4. Mantan calon suami

7.9K 269 13
                                    

SAKURA POV

------------------------------------------------------

"Apa kau bahagia?" Tanya Sasuke-kun saat aku selesai membereskan semua bahan dekorasi perabotan ulang tahun dari Sasuke-kun. Ah, semua teman-temanku sudah pulang setengah jam yang lalu. Mereka luar biasa hari ini. Ini akan jadi moment yang tidak akan pernah bisa aku lupakan. Dan sekarang, hanya tinggal aku dan Sasuke-kun saja. Ngomong-ngomong mengenai pertanyaan Sasuke-kun, bagaimana aku tidak bahagia jika mendapat kejutan yang menyenangkan dari orang yang dicintai. Aku sangat bahagia. Ini tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.

Aku berbalik menghadap Sasuke-kun dan menatap matanya "Kau lebih tinggi dariku" kataku dengan terkekeh. Lalu aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya. Ia sontak langsung menyentuh pinggulku.

"Ck, itu bukan jawaban" decihnya, tapi terdengar menggelikan. Nadanya seperti sebuah rajukan. Aku tersenyum tipis untuk itu.

"Jadi kau bahagia?" tanyanya kembali, seraya menarik pinggulku hingga merapat pada tubuhnya. Hmm, jangan menggodaku Sasuke-kun!

"Pertanyaan bodoh!"

"Apa susahnya menjawabnya! Kau tinggal mengatakan ya aku bahagia Sasuke-kun" sontak aku langsung tertawa mendengarnya. Astaga, kenapa dia bisa selucu ini.

"Nada suaramu seperti nada suara orang waria tahu!!. Haha" aku tidak peduli jika ia menatapku dengan tajam. Aku sungguh tidak bisa menahan tawaku, saat ia meniru gaya berbicaraku.

Sejenak aku terdiam saat menangkap lirikan matanya menyorot kearah belakangku. Spontan aku juga ikut menoleh, melibat kira-kira apa yang sedang diperhatikannya.

"Kau lihat apa?" tanyaku ketika aku menatap kembali kearahnya.

Aku mengernyit "Kenapa kau menyeringai huh?" kekehnya terdengar membuatku kesal. Apa sih yang ada di otaknya itu. Seringai itu membuatku takut.

Lalu sesuatu yang menempel di perutku terasa menyebalkan. Oh ayolah... Ia menarikku semakin dalam kerengkuhan tubuhnya. Sialan Sasuke junior mengeras dan menempel erat diperutku.

"Aku ingin melakukannya di sofa"

"Ap-" akh sebelum aku selesai bicara ia sudah memakan bibirku. Dan bagaimana aku tidak mendesis saat ia meremas bokongku dengan sensual.

"Pakaianmu, membuatku semakin mudah untuk menelanjangimu"  disaat ia bergairah, masih sempat ia bisa menyeringai. Astaga, kenapa aku bisa jatu cinta dengan pria mesum ini.

"Tapi sebelum itu, mari lakukan pemanasan terlebih dahulu" Aku berjengit saat tangannya memasuki celah organ intim bawahku. Sstt, aku tidak sadar celana dalamku ternyata sudah melorot.

"Sasuke-khuun emm" astaga ini luar biasa.

"Kau suka, eh?" ucapnya, kemudian ia mengulum telingaku.

Napasku mulai terengah. Dan mulut Sasuke mulai semakin turun dan turun, sampai ia membuat tanda dibahu kananku.
Aku sudah tidak tahan, aku ingin ia menyentuhku hingga sangat dalam.  Ia kembali melumat bibirku dengan agresif.

"Engh, kenapa kau sangat nikmat!" katanya disela-sela lumatannya. Ia juga sesekali menggesek-gesekkan miliknya kepadaku hingga membuatku semakin basah dibawah sana.  Jujur, aku suka ini. Sangat suka.

Dan tanpa aku sadari kembali, ia sudah hampir akan menelanjangiku. Dressku sudah merenggang dari tubuhku dan malai jatuh ke kakiku. Braku menyusul kemudian. Ia melemparkannya entah kemana. Tapi aku tidak peduli. Yang terpenting adalah tatapan matanya padaku. Ia terlihat begitu frustasi karena diriku. Aku tahu, ia sudah sangat bernafsu. Ia sudah akan sampai dipuncak.

The Covenant of MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang