Matahari pagi sudah kembali menampakkan sinarnya pagi ini. Hari ini, Nara berangkat kesekolah bersama Daffa. Karena, Dery sudah berangkat kekantor lebih awal karena d kantornya, akan kedatangan tamu.
"Lama banget si loh nyet ?!." Sahut Daffa yang kini tengah memanasi motornya
Nara keluar rumah tanpa pamit. Mulutnya komat kamit karena Daffa yang sangat tak sabaran menunggunya.
"Brisik banget si !." balas Nara sambil memakai helm kasar kekepalanya
"Lagian lo lama banget!." Sambut Daffa padanya
Daffa dan Nara, sering beradu cekcok. Bagaikan meong dan guk guk. Jadi jika keduanya disatukan, yah akan seperti ini jadinya.
Motor matik Daffa berjalan menyusuri jalan. Keduanya hanya diam dijalan. Nara memalingkan wajah melihat kesibukan pagi hari di ibukota. Menikmati udara yang masih segar dengan embun-embun kecil membasahi jalanan.
"Ntar gue gabisa jemput ya. SMS Darel aja nanti." Ucap Daffa sesaat keduanya tiba disekolah
"Emg kakak mau kemana?!." Balas Nara
"Kerja kelompok." Jawab Daffaa
"ALESAN!" balas Nara kemudian
Tanpa menjawab Nara, Daffa langsung pergi meninggalkannya. Sungguh kakak yang tidak punya hati. Kemudian, Nara berjalan masuk. Hari ini tas ranselnya terisi penuh. Lantaran, hari ini ada kelas olahraga.
Nara menyusuri tangga, tanpa disengaja Ia bertabrakan dengan seorang laki laki bertubuh tegap. Yang membuatnya hampir terjatuh kebelakang. Dengan cepat bagaikan kilat, cowok itu menarik tangannya, hingga Nara jatuh kedalam pelukannya.
Nara kaget sekaligus shock. Ada apa ini? Kemudian Ia tersadar. Mendongakkan wajahnya, karena tubuh Nara tidak terlalu tinggi ketimbang cowok itu. Tatapan mereka bertemu, Cowok itu Boy. Kemudian Nara menarik tubuhnya.
Boy yang terperanga pun akhirnya tertawa.
"Hahaha, lo adiknya Darel kan?." Tanya nya usai tertawa
"Kalo jalan, hati-hati." Sinis Nara tanpa merespon pertanyaan cowok itu. Kemudian pergi meninggalkannya
Melihat itu, Boy kembali tertawa. Seakan lucu dengan apa yang terjadi tadi. Dan melihat wajah gadis itu? Jantungnya berdebar...
Nara melangkahkan kaki kasar. Pagi pagi udah dapat suatu kesialan yang sungguh merugikannya.
"Kesempatan dalam kesempitan." Gumamnya kesal
****
Pelajaran jam kedua telah usai. Kini kelas Nara masuk ke pelajaran Olahraga. Siswa putri kelas XI Ipa 4 mulai berjalan ke wc untuk berganti pakaian. Namun, Nara dan Niken serta beberapa siswi lainnya, hanya berganti didalam kelas saja.
Peluit Pak Bams sudah terdengar. Siswa/I kelas XI Ipa 4 sudah berbaris sesuai urutan absen mereka. Lalu, pak Bams menerangkan perihal materi olahraga hari ini. Dimana pelajaran hari ini ialah seputaran tentang Bola Basket.
Sekolah menyediakan 10 bola basket. Kemudian, siswa/I diberikan waktu untuk berlatih secara berkelompok. Niken yang merasa enteng dengan pelajaran hari ini, hanya memandang remeh teman sekelasnya yang mendrible bola bak memukul drum.
Waktu telah usai. Kemudian, siswa/I dipanggil satu persatu sesuai absen. Siswa diminta untuk menggiring dan mendribble bola kemudian melemparkannya kedalam ring. Sesuai dengan jarak yang sudah ditentukan.
Tawa serta ejekan juga sorakanpun terdengar dari pinggir lapangan. Membuat suasana begitu mendebarkan dan sangat malu apabila tidak berhasil memasukkan bola kedalam ring. Saat absen namanya dipanggi, Nara izin ke wc. Mendadak Ia sakit perut. Hal itu diakibatkan karena nasi goreng yang ia beli semalam sangatlah pedas. Dan pagi ini ia merasakan dampaknya.
Lalu, kini giliran Niken. Setiap siswa berbisik-bisik. Seakan mereka melihat bahwa Niken pasti mampu memasukkan bola basket itu kedalam ring. Dengan PD nya Niken berjalan kearah garis pembatas. Peluit dibunyikan, lalu Niken menggiring bola dengan PD nya.
Dilangkah yang terakhir, Ia melompat dan melempar bola kedalam ring. Namun saying, meleset. Lemparan Niken miring kekanan. Sehingga bolanya pun oleng. Teriakan dari teman sekelasnya pun memenuhi telinganya. Ia malu sekali.
"Ihh.. kok gakmasuk sih! Malu maluin banget sih Ken!." Gerutu Niken sembari menggaruk kepalanya
Nara yang telah usai akan ritualnya pun kembali menuju lapangan. Lalu, Ia menghampiri Niken.
"Gimana, ?." Tanya Nara yang kini duduk disebelahnya
"Oleng." Jawab Niken kesal dan malu
"Hm.. yaudah, nanti belajar lagi." Balas Nara menyemangati
Kemudian, Nara dipanggil oleh pak Bams. Ia menyuruh Nara untuk segera beranjak dan menggiring bola. Lalu Nara berdiri, berjalan menuju garis pembatas.
Diraihnya bola itu, kemudian Ia menatap bola itu. Lalu mendribble nya beberapa kali. Kemudian, Ia berjalan dengan santainya. Membuat teman satu kelasnya yang tadi riuh, kini terpana melihatnya.
Nara mendribble bola dengan santainya, seakan bukan hari pertamanya untuk memegang bola. Berbeda dengan teman cewek sekelasnya, yang mendribble bola ketinggian, kecepatan, bahkan ada yang tersandung.
Dikelas lantai 3, siswa/I kelas XII Ipa 1, keluar kelas dan pindah ke laboratorium. Sebentar Boy melihat kearah bawah. Ia menemukan gadis yang ia tabrak tadi tengah mendribble bola, lalu memasukkannya ke ring dengan mantap.
"Wow... amazing." Kagum Boy usai melihat kearah Nara
Sementara itu, teman sekelas Nara sontak berteriak kagum. Nara adalah salah satu gadis yang berhasil memasukkan bola kedalam ring diantara anak-anak putri dikelasnya.
"Wah.. Nara keren gila." Ucap salah satu temannya
"Widiw bisa juga ya tu cewek."
"Kirain Cuma bisa diem aja tu cewek."
"Wah Nara emejing banget."
Nara yang ngos ngosan kembali ke tempat duduk Niken. Niken yang bersorak sorai akhirnya memeluk erat Nara.
"Gila lo Ra." Ucap Niken bangga
"Gila kenapaa?." Tanya Nara ditengah lelahnya
"Sejak kapan lo bisa maen basket? Lo ga bilang ke gue kalo lo jago juga. Ayolah ikut eksul basket." Tawar gadis itu bersemangat
"Ha? Mm.. nggak nggak Niken." Balas Nara cepat
Kemudian Niken terus membujuk Nara dengan sangat. Yang hanya dibalas senyum menolak dari Nara.
Dari atas sana, Boy melihat kearah Nara kagum. Lalu ia memutar badannya, lalu berjalan kearah laboratorium.
Pelajaran olahraga telah usai. Dan bel istirahat pun berbuny.
"Raa, lo ikut ekskul basket ya. Temenin gue, ya Ra ya." Bujuk Niken sedari tadi pada Nara
"Enggak Niken." Balas Nara lembut
"Ayodong Ra, kan saying kalo kemampuan lo gak diasah." Bujuk Niken
Nara hanya tersenyum sambil melipat pakaian olarganya.
"Enak sekarang kamu ganti baju deh Ken."
Sedari tadi Niken hanya membuntuti Nara demi membujuknya untuk ikut ekskul basket. Sayang, bujukan Niken tidak mempan. Nara tidak tertarik untuk mengikuti ekskul basket. Karena baginya, Ia tidak ingin disibukkan dengan kegiatan sekolah.
"Yaudah deh Ra kalo lo gamau." Ucap Niken lelah diakhirnya. "Lo diajarin siapa Ra main basket?." Tanya Niken kemudian
Nara yang kemudian merspon temannya itu. "Kak Daffa sama Ka Darel yang ngjarin Ken." Balas Nara
"Oemji hello? Kakak kakak lo jago main basket yah? Ampuunn... gue mauu diajarin juga Naraaa!." Teriakan manja Niken yang kini menggelegar ditelinga Nara
"Iyaa..iyaaa entarrr." Balas Nara cepat seakan tidak ingin mendengar teriakan heboh Niken padanya.
*****
Silahkan di vote ya temans, dan dikomen kalo ada yang kurang :)
Makasih ya, gbu.
YOU ARE READING
STRUGGLES
Teen FictionSemuanya memerlukan perjuangan gaes ? Cerita ini, menceritakan tentang seorang gadis bernama Nara Abigail. Gadis yang biasa biasa saja. Yang tidak se-UP bahkan seHITZ anak-anak SMA zaman now. Gadis yang ingin memperjuangkan Cinta juga Persahabatanny...