ASYELLA |21

1K 37 9
                                    

   Sinar matahari pagi masuk ke cela cela jendela kamar milik Asyel mencoba untuk membangunkan sang empu. Namun Asyel malah menutup tubuhnya dengan selimut tebal mencoba untuk tetap berada dalam keindahan mimpinya.
   Minggu pagi biasanya Asyel akan berolahraga dan keliling komplek rumahnya kali ini dia absen, lebih memilih untuk menikmati kasur empuknya. Tiba tiba terdengar dering ponsel tanda ada telpon masuk.
     Asyel berdecak mengambil ponselnya dengan malas, cukup menggangu bukan. Kemudian Asyel dibuat terkejut oleh nama yang tertera dalam layar ponselnya. Orang yang selama ini jarang menghubunginya bahkan nyaris tidak pernah berkomunikasi selama lima tahun ini. Langsung saja Asyel menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ketelinganya.

Diam tidak ada yang memulai pembicaraan hanya terdengar nafas seseorang, dan Asyel tidak mau memulai pembicaraan.

"Kapan kamu ke prancis?" Suara bariton itu membuat Asyel tersenyum, suara yang selama ini dirindukan dan dibencinya.

"Ada apa?" Tanya Asyel to the point.

"Jangan lama lama di indonesia, sekali kali kunjungi tempat lahirmu."

"Papa ngelindur? Tidur gih udah malem!" Ucap Asyel dengan ketus. Di sana pasti tengah malam karena beda waktu ya.

"papa se soucie toujours de toi." (papa masih peduli sama kamu) ucap papa Asyel dengan bahasa prancis membuat Asyel terkejut sekaligus senang. Tapi bukan kata kata indah itu yang Asyel mau tapi kehadiran sang Papa.

"Ngomong apa? Nanda gak tau!!" Ucapnya berbohong kemudian mematikan sambungan telponnya.

   Jujur Asyel senang karena Papa menelponnya, kadang dia datang ke Indonesia hanya mengambil berkas berkas penting di rumah tanpa memperdulikan kehadiran Asyel yang begitu merindukannya.
   Asyel tidak butuh omongan manis. Asyel butuh kehadirannya untuk menemani setiap hari dan mampu melihat perjalanan hidup Asyel hingga ia mampu membanggakan sang Papa,dan sepertinya itu tidak akan terjadi.

"Nak Nanda? Tuan tadi telpon." Ucap bi ijah tiba tiba datang kekamarnya. Yaps sekarang Asyel sedang berada di rumahnya bukan di rumah Bunda atau apartemennya.

"Penting?"

"Katanya bulan depan nak Nanda di suruh ke Prancis."

"Duh gak penting!!" Kemudian Asyel bangkit dari tempat tidur dan ingin menuju ke dapur.

"Mungkin Tuan ingin temu kangen nak."

"Papa temu kangen sama Nanda?" Ucap Asyel kemudian bi Ijah mengangguk.

"Impossible bi" kemudian Asyel keluar dari kamarnya dan bi Ijah akan membereskan kamar Asyel 'bibi gak ngerti Nanda ngmng apa' Batin Bi ijah

"KAMAR NANDA GAK USAH DI BERESIN BI, BIAR NANDA AJA." teriak Asyel, kemudian bi Ijah tersenyum dan geleng geleng kepala. Asyel memang sudah mandiri jadi walaupun ada asisten rumah tangga dia tidak sepenuhnya mengandalkan Bi Ijah.

  
  Asyel sedang masak untuk sarapan paginya. Kemudian Bi Ijah datang dan membantu Asyel.

"Kamu selama ini tinggal di apartemen?" Tanya Bi Ijah dijawab anggukan oleh Asyel.

"Selama Asyel tinggal di apartemen Bibi sama pak Roni kesepian gak?"

"Enggak tuh." Canda bi Ijah kemudian Asyel berdecak dan memajukan bibirnya sambil memotong wortel yang akan dimasak.

"Ya kangen lah nak, mending kamu ada di rumah walaupun kamu gak peduli sama sekitarmu. Masa iya biasanya ada yang suka nonton konsernya bule bule di youtube trs bikin rame rumah karena kekencengan sekarang udah jarang bahkan gak pernah" Ucap bi Ijah,
Asyel memang orangnya  cuek tidak akan bikin ramai rumah dengan suaranya tapi dia akan bikin orang rumah terusik dengan mendengarkan lagu One Direction dengan volume yang sangat tinggi.

ASYELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang