tidak.

Tok tok tok

Sebuah ketukan berulang dari balik pintu tidak juga membuat Amel mengubah posisinya.

Tok tok tok

"Mel, ada yang mau ketemu sama kamu! "
Itu suara Dave. Amel menajamkan telinganya berharap Dave mengatakan siapa orang yang ingin menemuinya.

"Ada Raya. "

Seketika Amel bereaksi.
Ada sebuah kemarahan, tapi juga pertanyaan. Untuk apa Raya ke sini setelah sekian lama pergi.

Amel membalikkan kursi rodanya. Amarahnya tiba-tiba membara. Amel ingin mengatakan apapun yang dirasa akan membuatnya lega saat ini juga. Bahkan bila perlu semua yang belum sempat dia ucapkan dulu saat Raya masih di sini. Tepatnya saat Choki pergi untuk selamanya waktu itu.

Di ruang tengah, Amel menemukan sosok baru yang tidak dia kenal duduk amat dekat dengan Raya. Entah tapi Amel tidak peduli.

"Berani juga kamu datang, Ray" sapa Amel saat Raya berdiri dari duduknya.

"Mel, apa kabar? "

"Kamu nggak perlu basa basi, Ray. Ada apa kamu ke sini? Mau ejek aku karena aku lumpuh? Atau mau ambil Dave? "

Raya menarik napasnya pelan. Dia harus tenang, respon apapun yang Amel tunjukkan tidak boleh memancing emosinya. Di sini, Raya punya tujuan jelas. Jangan sampai misi yang sudah dirancang itu kembali tanpa hasil.

"Mel, kamu harus tenang.! "

"Diam, Dave. Kamu nggak paham sama keadaan aku. Ini semua karena kalian berdua. Kamu dan Raya sama-sama brengsek! "

"Cukup, Mel! " bentak Dave kesal.

"Apa? " tantang Amel tak mau kalah.

"Mel, tujuan aku ke sini cuma satu. Dan itu bukan untuk ambil Dave dari kamu seperti dulu kamu ambil dia dari aku. " ucap Raya menginterupsi.

Amel tersenyum miring lalu membuang muka.

"Dave, aku akan jelasin semuanya. Semua yang harusnya aku jelasin ke Amel sebelum dia dengan sadisnya merebut kamu. "

Billy yang semula tegang, memberanikan diri menggenggam tangan Raya erat. Billy ingin mengatakan bahwa ada dirinya di sini dan tidak akan membiarkan orang lain melukai Raya sedikitpun.

"Hari itu Choki jemput aku untuk rayain hari jadian kalian. Tapi, sayangnya dia melakukan kesalahan dengan bilang suka sama aku saat kami di jalan.! "

Amel terkejut. Dave apa lagi. Siapa Choki, pikirnya.

"Dia justru mau nemuin aku sama kamu untuk jelasin perasaan dia sebenernya. Aku nggak mau kita berantem cuma gara-gara cowok, Mel. Aku sayang sama kamu lebih dari saudara. "

" Dan gara-gara itu dengan keras kepalanya aku tolak. Aku minta dengan paksa Choki untuk berhentiin mobilnya dan turunin aku di jalan. Dia nggak mau dan kami ribut di dalam mobil. "

Ucapan Raya tertahan karena tiba-tiba menangis. Raya merasa tak sampai hati menyelesaikan ucapannya atas kejadian yang sudah dia simpan rapat hanya untuk meluruskan kesalahpahaman ini.

"Dan setelah itu kami kecelakaan. "

"Kamu bilang aku adalah penyebab semua hal buruk di hidup kamu. Kamu bahkan bilang akan rebut semua sumber kebahagiaan aku. Dan itu Dave. " Raya menoleh pada Dave yang kini terlihat syok.
"Kamu berhasil! " sambung Raya.

"Aku ikhlas, tepatnya mencoba ikhlas . Terlebih aku tau kamu udah hamil anak Dave. "

"Jujur, Mel. Aku hancur saat itu juga. Hampir tiap hari aku nangis bayangin kalian berdua. Aku pendam semuanya, termasuk rahasia Choki. Aku nggak mau nyakitin kamu dengan bilang bahwa orang yang dia cintai bukan kamu, tapi aku. "

"Aku juga perempuan, aku tau gimana rasanya mencintai. Aku nggak mau kamu ngira kalo aku perebut pacar kamu. Dan faktanya pun aku nggak pernah suka sama Choki. "

"Gimana bisa aku percaya sama kamu, Raya? Choki udah nggak ada. " tanya Amel berusaha menyangkal penjelasan Raya.

Raya mencoba tenang.
"Aku emang nggak bisa buktiin apapun, tapi aku yakin sedikit banyak kamu bisa ngerasain tingkah Choki saat kalian masih sama-sama "

"Mel, aku nggak mau kamu hidup dengan prasangka buruk sama aku . Dan sekarang, waktunya aku pergi. Misiku udah selesai. Aku pesan satu hal sama kamu, tolong bertanggung jawablah atas pilihan yang kamu pilih. "
Ucap Raya menasehati, sedang Amel hanya tertunduk lesu.
Semua terdengar masuk akal.
Memorinya berputar menuju masalalu saat dimana cinta itu tumbuh.
Choki memang laki-laki baik, tapi bagaimana bisa Choki justru mencintai Raya, sahabatnya.
Dan apa yang Raya lakukan untuknya waktu itu. Raya berusaha menjaga perasaannya. Lalu apa balasannya pada Raya?
Siapa yang akan Amel salahkan sekarang? Takdir?

"Mel, apa laki-laki di foto yang masih kamu simpan itu Choki? "
"Jadi maksud kamu, kamu deketin aku gara-gara ingin balas dendam sama Raya? "

"Mel, jawab? "
Emosi Dave tak terbendung.

Inikah sakit yang sesungguhnya.
Rasa ini lebih sakit saat mengetahui Raya sudah bersama orang lain dan benar-benar melupakan dirinya.

Amel menangis tersedu, penyesalan terbesar untuknya saat semua akibat buruk menimpanya saat ini juga.
Tidak ada tawa seperti dulu saat dia dengan jahatnya mengejek Raya yang diselingkuhi. Tidak ada rasa bangga seperti dulu saat dia bisa merebut Dave dari Raya.
Semua berbalik menjadi penyesalan.

Karma itu nyata. Kebahagiaan di awal bukan pertanda bahwa hubungan yang terjalin dengan cara curang akan berakhir sama. Justru sebaliknya.

Dave tidak bahagia saat dia tau jika Amel mendekatinya hanya untuk jadi alat balas dendam dan Amel tidak bahagia karena dikelilingi rasa bersalah.
Dan Raya, dia bahagia bukan karena melihat orang-orang yang mengkhianatinya menderita, tapi bahagia karena mendapat pengganti yang luar biasa.

Sabar itu sulit dan mahal. Hanya orang tertentu yang bisa. Dan dia adalah Raya.




THE REAL END

3 PART yang dibuat dalam waktu yang panjang. 😅
Nggak juga sih sebenernya kalo dicicil, berhubung banyak diabaikan jadinya lama. Sempet ragu mau publish karena stuck ide. Tapi berhubung beberapa masukan dari pembaca yang bilang kalo cerita ini beneran gantung, gak adil untuk Raya makanya bener2 dipikirin mau dibikin gimana. Dan aku cukup puas dengan akibat yang dialami sang pengkhianat  😅😅

Sekali lagi thanks ya.
❤❤

Endless LOVE? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang