Marah?

73 5 0
                                    

"Selalu gue. Gue yang salah gue yang minta maaf." -Adel

***

"Ver lo pulang pagi?" Tanya Adel ketika mereka berdua sedang makan di kantin

"Enggak"

"Jujur Ver" Adel sudah sangat kawatir kalau berkaitan dengan Verrol, rasa sayang mengalahkan semuanya, termasuk sakit.

"Iya jujur" jawab Verrol polos, tadi malam Verrol dan teman-temannya ngumpul di bazar SMA Kencana, bazar komplotan geng motor Verrol dan teman-temannya, meskipun Di SMA Bakti ada geng motor tetapi dia dan teman-temannya memilih bergabung di geng sekolah sebelah, karena ada alasannya.

"Semalam gue dapet sms dari temen lo kalo lo pulang pagi, gausah bohong deh Ver"

Seketika mata Verrol membulat ketika mendengarnya, Verrol memang pulang pagi, ia tidak memberitahu Adel karena jika dia tau Adel akan memarahinya

"Siapa yang sms lo?"

"Temen lo lah"

Verrol memutar bola mata nya, dia kesal setengah mati dengan Adel, entah mengapa.

"Lo gausah pulang pagi lagi deh, lo masih sekolah Ver, masih belajar" tegur Adel

"Del, gue ga suka di atur-atur" ucap Verrol, "oke gue sadar gue ga berhak ngatur hidup lo, tapi coba lo pikir, orang tua lo bayarin sekolah bukan buat ngebolos tiap hari, bukan buat kaya gini, ortu lo mau lo sekolah baik-baik" ucap Adel dengan nada serius

Kekesalan Verrol mulai menambah, ia sangat tidak suka di atur-atur seperti itu, kecuali di atur oleh mamanya

Satu kata menggambarkan semua perasaan Verrol.

Marah.

Verrol yang mulai kesal itupun berdiri dan meninggalkan Adel sendiri di kantin, kakinya menuntunnya untuk melangkah ke kantin luar sekolah

Mau kemana? Pertanyaan yang ingin di sampaikan oleh Adel itu tertelan di tenggorokannya, ia pun sudah tau bahwa Verrol sedang marah, Adel adalah orang yang paling tau soal Verrol setelah mama dan adeknya Verrol

***

"Del lu kenapa deh?" Tanya Sesil yang sejak tadi sudah jengah dengan Adel yang terus diam jika ditanya keadaanya

"Nggak"

Satu kata singkat pun keluar dari mulut Adel

"Verrol ya?" Satu pertanyaan lagi dari Sesil membuat Adel menoleh, "tuhkan bener, dia bolos lagi kayaknya, soalnya sebelum ke kelas, gue liat dia naik motornya keluar sekolah" Jawab Sesil

Adel hanya ber-oh ria sambil menggangguk paham Sesil yang sudah paham bahwa Adel sedang memikirkan Verrol

"Udah deh, gue bilang juga apa, gausah balikan, nyakitin diri lo aja Del"

Adel bertanya dalam diri, kenapa dia bisa menerima Verrol kembali padahal sudah di sakiti berkali-kali? Jawabannya karena dia masih sayang Verrol.

"Gue gatau" jawab Adel

"Sekarang cerita, lo sama dia kenapa?" Tanya Sesil, Adel pun menceritakan semua yang terjadi di kantin tadi, "oh jadi gitu, dia pasti marah Del, coba lo minta maaf" kata Sesil memberi usul

"Gue selalu minta maaf Sil, biarpun dia yang salah tetap aja gue, gue bilangin gitu juga demi kebaikan dia"

"Gausah dipikirin dulu, ntar paling juga kalian baikan kok" kata Sesil,

"Iya, makasih ya"

***

Langkah kaki Adel membawanya menuju ke parkiran, ia ingin mencari keberadaan motor milik Verrol, dan benar kata Sesil, motor itu tidak ada di sana.

Adel menghembuskan nafasnya, dia pun menuju keluar gerbang untuk menunggu jemputannya, Farren sudah pulang duluan karena dia sakit.

Udah jam segini kok belum dateng ya, gumam Adel

"Kok ga pulang?" Suara Gerald mengagetkan Adel yang sedang menunggu untuk di jemput itu, "eh, belum di jemput"

"Bareng gue aja" ajak Gerald, "hmm, dikit lagi mungkin udah dateng, gue nunggu aja gapapa kok" tolak Adel secara halus, "oh yaudah kalo gitu gue juga ikut tunggu deh"

"Masih lama ya?" Tanya Gerald karena sudah setengah jam mereka menunggu belum ada tanda-tanda jika Adel akan di jemput

"Hmm gatau nih"

"Pulang sama gue aja, ga terima penolakan" kata Gerald, "ehh yaudah deh, gue juga udah laper nungguin"

Akhirnya mereka menuju motor Gerald "gue cuma bawa satu helem, lo ga pake gapapa kan?" Tanya Gerald karena ia tidak mebawa helem lebih

"Ia gapapa" Adel pun duduk di belakang Gerald, "alamat lo dimana?" Tanya Gerald, selesai Adel menunjukan alamatnya itu, Gerald langsung menjalankan motornya, bunyi deruman motor membelah jalan itu

"Rald jangan kenceng-kenceng, gue masih sayang nyawa" kata Adel, "pegangan aja, peluk juga gapapa" canda Gerald, Adel menunjukan wajah kesal, Senyum Gerald dibalin helm fullface itu tidak terlihat oleh Adel, ya benar, Gerald gemas.

Setelah tiba di depan rumah Adel

"Lo ga mampir?" Tanya Adel, "ga deh udah mo malam juga, lagian ga enak" jawab Gerald, "Yaudah gue masuk dulu ya, makasih udah mo ngantar"

"Iya sama-sama, lo masuk dulu" kata Gerald, Adelpun masuk ke dalam rumahnya itu, ketika Gerald melihat Adel sudah masuk kedalam rumahnya, ia pun menjalankan motornya dan menuju ke rumahnya

Adel pun masuk ke kamarnya dan langsung membuka ponselnya

Adel Vierra
Lo marah?

Adel Vierra
Yaudah, gw minta maaf, kalo  ga mau maafin juga gpp, gue tungguin, tapi kesabaran gw ada batasnya.

-------------------------------------------------------

Hayooo, lama tak update:v kelyan pasti kangen kan wkwk, di maafin gak nih kira-kira? Tunggu selanjutnya

Ohiya, waktu Adel rata-rata diisi sama sahabatnya dan juga Gerald

Untuk bulan ini sampai tanggal 6 maret gak update dulu ya, jaringannya lagi ilang soalnya, kaya dia ngilang:v etdah

Salam author.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang