2

176 29 1
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar gadis yang sedang bermimpi itu. Perlahan gadis itu pun terbangun dari alam mimpinya.

"Hoamhh....Ehh gue telat. Gimanaa inii?!". Gadis itu pun langsung mandi dan siap-siap untuk pergi sekolah.

"Pagi Pah, Mah. Ehh si abang kmna mah?"tanya Via.

"Abang kamu lagi lari pagi tuh. Oh iyaa kamu kok pake baju seragam sayang, emang sekarang sekolah?" Tanya mamahnya, yang sekaligus heran dengan anak perempuan nya ini. Via pun bingung, apa maksud mamahnya? Abang lari pagi? Seragam? Sekolah?

"Ohh iyaa Via lupa, sekarangkan minggu yaa, hehehe..."

"Anak mamah kok pikun gini sii?"

"Dia mah emang pikun dari lahir mah." Bukan. Bukan Via yang menjawab, melainkan abang yang paling menyebalkannya itu.

"Paan sih bang ikut campur mulu. Untung Via belom nikah yaa... kalo Via nikah pasti abang juga ikut campur rumah tangga Via kan?"
"Kamu teh alit keneh dek."

"Serah Via dong" Jawab Via sambil memeletkan lidah nya.

"Udah-udah, Via sana ganti baju dulu. Nanti temenin mamah ke butik."

****

Sekarang hari pertama sekolah seperti biasa lagi. Karna acara MOS juga sudah selesai minggu lalu.

Tutt..tutt...tutt

Bel istirahat pun berbunyi." Kantin yuk," ajak amel ke sahabat nya itu.

Yaps, mereka yaitu Davia dan Laysa. Amel duduk didepan Via bersama Siti si cewe pendiam, Siti tidak suka bergabung dengan rombongan Via, karna ia terlalu malas untuk bersosialisasi.

Mereka termasuk cewek-cewek Famous di sekolah tersebut. Bagaimana tidak, mereka cantik-cantik, pintar pula. Via yang mempunyai wajah imut, hidung mancung, tinggi juga semampai, dan juga tingkat kepolosan yang suka datang tiba-tiba. Sedangkan Lasya cewe manis dan berkacamata, dan paling bijak diantara keduanya. Dan terakhir ada Amel cewe dengan gaya tomboy dan suka blak-blakan.

"Ehh kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesen". Tanya Amel
"Gue batagor sama es teh aja"jawab Via.

"Gue samain aja"

"Yaudah gue pesen dulu".

Saat mereka sedang ngobrol, tiba-tiba,
"Dek, gue duduk sini yaa, tempat yang lain penuh soalnya" Yaps itu Davino.

"Ahh abang mah ganggu mulu. Yaudah deh, bolehkan?" Tanya Via ke teman-temannya. Mereka hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Yaudah, Bro sini, kita duduk sini aja". Ajak Vino ke teman-temannya.
Naufal dan Arka menghampiri Vino, mereka teman-teman Vino.

Mereka juga tak kalah Famous dari kumpulan cewek-cewek itu. Mereka termasuk cowok Yang banyak penggemarnya. Bahkan hampir semua murid menjadi penggemarnya.

Saat Via melihat ke arah teman abang nya itu, Via melihat cowok yang tidak asing di matanya itu.

"Itukan cowok yang waktu itu gue tabrak, yang mukanya kayak jalan baru diaspal. Jadi dia temennya bang Vino?"

"Ohh itu mah si Naufal, dia temen abang, kenapa emang dek? Lo suka yaa?" Tanya abangnya itu dengan suara yang cukup keras, sampai membuat sebagian murid yang sedang di kantin memperhatikan mereka termasuk juga Naufal.

"Aelah si abang, mana ada Via suka sama dia, orang wajahnya aja gitu mulu dari pagi, bisa bosen Via liatinnya. Tapi kalo diliat-liat ganteng juga sih." jawab Via dengan muka polosnya itu. Vino menoyor kepala adiknya itu.

"Dasar labil." Ucap Vino heran.

Naufal pun melirik sekilas cewek yang ada di hadapan nya itu. Satu kata yang ingin Naufal sampaikan, yaitu Stres.

Dasar cewe anah. Batin Naufal.

Tutt..tutt...tutt

"Yaudah dek, masuk sana, udah bel tuh. Ini biar abang aja yang bayar."

"Abang yang baik, makasih yahh bang. Via ke kelas duluan."

****

Sesampainya di kelas, mereka menunggu guru yang mengajar di kelasnya itu. Tapi guru itu berhalangan hadir, dan memberikan tugas.

Pasti tau lah apa yang di lakukan murid-murid itu jiga guru tak masuk. Ada yang ngumpul di pojok kelas, ada yang ngerumpi, dan masih banyak lagi.

"Ehh Vi besokkan gimana kalo kita ngumpul dirumah lo, mumpung libur." Tanya Amel ke temannya itu.

"Yaudah ayo, lo ikut gak Sya?" Tanya Via ke Laysa.

"Ngikut aja."

"Yaudah gue tunggu dirumah"

Saat bel pulang berbunyi, semua murid bergegas pulang. Termasuk Via yang ingin segera memeluk bantal gulingnya itu.

****

Sesampainya di rumah, Via langsung masuk kamar. Karna ia merasa lelah, letih, lesu.

"Haduhh.... Kayaknya gue butuh istirahat. Tidur dulu ahh bentar"

Jam menunjukan pukul 15.00, Via bangun dari tidurnya, dengan pakaian yang gimbrong, rambut acak-acakan. Via menuruni anak tangga untuk mengambil minum di dapur.

"Ehh bang buatin Via minum dong." Saat Via sampai di dapur iya melihat abangnya itu sedang membuka kulkas.

"Emang gue pembantu lo apa?"
Dengan nada cukup dingin seseorang itu pun bicara.

Ehh ini sih bukan suaranya bang vino. Trus siapa dong?

Yaps, begitu terkejutnya Via saat seseorang itu balik badan. Ternyata Naufal. Iya Naufal.

Via pun mengucek-ngucek matanya. Apa ia salah liat?atau memang benar?

Itukan si Naufal? Ngapain dia di sini?

"Ehh muka datar, lo kok ada didapur gue si. Wahh jangan-jangan lo penyusup yang kelaparan yaa, hayo ngaku?!" Cerocos Via.

Sementara Naufal hanya memandang Via dengan wajah datar andalannya.

Saat Naufal ingin naik ke atas, yaitu kamarnya Vino, Naufal diam sejenak di depan Via.

"Stres." Satu kata yang ingin Naufal ucapkan daritadi.

"Ehh btw muka lo lucu," lanjutnya.

"Kaya boneka santet." Tanpa menunggu respon Via, ia segera naik ke lantai atas melanjutkan langkahnya menuju kamar Vino yang bersebelahan dengan kamar Via. Sementara Via lagi-lagi hanya memasang wajah cengonya itu.

"Dasar muka datar. Udah dibawa terbang tinggi, ehh dijatuhin juga."

Kenapa Naufal bisa ada di rumah Via? Yaps, karna hari ini mereka sedang membicarakan tentang tugas yang diberikan oleh guru.

****

Jan lupa vote dan komen:)

Salam dari putri. Duyung:v

Choice Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang