Bahkan, jika kamu tak lagi ada di duniaku, aku tetap mencintaimu. -Son Seungwan
Bodohnya, aku benar-benar tidak tahu, pun tidak menyangka bahwa rindu bisa sekejam ini. -Min Yoongi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yoong, bikin line lah lo! Udah jadi anak kuliahan juga."
Hah? Apa katanya? Line? Apaan dah tuh? Makanan?
Hehe, canda. Gue juga ngerti kali apa itu line. Terus gue disuruh apa? Buat akun gitu? Oh ok.
Tuh kan, gak perlu banyak waktu buat bikin akun line. Cukup dengan 5 menit aja gue bikin akun, hebat kan gue?
Hahaha, anjir ya gue congkak banget. Ah udah dulu. Gue capek, mau tidur.
Line...
Hah? Suara apaan tuh? Siapa yang ngomong barusan?
Eh, sebentar, kok gue bego banget jadi orang? Jelas-jelas itu suara dari notifikasi line gue. Ah elah, siapa sih ganggu aja, orang mau tidur juga.
Son Seungwan added you as a friend.
Saking kagetnya baca notifikasi dari line, gue jadi gak sengaja jatuhin hapegue. Beruntungnya, gue lagi di kasur. Hapekesayangan gue nih, satu-satunya lagi. Hapemelegenda yang selalu gue pakai dari zaman SMA sampai sekarang gue jadi mahasiswa.
Ah, ternyata nomer gue masih tersimpan di kontak hapenya.
Gue meringsut, merebahkan diri di atas kasur menggunakan tangan kiri gue sebagai bantalnya. Sambil menatap langit-langit kamar, pikiran gue kalut lalu kembali mengingat satu memori.
Satu memori. Iya, gue juga berharap otak gue memutar satu memori. Tapi apalah arti harapan jika hati pun tak menginginkannya. Otak berharap, hati menolak. Jelas rindu yang akan menang. Jelas akan semakin banyak memori-memori yang diputar oleh otak kosong gue. Dan memori-memori itu gak pernah gagal membuat gue senyum-senyum sendiri.
Dan seketika, rasa kangen menyerbu pikiran dan hati gue. Mengingat momen-momen kita berdua. Iya, momen gue sama lo.
Saat gue gangguin lo di acara baca buku lo. Gue cuma sebel karena di saat lo baca buku, seluruh fokus lo beralih ke buku. Sadar atau gak sadar, gue lo kacangin.
Saat gue dengan sengaja godain lo dengan cara berhentiin mobil saat hujan lagi deras-derasnya, lo bakal langsung menoleh ke arah gue dengan tatapan yang selalu gue artikan, "Kak, lanjut dong ayo jangan berhenti." Karena gue gak tau alasannya apa, lo emang gak suka hujan. Kata lo hujan itu bikin sakit, bikin dingin, bikin males ngapa-ngapain.
Saat gue tiba-tiba datang ke rumah lo sambil membawa satu bungkus mi ayam kesukaan lo. Mata indah lo bakal berbinar-binar menatap gue mengucapkan 'terimakasih' yang udah gak perlu lagi diucapkan dalam hubungan kita. Dan semenit kemudian, tatapan hangat itu berubah menjadi tatapan kecewa. Kalian tau kenapa? Karena gue gak bawain dia kecap sama saos. Hehehe. Iya karena saos itu gak baik, sayang.
