VODKA

142 20 5
                                    


Dentuman keras lagu lagu disko khas club malam, seorang cowok di dekat pintu keluar club mengumpat kasar sambil berjalan sempoyongan setengah mabuk dengan mengerang pelan.

"Shit !" umpatnya pada orang mabuk yang baru saja mengajaknya tengkar dengan meninju perutnya. Tangannya otomatis meraih sebotol Vodka yang berada di dekat nya, dengan tanpa berpikir ia mengarahkan dengan cepat botol itu ke kepala orang yang meninjunya.


Prangg . pecahnya botol Vodka membuatnya berakhir di kantor polisi keramatnya.

----

"Woi! Lo denger ga sih? Bisa ga sih lo dengerin gue, Ren?!" bentak cowok jangkung dengan perawakan bodi atletis kepada cowok yang menatap malas cowok jangkung tersebut.

"Berapa kali lo bolak - balik ke kantor polisi, hah?! Lo kira ga ngabisin duit apa buat ngeluarin lo dari sini?!" lanjut si cowok jangkung.

"Lah. Uda tau ngabisin duit, ngapain juga lo nyusul gue kesini? Engga penting juga," jawab Rendy dengan cuek.

"Trus?! Maksud lo gue biarin sepupu gue terus - terusan di kantor polisi begini karna perbuatan cerobohnya?! Dimana otak lo?!" bentak frustasi Alan kepada Rendy yang tak khawatir sama sekali pada nasib hidupnya nanti jika ia terus terjun semakin bebas kepada pergaulan yang buruk bagi masa depan.

Keadaan dimana nasib keluarganya retak dan tak bisa disambung lagi. mengingat kenangan - kenangan masa kecil Rendy yang indah bersama kedua orang tuanya yang utuh dulu, menjadi satu - satunya saat dimana ia sering menangis meratapi nasibnya yang hancur. Mamanya yang dulu diingatan Rendy adalah seorang yang lembut, penyabar, penyayang, dan ceria, kenyataan yang ada sekarang, Mama kandung Rendy adalah sosok yang gila kerja, jahat dan arogan, gila harta dan kekuasaan, tak berperikemanusiaan dan tak bermoral dan terganggu kejiwaannya.

Dengan meninggalkan Rendy kecil sendiri di rumah sebesar istana ini, setelah mamanya melakukan perbuatan tercela, membunuh papanya. Entah karena masalah apa, Rendy hanya mengingat saat mamanya meninggalkannya di saat dini hari, hanya dengan mengatakan 'maaf' , mamanya pergi begitu saja tanpa Rendy kecil dulu yang bingung akan kata - kata tersebut, mencegah mamanya pergi.

Luka dalam itulah yang mengakibatkan Rendy remaja menjadi keluar masuk kantor polisi. Sedangkan Alan, sepupu Rendy dari mamanya selalu saja mengkhawatirkan adik sepupunya ini, karna ia tau ia sudah dewasa, yang sudah bisa menilai bahwa perbuatan bibi nya inilah yang salah. Oleh karena itulah, Alan terus saja memperhatikan sepupunya ini walaupun Rendy sendiri membencinya.

----

Seoul, Korea Selatan.
Waktu yang sama.

"Pa--passport? O-oh sudah. Visa? Eoh? Where my visa! Oh no! Shibal!" jerit tertahan seorang gadis yang dalam nadanya tersirat ketakutan dan ketegangan serta kesepian mendalam. Gadis yang sedang mengobrak - abrik tas ranselnya di dalam toilet bandara.

"Hyaa.. Eotokke? (bagaimana ini?)... Oo? Ooh? Right here! Oh my God, thanks God!" pekik senang gadis itu.

26.2.18/GCe

BAD PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang