#03. Who Is He?.

237 13 0
                                    

#03. Siapa Dia?.






*Agatha pov.

Setelah selesai kepala gue dibuat puyeng tujuh keliling karna rumus yg gak gue ngerti sama sekali. Akhirnya gue memutuskan untuk istirahat ke kantin bersama icha.

Gue pun memesan bakso dua dan esteh dua. Untuk gue dan icha. Setelah membawa makanan dan minuman yg gue pesan, gue pun duduk di meja kedua dari pojok.

"Tha, target lo kali ini siapa?". Tanya icha sambil menyedot esteh nya dengan sedotan.

"Bhelhump twahu(belum tahu)". Ucap gue sambil mengunyah banyak bakso di mulut.

"Etdah kalo ngomong yg bener napa". Ucap icha tertawa dan langsung membuat gue nyengir lebar.

Tidak lama setelah itu ada segeromboran anak cowok yg membawa pesanannya masing-masing dan menuju meja pojok. Dari seragamnya terlihat bahwa mereka kakel. Dan dugaan agatha bahwa jumlah orang yg kira-kira ada 10 orang itu gak akan muat duduk disitu.

Dan satu diantara mereka mengalah dan memilih duduk disamping gue.

"Permisi, gue boleh kan duduk disini?". Ucap cowo tersebut sambil membawa somay. Gue gak berani natap mukanya, apalagi baca nametag nya. Gue mengkode icha yg ada di depan gue. Jawaban dari icha hanya menggidikkan bahu.

"Hm, boleh kok gapapa". Ucap gue agak takut. Dari tampangnya, mereka itu kyak berandalan. Dan gue gak kenal mereka.

Cowok itu melahap makanannya tanpa gangguan sedikit pun. Tapi gue malah mendadak gugup.

"Gak usah tegang, santai aja". Ucap cowok itu seolah tau pikiran gue. Gue pun menyuap potongan bakso dan menguyahnya pelan.

"Lo kelas brapa?". Tanya cowo itu yg sepertinya sedang menatap gue.

"Kelas XI ipa-3 kak". Gue memberanikan diri menatapnya.

Gue sedikit terpaku dengan wajahnya. tanpa jerawat, hidung mancung, mata hitam dan teduh, alisnya tebel. Sampe gue gak sadar kita saling tatapan lama. Sampe akhirnya icha berdehem.

Ekhm!

Gue pun menyudahi tatapannya. Dan melanjutkan makan bakso nya. Sampe segerombol cowo dateng ke arah gue. Bukan, bukan ke gue. Tapi ke cowo yg disamping gue. Dari tatapan mukanya aja gak ada ramah-ramahnya.

Gue melirik cowo disamping gue, dia lagi santai minum jusnya sambil melihat ke segerombolan cowo yg baru dateng itu dengan tatapan meremehkan. Gilak, mukanya cool abiss. Tapi gue ngerasa ada aura menakutkan, suasana mencengkam, semua murid yg ada dikantin tiba-tiba mengerumuni, tidak banyak yg memilih meninggalkan kantin.

Brakk!!

Cowo yg baru dateng dengan gaya nya yg ngajak ribut itu dateng langsung menggebrak meja yg gue tempati. Sontak gue kaget, bulu kuduk gue berdiri, gue panas dingin, menggigil ketakutan. Dan anehnya gue gak liat sosok icha yg di depan gue. Sejak kapan dia pergi? Apa hanya gue yg satu-satunya masih bertahan disini? TRUE. gue edarkan penglihatan gue, betul sekali. Hanya gue dan dua geng yg mukanya nyeremin.

"MAKSUD LO APA HAH!! BANGSAT!!". Ucap cowok itu ke cowo disamping gue dengan nada ngajak ribut. Sedangkan yg diajak ngobrol malah santai tanpa takut sedikit pun.

"Lo kenapa sih lik? Gue gak ngerti". Ucap cowo yg disamping gue dengan santai.

"MAKSUD GUE??!! LO KAN YG NYORET MOBIL GUE PAKE PILOK!!".

"kalo iya! Kenapa?". Cowok yg disamping gue pun berdiri. Dan mengangkat dagunya, menantang.

"Selama gue masih ngibarin bendera perang, tamat hidup lo!". Ucap cowok itu pelan tapi menusuk. Dia menatap gue sebentar dan langsung meninggalkan kantin.

Love In StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang