Marvilya POV
Hari ini aku, Jeros Dan Max bekerja seperti biasa tapi hari ini shift kami malam."Satu caffe latte dan satu kopi Moccacino"ucapku pada Jeros
"Heemm ternyata cari uang itu capek juga ya"ucap ku
"Memang"ucap Max
"Eh tapi kenapa kalian masih kerja sih kan kalian bisa dapat kiriman uang?"tanyaku
"Kami tidak mungkin mengandalkan itu terus, kami juga harus bekerja walau dengan gaji dan pekerjaan yang tak seberapa"jawab Jeros
"Ini kopinya cepat antarkan"perintah Max
"Iya iya sabar"ucapku dan berlalu mengatarkan pesanan pada meja sepasang kekasih sepertinya
"Mereka bertengkar ya?"batinku bertanya
"Per favore"ucapku sambil tersenyum (silakan)
Mereka sepertinya sedang mengalami masalah tapi aku tidak tau apa yang mereka bicarakan karena cara mereka bicara cepat sekali.
"Perché?"tanya sang pria (mengapa?)
"Non so"jawab sang wanita
(Saya tidak tau)Hanya itu yang aku dengar dan aku pahami. Setelah itu aku berlalu pergi agar tidak mengganggu mereka.
"Mengapa lama sekali?"tanya Max
"Mereka disana sedang bertengkar"jawabku sambil menunjuk dengan dagu
"Bagaimana kau tau?"tanya Jeros
"Ya dari cara mereka bicara dan raut wajah mereka"jawabku
"Sudahlah jangan ikut campur lanjutkan pekerjaan mu"ucap Jeros
Pada pukul 22.05 shift kerjaku selesai dan aku pun melepas apron baristaku lalu menghampiri Jeros dan Max.
"Cepat selesaikan pekerjaan kalian. Aku sangat lelah hari ini"ucapku pada Jeros dan Max yang sedang beres-beres
"Sabarlah jika tidak, bantu kami membereskan ini"ucap Max
"Tidak aku sangat lelah"ucapku
Setelah mereka selesai, kami pun pulang ke rumah. Namun, sebelum pulang kami mampir ke sebuah restaurant untuk makan malam.
"mi piacerebbe ordine Ravioli, Caffè espresso "ucap Jeros saat seorang waiters datang menghampiri meja kami (saya ingin memesan Ravioli dan Caffe espresso)
"Mi Minestrone"ucapku
"Mi Ravioli"ucap Max
"attendere alcuni minuti" ucap sang waiter yang berlalu pergi (tunggu beberapa menit)
"Ehm aku ingin membicarakan sesuatu sama kalian" ucapku gugup
"Apa?" Tanya Jeros
"Kayaknya aku udah harus cerita semua yang aku sembunyiin dari kalian sekarang" ucapku
"Bisa kah langsung to the point" ucap Jeros yang sepertinya sangat penasaran
"Aku ingin bilang kalo aku ke Verona karena aku kabur dari pertunanganku" ucapku
"Hah? Maksudnya?" Tanya Jeros dan Max bersamaan
"Aku dijodohin dengan anak rekan bisnis orang tua ku. Aku gak setuju tapi mereka selalu memaksaku. Katanya ini demi perusahaan" jelasku dengan mata berkaca-kaca
"Aku gk habis pikir kalo mereka gak mikirin perasaan aku" timpalku dengan menangis
"Tapi gue rasa keputusan lo gak bener" ucap Jeros
"Maksudnya aku harus nerima perjodohan itu dan ngorbanin perasaanku" ucap ku
"Bukan gitu.." Ucap Jeros terpotong karena waiter yang datang dengan membawa makanan pesanan kami
"Per favore" ucap waiter tersebut yang kemudian berlalu pergi (silakan)
Kami pun menghentikan pembicaraan kami dan memulai kegiatan makan kami
Rumah Jeros
Setelah dari restaurant kami langsung pulang dan selama itu aku sudah diam tidak berkata apapun.Sesampai dirumah aku langsung masuk ke kamarku. Di kamar aku hanya memandangi langit-langit kamar. Hingga suara ketukan pintu membuyarkan semuanya.
"Siapa?" Tanyaku
"Ini aku Jeros" jawab sang pengetuk pintu
"Masuklah" ucapku
"Ada apa?" Tanyaku
"Aku ingin membicarakan soal tadi" jawab Jeros
"Bukan maksudku seperti itu, aku hanya merasakan bagaimana perasaan orang tua mu ketika kau pergi ke sini meninggalkan mereka" ucap Jeros
"Aku tau tapi mereka hanya mementingkan diri mereka. Padahal aku sudah menolaknya tapi mereka selalu memaksaku" ucapku sambil menangis
"Sudah jangan menangis, aku tau mungkin yang kamu alami sangat membingungkan" ucap Jeros
"Tapi kau wanita yang kuat dan aku yakin kau bisa melewatinya" timpal Jeros
"Terima kasih kamu sudah mau mengerti aku, ku pikir tidak ada yang mengerti aku" ucapku yang reflek memeluk Jeros
Hingga akhirnya aku sadar dan melepas pelukanku.
"Maaf aku reflek" ucapku dengan menundukkan kepala
"Tidak apa-apa, oh ya berapa lama kau di Verona?" Tanya Jeros yang membuatku langsung mendongakkan kepala
"Entah tapi aku sudah berkata pada orang tuaku bahwa aku akan kembali ketika aku menemukan orang yang aku cintai" jawabku
"Di Verona?" Tanya Jeros
"Iya, walau kemungkinannya sangat kecil tapi aku sudah memikirkan sejak kecil bahwa aku ingin mempunyai Romeo orang yang mencintaiku" jawabku
"Kau menyukai Romeo dan Juliet?" Tanya Jeros
"Iya, sejak kecil aku selalu bermimpi mempunyai pangeran seperti Romeo. Itulah alasanku ke Verona" jawabku
"Kesukaan kalian sangat sama" ucap Jeros sangat pelan seperti orang berbisik namun masih bisa aku dengar
"Maksudnya?" Tanyaku
"Hah, eng...enggak gak ad" jawab Jeros gugup
"Sudah tidurlah ini sudah malam. Oh ya besok adalah gajian pertamamu jadi bangun lah pagi dan jangan lupa traktir aku dan Max" timpal Jeros
"Iya iya, Buona sera" ucapku pada Jeros (selamat malam)
"Buona sera anche" balas Jeros (selamat malam juga)
Setelah itu Jeros berlalu pergi.
"Sepertinya aku menemukan Romeo ku" ucapku sambil tersenyum
Holaaa🤗🤗🤗🤗
Don't forget to Comments and Vote💞💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Verona a Love of Infinite ✔
RomantikMarvilya Laven Rosaline seorang wanita yang selalu bermimpi dapat menemukan romeo nya. Hingga suatu peristiwa terjadi, tepat di kota Verona dimana kisah Romeo dan Juliet terjadi. Marvilya bertemu seorang pria bernama Jeros Sheen Benvolio, Yang ma...