3. Kejutan

6.1K 260 5
                                    

"Ennģhh sepuluh menit lagi Ibu" ini pasti sudah pagi. Tapi aku masih malas membuka mataku. Aku masih sangat mengantuk.

"Bangun sayang!" Ah suara siapa ya. Aku masih mengantuk. Jadi aku mohon jangan ganggu aku.

Cup

Kenapa aku merasa ada yang mencium bibirku? Ah ini pasti mimpi.

"Sayang! Kau tidak ingin pergi kencan?"

What the...

Mataku terbuka sepenuhnya "Sasuke-kun?" Aku terkejut melihatnya di kamarku. Dia tersenyum manis. Oh itu sangat indah bagiku.

"Bersiaplah mandi. Setelah itu kita pergi berkencan"

"Kencan?"

.

.

.

.

NARUTO © Masashi Kisimoto
Warning : Typo(s), OOC, Etc

.

.

.

.

°°Happy Reading°°

.

.

.

[SASUKE POV]

Aku mencintainya, sangat mencintainya. Dari dulu, bahkan hingga sekarang aku masih sangat mencintainya. Aku tidak peduli jika ia tiga tahun lebih tua dariku, memangnya umur bisa jadi penghalang buat kami? Tidak. Karena cinta, menurutku tidak ada batasnya.

Aku bahagia, sangat bahagia. Dia milikku, seutuhnya milikku. Jika dulu, aku selalu membayangkan aku bisa memeluknya dan bisa menggenggam tangannya. Bisa mencium juga bisa merasakan harum tubuhnya, tapi sekarang semua itu bukan lagi sebuah bayangan atau khayalanku saja. Semua sudah menjadi kenyataan. Bukan hanya memeluk atau sekedar menggenggam tangannya, tidak hanya mencium dan merasakan harum tubuhnya, tapi aku bisa memlikinya seutuhnya, bahkan bercinta dengannya. Ah, mengingat malam panasku dengannya, membuatku menegang sendiri. Astaga kenapa aku selalu out of caracter jika berhubungan dengannya. Aku tersenyum tipis, cinta memang luar biasa.

Aku bersyukur saat ingat sore itu, Dobe datang terlambat, awalnya Dobe bilang begitu tapi ternyata ia tidak bisa datang. Entahlah, jika saat itu Dobe tidak terlambat, mungkin aku tidak akan pernah bisa berbicara secara langsung dengan Sakura. Dan hubunganku dengannya tidak akan berkembang sama sekali. Mungkin aku harus berterima kasih pada Dobe untuk ini.

.

.

.

Minggu, 28 Maret 20xx

Pagi ini aku datang ke rumah calon istriku, berniat memberi kejutan sedikit dengan kedatanganku yang secara tiba-tiba untuknya. Dan aku tidak menyangka aku tertawa, aku bisa tertawa, mengingat seorang Uchiha sangat sulit bisa tertawa. Sial, hanya bertemu dengannya saja membuatku sangat bahagia.

Ibu Sakura, Mebuki baa-san menyuruhku langsung menemui Sakura kekamarnya. Aku senang, karena beliau begitu mempercayakan anaknya padaku. Boleh aku berbangga diri untuk ini?

The Covenant of MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang