Hampir satu jam lebih Nara menunggu didepan base camp basket. Matanya sudah lelah memainkan game di ponselnya. Dia mengantuk. Nara tertidur. Tak lama kemudian, keluarlah cowok bertubuh tegap, dengan rambut acak-acakan. Baju tidak dimasukkan rapi. Dan tas yang dimiringkan, keluar dari ruangan tersebut.
Lalu melihat kearah samping. Melihat seorang gadis berpakaian SMA sama sepertinya tertidur dengan rambut panjang yang terjatuh menutup setengah mukanya. Lalu, dilihatnya rok gadis itu yang lembab dan ada noda kecoklatan, lalu Ia mencium aroma es doger yang membuatnya mengerenyitkan mata sebentar.
Tak lama kemudian, ponsel Nara terjatuh dari tangannya. Dengan sigap, cowok itu menangkap ponsel itu. Cepat sekali sampai tidak menyentuh tanah. Posisi cowok itu, kini persis dihadapan Nara.
Ajaibnya, Nara masih tertidur tidak sadar jika ponselnya terjatuh. Semakin jauh kealam mimpi, membuat seorang yang sekarang menatap lekat didepannya ini heran dan sedikit terpesona akan sesuatu yang dimiliki gadis itu. Namun, pikirannya terhenti dan menyadari apakah gadis ini benar benar tidur atau sudah mati.
Setelah beberapa menit memperhatikan gadis itu, Niken keluar dari ruangan. Spontan melihat kearah cowok yang kini memandang kearah Nara tanpa berkedip sedikitpun.
"Kak Nata?." Ucap Niken.
Nata tersadar, kemudian melihat kearah sumber suara lalu berdiri. Tanpa alih-alih salah tingkah, Nata langsung memberikan ponsel itu pada Niken.
"Ini ponselnya. Tadi jatuh, tolong kasih ke dia." Ucap Nata langsung dengan dengan ekspresi datar kemudian pergi meninggalkan Niken.
Melihat itu, Niken menerima ponsel Nara. Dan memandang Nata dengan ekspresi wajah bingung. Kemudian Ia tersadar dan segera membangunkan Nara.
***
"Susah banget sih Ra ngebangunin lo." Ucap Niken kesal. Mereka tengah berada di parkiran yang kini tampak sepi.
"Hehehe, maaf. Soalnya angin disana enak banget. Jadi adem tidurnya." Balas Nara polos.
"Udah siap?." Kini Niken bersuara.
"Udah." Balasnya.
Keduanya meninggalkan sekolah dengan menaiki motor revo milik Niken. Diperjalanan, Niken sibuk menceritakan betapa tamvan, cool dan kuatnya pesona Nata. Nara yang mendengarnya hanya merespon, "Oh" , "Iya ya", "Terus" dll.
"Ken, anter aku ke bengkel kak Darel aja ya." Nara bersuara diakhir celoteh Niken.
"Kenapa ga kerumah lo aja Ra?." Ucapnya.
"Hmm, gapapa... Males aja dirumah Ken." Balasnya.
"Oh gitu, yaudah deh. Lagian kan, kalo nganter lo ke bengkel, gue bisa ketemu sama kak Darel." Ucap Niken berbunga bunga.
"Ihh kamu ya, tadi sibuk nyritain kak Nata. Sekarang, udah cepet aja berpaling ke kakak aku, emang dasar kamu ya." Kesal Nara padanya.
Sungguh aneh gadis satu itu. Baru tadi Ia memuji pesona ketampanan Nata. Saat mendengar nama Darel. Secepat kilat antusiasnya berubah. Semakin menggila gila. Juga menjadi jadi. Ampun dah...
****
"Makasih ya Ken." Ucap Nara sembari membuka helmnya
Menyadari itu, Darel yang sedang membenarkan motor langsung berdiri untuk menyambut Nara yang baru pulang sekolah. (Tidak biasanya..)
"Ga mampir dulu temennya Ra?." ucap Darel seraya melihat kearah Niken
Nara yang mengetahui pikiran sang kakak pun langsung, berkata, "Enggak. Udah sore." Ucapnya penuh penekanan. Seolah menghiraukan, Darel kembali melanjutkan aksinya, "Niken, mampir dulu. Istirahat bentar." Ucapnya sembari melirik nakal kearah Nara .
Kali ini Nara bersuara, "Ken. Gih sana cepet balik. Ada singa ganjen disini." Ucapnya pada Niken. Niken yang tertawa geli melhat tingkah Nara pun menyalakan motornya.
"Kak Darel, Niken duluan ya. Udah sore, nanti mama nyariin. Makasih tawarannya, nanti kapan kapan Niken mampir." Ucapnya lembut kemudian
"Oh oke deh, hati-hati yaa.." balas Darel
Kemudian Niken pergi meninggalkan bengkel itu. Nara yang muak akan tingkah kakaknya pun memasang wajah jengkel pada Darel.
"Lo kenapa si Ra, gabisa banget liat kakaknya seneng." Ucap Darel tertawa yang kini kembali membenarkan motor pelanggan.
"Senang seneng, dasar ganjen." Balas Nara yang duduk di kursi tunggu pelanggan.
"Hahaha, elo ma gitu amat. Oh ya, kenapa ga langsung pulang kerumah, ntar mama nyariin." Balas Darel.
"Udah aku sms." Balasnya singkat sembari melihat mesin mesin motor didekatnya.
"Udah makan lo?."
"Udah tadi pas istirahat."
"Sono naik, makan trus ganti baju."
"Ada lauk apaan? Emang kakak masak ?"
"Iya. Ayam sama sayur asem." Balas Darel .
"Oh, oke."
Darel, selain ahli dalam benar membenarkan motor. Dia juga cowok kitchenable banget. Sikap Nancy, turun kepadanya. Darel lebih mandiri ketimbang Dafa. Darel juga membangun usaha bengkel ini dengan hasil uang tabungannya sendiri. Ugh, cowok pekerja keras banget kayaknya. Hehe
Beberapa saat kemudian, Nara turun dari lantai atas. Mengenakan baju kaos hitam dan celana jeans pendek sebatas lutut, dengan rambut kuncir kuda. Sederhana, namun tampak cantik dan enak untuk dilihat. Lalu, dia menghampiri sang kakak. Yang kini nampak kotor akibat oli. Namun, tidak mengurangi pesona ketampanan yang dimilikinya.
"Ra, tolong ambilin obeng." Ucapnya
Kemudian Nara mengambilkan benda itu dan memberikan kepadanya. Sejak awal bengkel ini dibuka. Nara sering menemani sang kakak disini. Kalau Ia merasa bosan dirumah, Ia akan pergi ketempat ini. Hanya sekedar menghilangkan kebosanan dirumahnya.
Jadi jangan heran, kalo ditanya tentang alat-alat perbengkelan, dia cukup tahu. Kemudian, salah satu pelanggan Darel melihat kearah Nara yang kini memegang sejumlah kunci di tangannya tampak heran.
"Elo," Cowok itu bersuara pada Nara
Nara yang meyadari hal itu, kemudian melihat kearah sumber suara.
"Aku?" ucapnya meyakinkan
"Iya, elo temen Niken anak XI Ipa 4 itu kan?." Sahut lelaki itu
"I-iya." Balasnya singkat
"Lo kerja disini ?." Tanya cowok itu
"Eng-enggak," Jawab Nara yang kemudian langsung disadari oleh Darel
"Oh, Boy.. ini adek gue." Ucap Darel yang kini telah selesai membenarkan motor pelanggannya
"Oh, kirain pegawai lo Rel." ejek cowok yang bernama Boy itu.
"Sialan lo." Balasnya. "Lo kenal dia?" Tanya Darel pada Nara. Kemudian hanya dibalas gelengan pelan dari Nara
"Adek lo kurang menonjol Rel, makanya ga kenal gue." Ucap Boy percaya diri
"Apanya yang menonjol?" Balas Darel bercanda
"Pikir sendiri lah." Tawa Boy padanya. Nara bingung, apa yang sedang mereka bicarakan. Lalu Darel menjitak kepala Boy.
"Udah lo masuk aja, itungin barang masuk sama yang keluar." Ucap Darel yang tidak ingin adiknya terkontaminasi dengan perbincangan mreka. Dan disambut anggukan oleh Nara.
"Adek lo cakep juga Rel kalo diliat liat." Bisik Boy pada Nara
"Gausah macem-macem." Balas Darel yang kini sedang memutar baut motor.
"Kayaknya asik deh kalo lo jadi kakak ipar gue." Lanjut Boy meledek
"Gue lempar nih kunci inggris ke muka lo." Ucap Darel pada Boy. Yang dibalas tawaan keras dari Boy.
*****
Terimakasih karena udah dibaca...
Vote kalo suka. Jangan lupa komen ya :)
YOU ARE READING
STRUGGLES
Fiksi RemajaSemuanya memerlukan perjuangan gaes ? Cerita ini, menceritakan tentang seorang gadis bernama Nara Abigail. Gadis yang biasa biasa saja. Yang tidak se-UP bahkan seHITZ anak-anak SMA zaman now. Gadis yang ingin memperjuangkan Cinta juga Persahabatanny...