Setelah Valerie dan Alice pergi meninggalkan aku. Aku pun pergi menyusul rombongan Bryan ke arah UKS.
Sesampainya aku di UKS aku melihat suatu hal yang menohok hatiku, ya kalian benar.. Aku melihat Bryan sedang memberikan nafas buatan ke siswi itu. Seketika hati ku memanas dan dadaku sesak, aku pun berlari dengan cepat untuk meninggalkan tempat itu.
Aku berlari menuju ruang osis tanpa menghiraukan apapun, aku tidak peduli sudah berapa orang yang telah ku tumbur karna saat ini aku hanya berfikir untuk mencari tempat yang cukup sepi agar aku bisa mencurahkan sesak dihatiku. Aku tahu jika pada saat Masa Orientasi Sekolah ruangan osis pasti akan sepi.
Setibanya aku di ruang osis aku langsung membanting pintu dan menyenderkan tubuhku ke pintu. Di sana aku sudah tak dapat menahan tangis ku lagi, aku menangis sejadi-jadinya. Aku telah menangis cukup lama tanpa memperhatikan sekitarku. Bahkan aku sampai tak sadar jika ada yang mengetuk pintu dan memanggilku.
Tok.. tok.. tok..
Mendengar suara ketokan pintu, akupun langsung mengusap kasar air mata yang ada di pipi ku. Aku berusaha tidak ingin terlihat seperti orang yang habis menangis.
Setelah kurasa cukup aku langsung membuka pintu ruangan osis. Aku terkejut melihat orang yang mengetuk ternyata adalah Bryan. Aku langsung menunduk takut Bryan menyadari bahwa aku habis menangis.
"Fell kamu habis nangis ya?" Tanya Bryan kepadaku sembari memegang pundakku.
Aku benar-benar terpaku dan tak tahu ingin menjawab apa, akhirnya aku pun mencoba untuk mengalihkan perhatian. "Eng-engak kok, aku ga nangis. Ahh iya kamu kenapa keruang osis? Bukannya lagi interview ya?" Tanya ku untuk mengalihkan pembicaraan kami.
"Serius kamu ga kenapa-napa? Kalo kamu gak kenapa-kenapa aku mau nanya kenapa bisa mata kamu bengkak?" Tanya Bryan kepadaku dengan tatapan tak percaya.
"Iya serius aku ga kenapa-napa, tadi cuma kelilipan doang. Ehh,,, kamu belum jawab pertanyaan aku, kenapa kamu keruang osis ?" Ujar ku kembali untuk meyakinkannya sekaligus bertanya agar dia melupakan perihal mataku yang membengkak.
"Ohh iya hampir lupa, aku kesini mau ngambil gulungan kertas tantangan untuk siswa baru" ucap nya yang sedikit antusias karna dia yang telah membuat semua tantangannya.
"Ohh,,, sebentar. Yang ini kan?" Ujarku melihat kotak yang ada di atas meja lalu mengambilnya untuk di berikan kepada Bryan.
"Iya yang itu... ngomong-ngomong fell aku juga ngasih tantangan yang ada nama kamunya loh" ujar Bryan sambil mengambil kotak yang berisi kertas undian tantangan dari tanganku.
"Oh ya?,,, memangnya apa tantangan yang kamu berikan?" Tanya ku kepada Bryan tak kalah antusias. 'Syukurlah Bryan sudah tak ingat jika aku tadi menangis.' Batinku menatap Bryan.
"Ada saja, nanti kamu tahu sendiri. Oh ya kamu ga kelapangan?" Ujar Bryan yang mulai berjalan pergi meninggalkan ku.
"Ehh, aku sebentar lagi kelapangan" jawab ku sambil tersenyum manis.
"Oh baiklah kalo begitu, oh ya kalo ada masalah cerita saja ke aku, jangan di pendam sendiri. Kita udah temenan dari kecil loh" ucap Bryan lalu meninggalkan ku.
"Hahhh, ternyata kamu tetap menyadari nya ya?" Gumamku menatap kepergian Bryan.
Room chat
Fellycia
Valerie, Alice temui aku 5
menit lagi di pohon pinggir
lapangan tempat biasa, aku
akan menagih informasi
dari kalian ok.Valerie
Baiklah, kami akan datang
tepat waktu.Alice
Felly aku akan memberi tahu
apa yang telah kami dapatkan hari ini, aku berani jamin
kamu pasti akan puas.😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Suratan Orang Ketiga
Roman pour AdolescentsAku akan berusaha untuk membatalkan sepucuk surat yang ia kirimkan untukmu. Berawal dari datangnya seorang pengganggu yang telah menghancurkan semua rencanaku. Aku tau meskipun pengganggu itu adalah jodoh mu, aku tak kan pernah membiarkan perasaan...