Saudara Di Korea

92 2 0
                                    

Annyeong, nae ileum hani. (Halo, namaku Hani) Aku tinggal di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa bagian timur. Aku benar-benar orang Indonesia, tapi banyak yang bilang wajahku wajah orang-orang korea. Hihi, iya aku memang keturunan kakekku yang aslinya orang korea. Husst.. sebenarnya aku jago berbahasa korea karena tuntutan kakekku yang menginginkan semua cucunya menguasai bahasa korea. Tapi keahlian bahasa koreaku ini aku tutupi pada semua orang bahkan sahabatku sendiri terkecuali keluargaku, aku memang pribadi yang benar-benar tertutup.Sekarang ini aku duduk di bangku 8 SMP dan bersekolah di sekolah yang cukup terkenal, ya karena ada temanku yang telah menjadi seorang artis terkenal, hihi. Aku juga tak kalah terkenal, selain aku seorang ketua Paduan Suara banyak juga ingin berfoto bersamaku karena aku mirip dengan eonni favorite mereka di Korea. Tahu tidak, aku juga seperti remaja-remaja lainnya. Ya! Seorang kpopers. Aku sangat menggemari boyband korea yang memiliki berjuta-juta fans di setiap negara, bisa ditebak? Yap! EXO! Naega Exo sarang, saranghaneun xiumin oppa! *eh.Setiap tiga tahun sekali kami sekeluarga tentu dengan kakek selalu berkunjung ke Korea untuk menemui saudara-saudara kakek. Seperti prinsip yang ditetapkan keluarga kakek “Sejauh apa pun itu kau merantau, tetaplah ingat pada sanak saudara.” begitulah. Terakhir kali kami berkunjung yaitu saat aku duduk di kelas 5 SD, saat itu bahasa koreaku belum terlalu bagus. Jadi saat saudara-saudaraku mengajak mengobrol aku tidak bisa memahaminya dengan cepat, dan aku tidak peduli untuk mengenal semua saudara-saudaraku. Liburan akhir tahun kali ini kami akan berkunjung ke Korea! Yeay. Kau tahu, harapanku di Korea kali ini aku bisa bertemu dengan member Exo terutama dengan Xiumin oppa! Perjalanan kami dari Jakarta ke Korea dimulai pada pukul 22:05 dengan menggunakan pesawat Korean Air, perjalanan ini memakan waktu selama 6 jam. Pukul 7 pagi kami tiba di Incheon Airport, yang merupakan airport International terbesar di Korea. Setelah itu kami langsung meluncur ke tempat tinggal saudara kakek. Sesampainya di sana kami disambut dengan hangat, kami akan menginap kurang lebih 1 minggu di sini. Saudara kakek ini memiliki 3 anak laki-laki, anak pertama telah menikah dan memiliki anak, anak kedua sedang sibuk-sibuknya bekerja di sebuah kantor yang cukup ternama, begitu cerita ibuku dan aku bisa lihat dari foto yang terpajang di atas meja.Tapi sampai sekarang aku belum menemuinya, ah ya anak yang terakhir? Ibuku bercerita katanya anak terakhir itu sangat menyukaiku dia menganggapku sebagai adik kesayangannya, bahkan aku tidak mengetahui itu. Sekarang dia berumur 22 tahun, dilihat dari mukanya dia terlihat familiar. Aku seperti pernah melihatnya tapi di mana ya? Keesokannya aku mulai akrab dengan keluarga ini dan aku sudah bertemu dengan kedua ahjussi, tapi belum dengan oppa (anak terakhir). Rencana hari ini adalah makan malam bersama keluarga, oleh karena itu aku disuruh ibu membeli beberapa buah di swalayan dekat rumah. Sebenarnya aku takut, takut nyasar haha.“Bangmunhae jusyeoseo gamsahabnida..” (Terima kasih telah berkunjung..) ucap pelayan swalayan itu. Saat berjalan menuju rumah tiba tiba ada seorang laki-laki bermasker hitam serupa dengan warna kacamatanya merangkulku. “Annyeong Hani, dangsin-eun choedae seongjanghaessseubnida,” (Hai Hani, sudah tumbuh besar kau) ucap laki-laki itu sambil tertawa. Aku benar-benar ketakutan dan langsung lari. Kenapa laki-laki itu tahu namaku? Dia terus mengejarku berlari dengan cepat hingga aku dikalahkan olehnya “Dangsin-eun nugu-inga? mueos? wae nae ileum-eul algo iss-eossnayo?” (Siapa kau? Mau apa? Dan kenapa tahu namaku?) ucapku spontan. Kemudian dia melepas maskernya dan berkata, “I, Jimin oppa.” (Ini aku, Jimin). Aku sangat kaget, “Aigo, Jimin eun BTS?” dan lari lagi meninggalkannya.Malam pun telah tiba, semua sudah berada di tempat duduk masing-masing untuk melahap makanan bersama-sama. Tepat di depanku Jimin oppa duduk. Aku malu setelah kejadian sore tadi, dan tentu saja aku syok ternyata aku adalah keponakannya Jimin BTS. Oppa berusaha mengajakku mengobrol, tapi aku belum terbiasa. Aku merasa seperti seorang fans yang malu-malu melihat idol di hadapannya. Oppa menyodorkan hp-nya dan menunjukkan sebuah foto, ternyata itu aku yang sedang dirangkul oppa. Tapi aku benar-benar tidak mengingatnya.“Eum, naeil naega gongdong ibenteu xiumin ieossda,” (Wah, besok aku ada acara bersama xiumin) godanya yang membuatku langsung menatapnya, berharap aku boleh ikut dengannya dan bisa bertemu dengan xiumin. “Oppa, neun naeil dangsingwa hamkke gal su issnayo? hasibsio..” (Oppa, bolehkah besok aku ikut denganmu? Ku mohon.) tanya dengan muka memelas. “Haha, dangsin jaemi. Eotteohge hamyeon nae dongsaeng-i anieossda.” (Haha, kau lucu sekali. Apa yang tidak untuk adikku ini) jawabnya dengan senang hati. Yeaaayyy! Senang sekali hati ini. Aku tidak sabar menunggu datangnya besok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerpen KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang