LAST PART

42 8 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari telah Mesha lewati seperti biasa. Berangkat dan pulang sekolah bersama Pak Koman. Setiap waktu istirahat dihabiskan di perpustakaan bersama Salsa. Bedanya sekarang Mesha tambah dekat dengan Rey karena olimpiade semakin dekat. Walau hubungan mereka belum resmi pacaran, semuanya membuat Mesha kembali menemukan dirinya yang sangat ia rindukan.

Merasa rindu melihat latihan anak basket yang dulu sempat mampir di kehidupan Mesha. Mesha pun menyempatkan pergi ke lapangan basket. Tanpa sengaja ia melihat sosok laki-laki yang sangat piawai memasukan bola ke ring, rajin menciptakan three point, andai merebut bola dari lawan juga merebut perhatian penonton terutama Mesha. Sesaat latian hampir usai Mesha segera meninggalkan lapangan basket karena Adam rupanya telah mengetahui keberadaan Mesha. Mesha tidak ingin menambah sakit untuk Adam dan untuk dirinya sendiri.

.....

Seisi sekolah segera tahu bahwa Adam dan Mesha sudah tidak lagi berpacaran karena sudah tidak terlihat bersama lagi. Kabar baik bagi Marisa yang semakin gencar mendekati Adam. sekarang Marisa seolah menggantikan posisi Mesha. Marisa sering terlihat bersama dengan Adam, menemani Adam bermain basket karena Marisa juga ketua cheers.

Siang itu, Mesha dan Rey keluar dari ruang bimbingan. Tak sengaja mereka berpapasan dengan Adam dan kawan-kawannya. Disamping Adam nampak sosok wanita yang sangat familiar bagi Mesha dan memandang sinis ke arah Mesha. Mata Mesha beradu dengan mata elang Adam. tersadar kemudian Mesha menundukkan wajahnya. Terasa sangat sesak setiap ia melihat Adam. Mesha takut kalau ia tidak bisa melupakan Adam. ia takut akan membenci Marisa karena cemburu.

Di bahu Mesha terasa tangan yang dingin mencoba membuatnya tenang. Rey masih disamping Mesha sambil terus mengalihkan pikiran Mesha. "Mei. Ayo kita ke perpus. Temen-temen udah pada nunggu." Kata Rey halus.

Mesha mengikuti perkataan Rey. Rey tampak tenang dengan wajah dinginnya. Walau mungkin sempat dibuat sakit ketika melihat sikap Mesha pada Adam.

.....

"Mei. Aku pulang bareng aku ya?" Ajak Rey ketika selesai bimbingan olimpiade.

"Makasih. Tapi..." Belum selesai Mesha bicara Rey sudah memotong.

"Pokoknya nggak ada alesan lagi kamu nolak tawaran aku. Tapi hari ini aku bawa motor. Nggak papa kan?"

"Nggak papa sih. Tapi nggak ngrepotin?"

"Aku seneng bisa direpotin sama kamu." Kata Rey yang membuat Mesha tersenyum dengan pipi merona.

Membonceng Rey tidak seindah yang Mesha bayangkan karena Mesha tidak bisa menikmati impiannya yang telah terwujud dengan Rey. Mesha semakin mengerti bahwa keadaan yang harusnya membuat dia bahagia kini menjadi boomerang. Kesenangan bersama Rey selalu hadir di waktu yang tidak tepat. Andai Rey lebih dulu menyatakan cintanya, pasti tidak ada lagi cerita tentang mahkluk yang bernama Adam mampir di hidupnya. Itulah yang dipikirkan Mesha sepanjang perjalanan pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INI BUKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang