Bel istirahat pun berbunyi. Guru yang mengajar satu persatu keluar dari dalam kelas. Momen istirahat bagaikan surga bagi setiap anak anak sekolahan. Namun, tidak bagi Niken yang sedari tadi hanya merenung, memikirkan sang pujaan hati yang telah dimiliki oleh orang lain.
"Ken, kantin yok. Aku ga bawak bekal hari ini." Ucap Nara sembari merapikan buku paket matematikanya
"Kamu aja deh Ra. Aku males, ntar ketemu sama kak Nata. Aku ga bakal kuat ngelihatnya, apalagi kalo dia sama kak Stevi. Sakitnya tuh disini." Balas Niken lirih namun terlihat lebay
"Bener ga mau?." Balas Nara
"Iya..." Ucapnya sendu
"Yaudah, aku duluan ya. Nanti kalo aku ketemu kak Nata kusuruh dia nyamperin kamu deh. Soalnya aku sedih lihat kamu gini." Sambut Nara polos
"Kayak lo berani aja Ra." ucap Niken mengejek Nara.
"Mau dibuktiin?" ancam Nara
Mungkin dalam hal bersosialisasi dengan kaum Adam, Nara memiliki skor dibawah rata-rata. Kecuali dengan kedua kakaknya juga ayahnya. Namun, dalam hal bukti membukti, Dia mampu melakukannya diatas rata-rata.
"Eh... Nara ! Gue ikut kekantin." Balas Niken cepat
Nara tersenyum bahagia. "Nah gitu dong, masa harus diancam dulu."
Kedua gadis itu melangkah keluar kelas. Setibanya di area kantin, Niken melihat Nata yang sedang berjalan kearahnya bersama ketiga cowok disampingnya. Niken syok tidak tahan untuk berteriak. Namun, pikirannya berkata pergi dari sana. Tapi, pikirannya berkata terus berjalan. Niken galau lagi. Dia menggenggam lengan Nara kuat sehingga , gadis disampingnya itu melihat kearahnya.
"Kena.." Nara bersuara namun terhenti. "Kkk- Nata, Ra..Gu-gue harus apa." Kini Niken bersuara gugup
"Biasa aja, gausah disapa atau sebagainya. Cuekin aja dulu. Aku yakin kamu bisa." Balas Nara meyakinkan
"O-oke, aku juga ga akan ngelihat kearah dia." Balas Niken 45 diiringi irama jantung yang kencang
Saat hampir sukses berpapasan tanpa sedikitpun menoleh kearah Nata. Niken mengehembukan nafas lega. Namun, Nata mengehentikan langkahnya kemudian memanggil Niken. Suara yang menurut Niken seksi itu, suara berat nan menggoda itu kini sedang memanggil namanya. Secara spontan Niken berhenti dan menyahut sumber suara itu.
"Niken !." Panggil Nata
"I-iya kak Nata." Ucap Niken cepat seakan tak ingin Nata menunggu respon lama
Melihat itu, Nara memejamkan mata lama. Begitu labilnya hati sahabatnya ini. Baru beberapa menit bertekad, eh udah buyar aja hanya karena ''teguran".
"Sepulang sekolah, jangan pulang dulu. Kita mau rapat ." Ucap Nata terkesan dingin padanya
Seolah terkena hipnotis akan wajah tampan Nata. Nara yang tidak berbalik kearah Nata pun menyenggol bahu Niken untuk menyadarkan temannya yang labil itu.
"I-iya kak, siap.Nanti Niken ke base basket." Balas Niken dengan mata berbinar-binar
"Oke, " Balas Nata singkat padanya.
Setelah Nata pergi, Niken memutar tubuhnya. Melihat Nara yang sudah berjalan duluan kearah warung Bi Surti. Niken segera menyusul cepat. Sungguh, hatinya sangat tidak karuan di pagi menjelang siang ini.
"Nara, kok ninggalin gue sih." Ucap Niken yang berdiri disamping Nara
"Aku udah laper Ken." Balas Nara singkat padanya
"Ra, kok gue lemah banget sih." Ucap Niken kesal
Nara hanya diam merespon ungkapan Niken. Hal biasa baginya melihat Niken yang labil. Dan itu bukanlah suatu masalah lagi bagi dirinya.
"Ah bodoh, coba tadi gue gausah noleh aja. Coba tadi gue jalan aja. Kenapa pake balik badan sih. Ah! Kan tadi rencananya mau jutek!." Ucap Niken kesal sembari berjalan kearah meja kantin
Nara hanya diam, menikmati lontong sayur yang Ia beli tadi. Dia tidak habis pikir. Kenapa temannya itu menyukai cowok yang cuek gak karuan kayak Nata. Dari suaranya saja, Nara sudah tau. Jika Nata itu adalah cowok yang gak ramah.
"Ken, kak Nata tu jutek ya?." Tanya Nara padanya
Mendengar itu, Niken langsung bersuara. "Dikit." Balas Niken padanya
Kemudian, Nara mengangguk seolah telah menemukan jawaban atas pertanyaannya. Tidak lama kemudian. Bel jam pelajaran kelima pun berbunyi. Segera setiap siswa berjalan cepat menuju kekelas. Dan pelajaran selanjutnya pun dimulai.
***
Kegiatan belajar mengajar pun telah selesai. Parkiran motor juga gerbang sekolah sudah dipemuhi oleh setiap siswa/I yang menunggu jemputan. Dafa yang baru memberi kabar tidak bisa menjemput Nara pun, berdecak kesal. Pasti sang kakak lagi ngedate sama pacarnya. Nasip Nara siang ini begitu menyedihkan. Akhirnya, Nara memutuskan untuk menunggu Niken. Ia duduk didepan base camp basket.
Sambil memainkan game diponselnya. Snake xenzia. Ya, ponsel Nara gak se- Update ponsel anak SMA zaman sekarang. Dia lebih nyaman memiliki ponsel jenis ini. Karena, menurutnya tidak akan memerlukan kuota. Jadi, dia bisa menghemat uang jajannya. Baginya, cukup meminjam ponsel sang kakak, Dafa dan Darel jika Ia ingin membuat tugas, atau men-whatsapp teman sekelasnya.
Saat sedang asyik bermain. Entah sengaja atau tidak, rok Nara terkena tumpahan es doger yang dibawa seseorang. Cipratan es itu pun menghiasi baju putih Nara yang tidak tertutup jaket. Nara mendongakkan wajah, melihat seorang gadis berambut coklat, ber-make up tipis tersenyum tipis padanya.
"Ups, maaf yaa... gue ga sengaja. Soalnya gue buru-buru." Ucap gadis itu santai padanya
Kembali menatap roknya yang kini basah, bercampur warna kecoklatan. Nara mencoba berpikir positif. Kemudian kembali melihat kearah gadis itu. Saat ingin mengatakan sesuatu, Niken yang keluar dari base camp langsung melihat drama kecil itu kemudian menyambut Nara panik.
"Nara, yaampun, gue baru baca sms lo. Lo kenapa?." Ucap Niken memburu tanpa menyadari ada sosok gadis didepan Nara
Nara langsung membuka tasnya kemudian mengambil tissue di dalam tas nya. Gadis itu kembali bersuara
"Sorry ya.." Ucap gadis itu ringan. Niken lalu melihat kearah gadis itu dan menatapnya tajam. Stevi, gumamnya
"I-iya gapapa kok." Balas Nara berupaya untuk sabar
Setelah mendengar perkataan itu. Gadis itu pergi meninggalkan keduanya. Niken membantu Nara membersihkan roknya, kemudian dia kembali bersuara.
"Dia Stevi, Ra. Ntar gue bales dia" Ucap Niken dingin
Nara yang mengerti kemudian memberikan senyuman pada Niken. Hanya untuk menenangkan hati sahabatnya bahwa ini bukanlah suatu masalah yang besar.
"Udah ah Ken. Mungkin dia emang gak sengaja." Ucap Nara padanya
"Dia tau gue suka sama kak Nata. Makanya pas ngeliat lo, dia ngelakuin ini. Karena dia tau lo temen gue. Emang dasar." Balasnya kesal
"Kamu sweet banget si Ken, jadi sayang." Ucap Nara mencoba menciptakan suasana santai
"Sejak kapan lo jadi alay Ra ?, baru sekali ketemu Stevi udah berdampak baik banget ya bagi lo." Ledek Niken padanya
Nara tertawa kecil. Setelah membersihkan rok Nara. Niken pun masuk ke base camp, meninggalkan Nara duduk dikursi panjang dan mendengarkan perbincangan serius dari dalam ruangan yang dipimpin oleh seorang yang bersuara berat nan seksi itu.
*****
Thanks for reading.
Vote kalo suka. Jangan lupa komen ya :)
YOU ARE READING
STRUGGLES
Teen FictionSemuanya memerlukan perjuangan gaes ? Cerita ini, menceritakan tentang seorang gadis bernama Nara Abigail. Gadis yang biasa biasa saja. Yang tidak se-UP bahkan seHITZ anak-anak SMA zaman now. Gadis yang ingin memperjuangkan Cinta juga Persahabatanny...