Sabtu Sial (2)

555 37 2
                                    

Aliya menyiapkan buku ekskul nya. Dan mulai beranjak menuju meja Nada.

"Nanti kalian langsung ke perpustakaan atau ke kelas dulu?" Tanya Aliya.

Kedua manusia didepannya saling lempar melempar tatapan.

"Nggak tau, liat nanti lah" jawab Helena terdengar acuh.

"Oo.. oke" hanya itu yang bisa diucapkan Aliya.

"Nad, ayo" ucap Aliya.

"Iya bentar" jawab Nada seraya melanjutkan ngobrolnya dengan Shofi.

"Al.." Panggil seseorang yang Aliya yakini suara Helena.

"Hmm?"

"Ini dari kami.." ucap Helena lalu berlalu pergi dengan cepat.

Helena memberikan secarik kertas yang dilipat.

Jantung Aliya berdebar tak karuan. Ia tau pasti ada hal buruk tertulis di dalam kertas ini.

Aliya menunggu Nada menyelesaikan ngobrol nya dan membantunya menyelesaikan masalahnya.

Nada memang sering ikut campur soal masalah Aliya. Bukan berati Nada orang yang Kepo ya. Tapi Aliya sendiri yang memintanya untuk ikut campur. Karna di saat seperti ini Aliya membutuhkan teman curhat. Sedangkan teman curhat nya di sekolah  ini hanya Nadine dan para sahabatnya. Nada juga termasuk.

"Weh! Ayo" ajak Nada.

Lamunan Aliya buyar seketika.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Nada.

Lihat? Nada memang selalu yang paling mengerti disaat seperti ini. Aliya lantas menceritakan semuanya dari awal sampai tadi.

"Trus sekarang mereka kasih aku surat ini" ucap Aliya mengakhiri ceritanya.

Nada mangut mangut sendiri.

"Kalau gitu, gimana kalo kita baca aja suratnya?" Usul Nada

Aliya mengangguk. Dia dari tadi memang sudah Kepo dengan isi suratnya.

Dan isinyaa...

Aliya
Kami cuma mau bilang kalau kita udah nggak bisa bertiga lagi.
Kami udah nggak tahan lagi sama kamu yang suka marah marah sama kami. Kamu terlalu sering marah dan kami nggak suka liat orang marah. Setelah kami pikir pikir, keputusan kami udah bulat dan kita pisah. Kita nggak usah bertiga lagi.

Aku tau kok.
Aku tau kalau kamu ngomongin aku dibelakang.
Aku tau Aliya.
CAMKAN ITU!

Setitik air berhasil lolos dari pelupuk mata Aliya. Aliya segera menyekanya sebelum Nada melihatnya.

Aliya tak menyangka sahabatnya tidak menerima kekurangannya.

Aliya tak menyangka orang yang dia anggap spesial telah melukai hatinya.

Aliya tak menyangka orang yang sudah dia bela mati matian telah berbuat seperti ini.

Bahkan saat Navila sakit dulu, Aliya rela memakai waktunya untuk membantu Navila untuk pulang. Padahal ia sudah punya janji dengan adiknya untuk pulang cepat.

Ya, Aliya mengingkari janjinya dengan adiknya demi Navila.
Aliya merasa Navila lebih penting daripada janjinya.

Saat Navila sakit juga Aliya berusaha membantu sebisanya. Mengantarkan kertas-kertas ulangan dan buku pr ke rumah Navila, dan lainnya.

Aliya memang orang yang emosional. Ia sangat susah mengontrol emosinya jika saat saat tertentu.

Dan membicarakan Navila?
Aliya kembali mencoba mengingat apakah dia pernah membicarakan Navila dibelakang.

Oh ya Aliya ingat.
Saat itu dimana hanya ada Aliya dan Helena. Aliya tak sengaja mengatakan tentang Navila.
Tapi apa yang dibicarakannya juga di Iya kan oleh Helena.

Dan Helena membocorkannya?
Aliya tak menyangka. Aliya benar benar tak menyangka kedua orang yang paling berarti dalam hidupnya telah melakukan ini.

"Aliyaa!! Woy" Panggil Nada menggerakkan tangannya didepan wajah Aliya.

Pikiran Aliya hilang.

Nada menarik paksa tangan Aliya masuk ke ruangan ekskul mereka.

Seharian ini pikiran Aliya entah Kemana. Bahkan surat balasan yang dirinya tulis bersama Nada belum ia berikan.

Balasan yang isinya mungkin menyebabkan pertengkaran ini lebih besar lagi.

Aliya takut kehilangan sahabatnya.

Iya Aliya takut.

Bahkan malam ini Aliya menangis sesegukan di kamarnya.

Ia tak berhenti membayangkan apa yang ia lakukan untuk sahabatnya.

Dan saat ia membayangkan sahabatnya tidak menerima kekurangannya membuat Tangisnya makin menjadi.

Kenapa sahabatnya tak bisa menerimanya apa adanya? Padahal jika Aliya telah menerima kekurangan sahabatnya ini apa adanya, mulai dari Navila yang suka terus mengaca di depan cermin.

Navila tidak suka melihatnya marah kan? Aliya juga tidak suka melihat Navila pergi ke toilet jauh jauh hanya untuk bercermin selama kurang dari 5 detik.

Coba kalian jadi seperti Aliya.
Kalian bayangkan jika kalian memiliki sahabat dan bernasib sama seperti Aliya.

Mungkin kalian akan melakukan yang lebih buruk daripada yang Aliya lakukan.

akhir akhir ini permasalahan mereka dimulai pada hari sabtu.
Benar benar hari yang paling di benci Aliya.

###

Semoga feel nya dapat ya di part ini.
Bagi ada yang merasa tersinggung, mohon jangan marah.
Karna?
Karna aku udah bilanh dari awal kalo aslinya udah aku rubah.

Sekira kiranya 79% asli
21% karangan

Moga sukaaa....

Jangan lupaa votee

Best Friends Forever [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang