A Forgetful Person; Hanbin

477 39 3
                                    

ZARA'S PHONE VOICEBOX



Senin, tanggal xx bulan xx tahun 20xx

Beep.

Hai, Zara.

Ah, aku tahu kau tak akan mengangkat teleponku. Masih marah denganku, eh? (tertawa)

Ya, aku tahu. Kalau kau setega itu membuat hubungan kita putus, berarti kau memang... semarah itu. Bahkan mungkin satpam komplekku takut padamu (tertawa lagi)

Bagaimana hari seninmu? Pasti berjalan dengan lancar. Oh iya, aku tadi lupa bahwa hari ini adalah deadline proyek yang telah kukerjakan berminggu-minggu. Kau tahu sendiri, kan... (tertawa)

Oke, sampai di sini saja.

Dadah.

Beep.




Kamis, tanggal xx bulan xx tahun 20xx

Beep.

Selamat pagi, Zara.

Ya Tuhan, aku terdengar seperti pembawa berita pagi yang membosankan (tertawa)

Apa kabarmu? Kabarku buruk. Aku lupa membeli makanan untuk Obang, jadi dia menggigitku! Ew, kau tahu kan rasanya?

Kau rindu Obang, tidak? Atau rindu padaku? (tertawa kecil)

Baiklah. Have a nice day.

Beep.




Minggu, tanggal xx bulan xx tahun 20xx

Beep.

Hari minggu! Ini hari minggu!

Bagaimana hari minggumu? Untukku, walau seminggu ini sedikit menyebalkan, tapi hari ini seru juga. Aku berjalan-jalan bersama Obang, lalu saat aku masuk ke supermarket untuk beli minum, Obang aku tinggal di tempat parkir. Saat aku selesai, aku lupa meninggalkan Obang di mana! Kau tahu tidak? Aku panik mencarinya, hingga seorang kakek-kakek membantuku mencari Obang yang padahal jaraknya tak jauh dariku. Bodoh ya? (tertawa) Tapi tidak apa-apa, aku jadi berteman dengan kakek itu. ia orang yang asik.

Hei, Zara.

Oke, oke, aku tahu kau tidak akan menyahut panggilanku, atau menjawab teleponku. Aku juga tahu kau mungkin tak sempat membuka voicebox karena kesibukanmu, atau memang sengaja karena kau tahu aku akan menyampah di sana.

Tapi tidak apa-apa.

Ah, apakah kau sudah mendapatkan lelaki baru yang lebih keren dariku?

Kalau sudah, beritahu, ya.

Bye.

Beep.







HANBIN'S PHONE VOICEBOX



Minggu, tanggal xx bulan xx tahun 20xx

Beep.

Berhenti menghubungiku.

Lupakan saja semuanya.

Kita...

Sudah berakhir.

Beep.







ZARA'S PHONE VOICEBOX



Rabu, tanggal xx bulan xx tahun 20xx

Beep.

Halo, Zara?

Ah, kukira kau mengganti nomorku saking muaknya denganku.

Aku mendengar voiceboxmu dua bulan yang lalu. Dan aku sudah berhenti menyampah dua bulan lamanya. Kau senang, eh?

Tapi aku tidak.

Kau menyuruhku melupakan semuanya. Awalnya, kupikir itu adalah hal yang mudah, karena... kau tahu, aku adalah orang yang pelupa. Aku melupakan tenggat waktu, ulang tahun, tanggal-tanggal penting, di mana aku menaruh barang, dan sebagainya. Kau bahkan menjulukiku 'kakek'... dulu.

Aku kira melupakanmu dan semua yang pernah ada di antara kita semudah itu.

(menarik nafas berat)

Namun ternyata tidak.

Setiap pagi, yang terlintas di pikiranku adalah wajahmu. Aku selalu berpikir apakah kau sudah bangun dan berolahraga, atau kesiangan karena tugas yang menumpuk. Sepulang dari suatu tempat, aku otomatis memutar kemudi mobilku ke arah kampusmu, seperti yang biasa kulakukan dulu. Ketika aku membeli es krim di McD, aku membeli dua. Milo untukku, dan Oreo untukmu. Saat di mobil, aku menyetel lagu favoritmu dan menoleh ke kursi di sebelahku, namun di sana tak lagi ada orang yang biasa menempatinya. Saat pulang, aku telah menyusun kata-kata di kepalaku, berisi tentang cerita apa yang kualami seharian penuh untuk diceritakan kepadamu.

Aku masih bisa mencium bau parfummu yang seperti bunga mawar di setiap helaan nafasku. Aku masih bisa merasakan tangan mungilmu dalam genggamanku. Aku masih bisa mengingat hangat tubuhmu di pelukanku.

(diam sejenak)

Aku adalah orang yang pelupa,

Namun hal tentang dirimu seakan-akan adalah pengecualian.

Lihat? Kau memang hebat, Zara. (tertawa pelan)

Kau (diam)

Ah. Entahlah.

Selamat malam, kamu. Ya, kamu yang membuat apa yang seharusnya mudah bagiku menjadi seberat ini.

Beep.

KONSTORY; iKONWhere stories live. Discover now