Superstar

809 13 0
                                    

Cuaca Incheon saat itu sangat cerah. Matahari bersinar seakan-akan selalu menyinari setiap langkah kakiku. Angin saat itu berhembus lumayan kencang membuat rambut panjangku tersibak olehnya. Toko-toko mulai bersiap-siap menerima para pelanggannya membeli dagangannya. Gedung-gedung pencakar langit pun saat itu sudah siap dengan layar besar beriklan yang terpampang. Suka sekali melihat iklan-iklan yang disiarkan.Kau tau ada sebuah iklan yang selalu aku tunggu-tunggu untuk dilihat. Yap! Audisi menyanyi di sebuah kontes menyanyi yang cukup terkenal. Teman-teman selalu menertawaiku saat aku menceritakan padanya bahwa aku akan mengikuti audisi. Mereka terus menerus menertawaiku, mereka bilang mimpiku terlalu tinggi untuk lolos audisi itu. Memang sih aku belum pernah bernyanyi di depan teman-temanku. Tapi, ada satu orang yang pernah mendengarku bernyanyi. Choi Soo Bin, namanya. Tidak seperti teman-teman yang lain, Bin selalu mendukungku untuk mengikuti audisi itu. Sebelum audisi dimulai, Bin bilang padaku bahwa tidak ada kemenangan tanpa usaha, berusahalah untuk merebut kemenangan itu. Omma dan Appa juga mendukung dengan sepenuh hati. Aku selalu ingat itu.Berkat audisi itu aku menjadi cukup terkenal, aku memenangkan kompetisi menyanyi itu, aku membawa pulang hadiah juara 1. Berkat dukungan Bin juga Omma dan Appa, aku dapat merebut kemenangan itu. Saat itu aku banyak mendapat tawaran dari beberapa produser terkenal untuk menjadi artisnya. Hingga akhirnya aku memilih ahjussi Han untuk menjadi produserku. Produser Han membawaku ke dalam girl grup dengan 3 orang penyanyi lainnya. Kami terus berlatih untuk single pertama kami. Kami berlatih vokal dan dance, selama berlatih aku selalu mendapat pujian dari tim koreografi. Sigle pertama kami laris, banyak yang menyukai kami. Kami mendapat banyak tawaran kesana-kemari untuk tampil.Sudah hampir satu tahun kami bersama, tapi rasanya tidak seperti bersama. Mereka bertiga yang selalu bersama, mereka tidak menganggapku ada saat di belakang kamera. Hingga suatu hari mereka membuatku celaka. Awalnya mereka mengajak jalan-jalan bersama-sama untuk merayakan keberhasilan kita selama hampir satu tahun. Tapi kemudian mereka meninggalkanku sendirian di daerah yang tidak kukenal. Aku berusaha bersikap biasa agar orang-orang tidak mengenaliku. Gawat jika orang-orang mengenaliku, mereka bisa menyerbuku untuk mendapatkan foto.Aku segera mengambil handphone di tasku berniat menelepon produser Han untuk mengabari keaadaanku, saat itu aku belum memiliki manager sendiri. Tiba-tiba ada seorang pria menarik paksa tas yang kubawa. Aku memegang kencang tasku, isinya sangat berharga bagiku ada hadiah yang akan kuberikan pada Omma. Pria itu kemudian menodongkan sebuah pisau di dekat tanganku. Dia mengancamku jika aku berteriak. Aku menangis, sangat takut. Hingga akhirnya ada seorang laki-laki lain menolongku. Tak kusangka Bin yang menolongku. Kemudian dia membawaku ke rumah sakit untuk mengobati luka di tanganku saat aku menyelamatkan tasku.Produser Han tidak lama datang, aku ceritakan semua yang terjadi padanya. Produser Han mengurus semuanya, akhirnya mereka yang membuatku luka berakhir di sel penjara. Kau tau kenapa bisa? Bin ternyata selama ini mengikutiku kemana aku pergi. Dia dan kameranya selalu bersama. Disitulah terdapat bukti dari awal kami mulai berkarir hingga saat ini, ternyata mereka sudah menyiapkannya cukup lama. Sekarang Bin menjadi managerku. Dan untuk saat ini aku akan tetap meneruskan karirku dengan berkarir solo” cerita kim eun na.“Huuhh istirahat dulu ya, capek aku ceritanya. Kalo bukunya udah terbit dan banyak yang suka, kamu harus traktir aku makan. Hwah aku senang pengalaman hidupku dibuat cerita, apalagi yang membuat penulis Kim Ji Sun yang terkenal” Celoteh eunna padaku dan berkahir dengan tawa riang kami berdua, Sun dan eunna.

Cerpen KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang