ASYELLA |11

1K 38 0
                                    

"Dia cewek gue!!"

Tiga kata yang membuat David maupun Asyel bungkam sekaligus kaget. Arka langsung menggenggam tangan Asyel untuk menjauh dari David, David hanya memandang tak percaya.

Arka dan Asyel berjalan dikoridor sekolah Asyel tetap diam tidak mau berbicara walaupun Arka mengajaknya bicara hanya dibalas gelengan atau anggukan oleh Asyel. Mungkin masih kaget dengan ucapan Arka tadi padahal itu tidak benar.

"Kenapa diem?" Asyel tidak menjawabnya

"Tenang aja gue tadi cuman becanda kok" Asyel menatap Arka sedikit ada rasa kecewa entah mengapa Asyel ingin Arka berucap seperti tadi namun tidak becanda.

"Tapi tenang , perasaan gue gak sebecanda itu sama lo" bisik Arka dengan jarak mereka yang sangat dekat membuat jantung Asyel berdetak lebih cepat dan darah mengalir dua kali lipat dari biasanya. Asyel diam membisu memastikan apakah telinganya benar benar dalam keadaan baik baik saja.

"Udah jangan diem aja, masuk kelas gih" Asyel menurut dan memasukki kelasnya.

Asyel memasukki kelasnya dengan wajah yang berseri seri ucapan dari kakak kelasnya membuat moodnya satu koma lima kali lipatnya membaik.

"Eh kampret tadi lo kemana aja? Ngilang mulu lo kaya jalangkung aja" ucap mitha karena tadi Asyel pergi tanpa pamit

"Ya ela mit demit kaya gak tau gue aja lo"

"Wong gendeng,konco kok diilokno demit" Ucap mitha tak terima dirinya dikatain demit

"Yo lek kon tak anggep konco" Jwb Asyel dengan mengangkat satu alisnya.

"Bedes!!" Mitha memang asalnya dari jawa lebih tepatnya di kota Surabaya. Dari satu kelasnya hanya Mitha yang asalnya dari jawa jadi tak jarang juga ia berucap bahasa jawa dan untungnya Asyel sedikit banyak bisa menggunakan bahasa jawa. Jadi jika mitha menggunakan bahasa jawa Asyel lah yang mengartikannya.

"Oh iya syel entar jalan jalan yuk kurang setengah jam lagi pulang" Ajak Mitha

"miskin ya? makanya ngajak gue!!"

"Eh tuh mulut bisa ditumpulin gak? tajem amat kaya pisau!!"

"Lo pengen gak dapet uang banyak berpuluh puluh juta dalam sehari" Ucap Asyel membuat Mitha tertarik, Mitha sebenarnya bukan orang yang tidak berkecukupan, karena Ayahnya seorang dosen dan ibunya seorang dokter ahli bedah namun karena ia kemarin pulang terlalu larut malam saat bermain dirumah temannya ia dihukum dan dipotong uang sakunya sebab itu dia kekurangan uang.

"Hah? Serius lo gimana caranya?"

"Lo jadi pelakor aja, entar pasti dilabrak kan sama istri sahnya nah terus dikasih duit buanyakk kan tapi lo harus ada BPJS atau Asuransi Kesehatan gitu siapa tau istri sahnya galak terus lo dihajar habis habisan. gak papa lah kalau lo dapet uang 700 juta, cuman buat ngobati luka lo habis 2 juta masih sisa 698 juta lumayan lah, kalau bisa lo berobatnya pake harga member biar murah"
Pendapat Asyel membuat seisi kelas ketawa terbahak bahak dan mitha cemberut kepada Asyel gak ada gunanya meladeni Asyel.

"Iya enak mit mumpung tanggal tua lo jadi pelakor aja"

"Hahahaha"

"Bacot lu" Ucap mitha dengan kesal.

"Ya kalau istrinya cuman jambak dan tampar gue, kalau istrinya galak kayak lo syel abis gue, yang ada mati berdiri entar!!" Ucapan Mitha disambut gelak tawa satu kelas, apalagi kalau teman temannya mengingat betapa galaknya Asyel, walaupun Asyel gak pernah marah, tapi kalau udah marahh menyeramkan lebih seram dari pada preman diperempatan jalan.

"Gak kebayang gue kalau lo jadi pelakor mit" Ucap Asyel

"Ngapain dibayangin begoo!!!"

"Lucu mit, apalagi kalau lo di tampar trs dijambak kayak cabe cabe an bertengkar aja hahaha" Asyel tertawa sambil memegangi perutnya.

ASYELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang