Aliya bergegas menuju kelasnya.
Ia tak ingin tertinggal satu berita pun mengenai sahabatnya itu .
Dan lagi lagi hari nya diawali dengan perjalanan Navila menuju toilet."Navila!? Mau kemana?" Cegah Aliya membuat kedua kaki Navila berhenti berjalan.
Navila nampak menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar.
"Ke toilet" jawabnya singkat lalu pergi dari hadapan Aliya."Kamu tau Nav? Perjanjian kita kemaren masih berlaku! Kamu liat aja apa yang bakal kami lakukan kalo kamu buat kayak gitu lagi!" Ancam Aliya tak main main.
Navila mempercepat langkahnya mencoba menyembunyikan Tangisnya yang tak lagi terbendung. Namun ya, pastilah Aliya sudah tau bahwa Navila menangis. Sebenarnya dirinya tidak tega melihat Navila menangis seperti itu. Tapi dia sudah kehabisan cara untuk menyelesaikan masalah Navila. Masalah yang sudah Navila ceritakan beberapa waktu lalu padanya.
Flashback~
"Jadi, kenapa kamu kayak gini ha?" Tanya Aliya nampak antusias.
Navila diam sebentar lalu mengambil nafas berat. "gini, aku itu udah berusaha buat kebaikan sama orang orang, tapi kenapa mereka itu malah nggak baik sama aku." Ucap Navila sambil memijat keningnya seakan akan masalah yang ia hadapi sungguh rumit.
Aliya menaikkan alis nya.
"Udah itu aja?" Tanya Aliya ragu.Navila mengangguk
"Tapi kenapa aku ngerasa masalah kamu nggak cuma ini, kayak ada yang lebih buruk dari ini?" Aliya mengungkapkan keraguannya.
"Susah jelasinnya Al! Aku nggak mau ngingat itu lagi!" Jawab Navila sambil sedikit terisak.
Aliya mengerti, tapi dia juga harus tau hal seburuk apa yang membuat Navila seperti ini.
"Ya setidaknya kamu kasih tau kami lah kenapa?" Ucap Helena yang sedari tadi hanya mendengarkan. Aliya mengangguk.
"Karna.. aku nggak mau ada yang ngejek fisik orang tuaku!"
Flashback off~
Aliya membawa tubuhnya malas kedalam kelas. Ia berencana menyusul Navila nanti.
Sesampainya di dalam kelas.."Aliyaa...kasih tau kami dong tentang Navilaa! !" Suara cempreng Nisa sukses membuat lamunan Aliya tentang Navila buyar seketika.
"Iya, kata Navila kemaren kamu udah di kasih tau sama dia" timpal Shofi.
"Iyaa tuhh" Aurel dan Hazel mengiyakan.
"Ceritain ya" Ucapan Nazwa membuat Aliya makin malas menceritakannya .
"Helena aja yang cerita ya!" Ucap Aliya yang sudah berada di penghujung mood buruknya.
"Helena belum datang! Buruan cerita! Ntar bel pula" ucap Nazwa lagi.
Tepat setelah Nazwa mengakhiri kalimatnya, bel berbunyi.
"Panjang umur bel hari ini!" Umpat Nazwa, kemudian kembali ke kursinya.Aliya melirik ke bangku Helena.
Kosong.
Ya, Helena belum datang seperti yang dikatakan Nazwa tadi ."Tumben belum dateng" ucap Aliya pelan. Dan setelah ia mengucapkan tiga kata itu, si empunya kursi yang tadi diliriknya datang.
Lah, Helena juga panjang umur toh hari ini, sama kayak bel~ batin Aliya.
Dan pelajaran dimulai
~skip~Pas istirahat..
"Nav! Dipanggil bapak ke BK!" ucap Mutiara yang baru saja dari kantin
"Kok aku dipanggil? Kenapa?" Ucap Navila takut.
"Kata bapak, kamu disuruh ceritain masalah kamu!" Ucap Mutiara lagi.
"Nggak mau" Navila mulai menangis. Dia takut akan dimarahi Pak Tio selaku guru bk dan wali kelas 7a.
"Gak papa Nav, bapak cuma pengen kamu cerita aja loh" Ucap Nada, menenangkan.
"Nggak mau, nanti aku dimarahin!" Ucap Navila tetap pada pendiriannya. Aliya Helena dan Nada tetap terus membujuknya.
Akhirnya Navila mau asal Aliya Nada dan Helena menemaninya.
Di ruang BK, Nada menceritakan masalah Navila yang ia tau. Tapi, Pak Tio sepertinya ingin penjelasan Navila sendiri sehingga Aliya Nada dan Helena harus keluar ruangan.
Mereka dengan sabar, diam menunggu Navila diluar sampai bunyi bel.
"Eh udah bunyi bel kan? Kenapa kalian gak masuk kelas?" Suara bu Ani membuat ketiganya menoleh .
"Itu buk, kami nemenin Navila ke BK" Nada mewakili yang lain.
Aliya dan Helena mengangguk."Yang disuruh ke BK Navila saja kan? Yaudah kalian masuk kelas sana" ucap Bu Ani lagi.
Ketiganya terpaksa meninggalkan Navila di ruang BK. Lalu pelajaran berlangsung seperti biasa.
20 menit kemudian, Navila kembali ke kelas, lalu dia bicara sebentar dengan Bu Ani lali duduk di bangkunya.
"Dafa dan Arya dipanggil ke ruang bk" ucap Bu Ani. Seluruh kelas menoleh ke Dafa dan Arya.
"Iya buk." Ucap mereka bersamaan.
Udah kutebak pasti habis ini kalian dipanggil batin Aliya bangga. Dia sudah menebak, merekalah yang sering menjahili dan mengejek Navila selama ini.
Lalu pelajaran kembali berlangsung.
Istirahat kedua ~
"Ayo Nav, kita ke bawah." Ajak Helena.
Navila berdiri sambil memegang kepalanya.
"Kenapa? Pusing?" Tanya Aliya.
Navila hanya mengangguk."Kalo nggak kuat di kelas aja lah" ucap Helena .
Aliya mengangguk.
Navila menggeleng. "Nggak papa kok!"
"Kenapa?" Tanya Nada dan Nazwa.
"Pusing" jawab Aliya singkat.Nada membantu membopong tubuh Navila.
Melihat Nada membopong Navila, seluruh orang bertanya tanya ada apa dengan Navila.
Yang dijawab Aliya dan Helena hanya 'dia pusing.'Saat baru turun satu anak tangga..
Brukk!
"Navila!?"
###
Udah lama nggak update ya,
Maap kalo masalahnya nggak kelar kelar. Habisnya kan memang isi dari cerita ini tentang masalah di persahabatan Aliya - Navila - Helena
Tunggu terus yaa..
😉😉😉jangan lupa vote. .
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friends Forever [REVISI]
Short StoryIni kisah tentang tiga orang remaja yang bersahabat sejak awal masuk SMP. Namun, persahabatan mereka tidak semulus jalan depan sekolah yang baru diaspal. Berkali-kali mereka bertiga hampir hancur. Bahkan pernah, bapak bimbingan konseling yang sangat...