Tinggalin jejak ya..
Jangan jadi SILENT READERS!!please..🙏
*itung itung menghargai wraiter😂Oke,
Happy reading..
***
Pelangi berjalan pelan dengan kepala menunduk saat beberapa pasang mata menatapnya berbeda beda. Dari yang menatapnya bingung, iba, jijik, bahkan mengagumi kecantikannya.Langkah kaki membawanya bersama murid murid lainnya ke kantin.
Ia berjalan sendirian di tempat yang menurutnya asing walaupun banyak orang di sekitarnya, karena baru seminggu ia menempuh pendidikan di sini. Membuat ia harus lebih akrab dengan lingkungan barunya.
Jujur ia tadi sempat kecewa saat Nesa meninggalkannya sendiri ke kantin. Ya walaupun setiap hari ia memang selalu ditinggal. Kalau saja perutnya bisa diajak kompromi, mungkin ia akan memilih tetap berdiam diri saja di kelas.
Matanya mengelilingi puluhan anak lainnya, siapa tau ada Nesa. Yang berebut ingin dilayani terlebih dahulu, juga tempat duduk yang mulai penuh.
Gina ya, sekolahnya orang kaya. Jajan di luar sekolah aja gak boleh. Kantin, tapi harus usaha dulu, buat sampai di depan penjulalnya batinnya.
Ia menghela nafas kecewa saat tidak menemukan kursi kosong, tapi matanya tetap beredar, berharap masih ada yang bisa diduduki.
Senyumnya terbit saat melihat ada satu kursi kosong. Tanpa fikir panjang ia langsung berjalan dan mendudukkan dirinya di sana tanpa ada perasaan was was.
Sebenarnya ia sudah sangat lapar, tapi melihat susahnya memesan, ia berfikir nanti saja setelah sedikit sepi.
Pelangi merasa kantin yang tadinya bising berubah menjadi hening seketika, ia mendongakkan wajahnya.
Seketika perasaan mengganjal dan tidak nyaman muncul saat semua pasang mata menatapnya khawatir.
Ia memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah, tetapi tidak ada yang salah menurutnya. Sama saja seperti tadi. Bahkan kemarin juga.Dari tadi perasaan penampilan aku sama aja, tapi kok baru sekarang ya mereka natap aku kayak gitu? Batin Pelangi dengan dahi mengerut menatap mereka satu persatu seakan meminta penjelasan.
Brak!
Pelangi terlonjak kaget saat tiba tiba mejanya digebrak seseorang. Ia mendongak, menatap wajah cowok yang menatapnya garang.
"Berdiri!" ucapnya lirih nyaris berbisik. Tapi tatapannya menusuk.
Pelangi yang tak mengerti hanya memiringkan wajah menatap cowok dingin di depannya ini tanpa takut, entah mengapa ia seperti pernah bertemu sebelumnya. Padahal pada nyatanya ia baru melihat wajah ini. Berbeda dengan anak-anak lainnya yang sudah gigit jari antara ketakutan dan terkagum dengan wajah cowok ini, yang menurut Pelangi lumayan tampan.
"Berdiri!" ucapnya lagi kali ini dengan nada tinggi membuat Pelangi terlonjak kaget.
Pelangi mengusap dadanya berkali kali, kali ini tatapannya berubah menjadi ketakutan yang luar biasa. Bukan karena bentakannya saja, tetapi juga tatapan dingin dan menusuk dari cowok ini. Baru kali ini ia dibentak oleh seseorang. Bahkan orang tuanya pun tak pernah.
"Aku duluan tadi yang nemuin meja ini," cicitnya.
"Keluar!" ucapnya dengan suara dingin seraya menunjuk pintu keluar dengan jari telunjuknya.
"Gak mau!" bisik Pelangi seraya menunduk. Namun karena berhubung suasana hening, suara Pelangi seolah bukan lagi sebagai bisikan.
Pelangi diam diam melirik kedepan, ia bisa melihat semua pasang mata melebar sempurna setelah mendengar jawabannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/138683747-288-k927480.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Sang Bulan
Teen FictionBulan, sosok dingin tak tersentuh, pemilik tatapan tajam, mampu membuat semua orang ketakutan. Setiap hari kerjaannya hanya membawa dan menulis buku 'diary', namun tak membuat ia dipandang rendah oleh siapapun, Karena semua orang tau, berurusan den...