Bagian 9

56 8 4
                                    

     "Dari mana?" Dinan bertanya kepada Elen.

     "Eumm.. kepo deh." Elen berusaha untuk menggoda Dinan.

     "Bego lo." Dinan tersenyum, wajah yang tadi BETE dengan Elen kini tersenyum.

     Dinan dan Elen menghabiskan istirahat mereka di kantin sambil bercanda. Pulang sekolah pun Dinan yang mengantar Elen. Hari ini Dinan sangat senang karena Elen dapat tertawa karena dirinya.

     "Besok gue jemput?" Dinan tersenyum menatap Elen.

     "Besok papa gue yang mo ngantar." Elen langsung menceletuk.

     "Oke, eum btw itu kenapa rumah lo kok rame." Dinan bertanya sambil melihat halaman rumah Elen.

     "Nggak tau, mungkin teman papa sama mama gue." Ayu menatap rumahnya yang tidak biasanya ramai sore begini, yang dia tau papa-nya akan pulang hari ini. Mungkin karena ia dan Dinan masih jalan-jalan hingga jam 5 sore sehingga tidak mendengar kabar dari mama-nya bahwa ada acara di rumahnya.

     "Yaudah gue masuk." Elen menyerahkan helm yang Dinan suruh pakai sewaktu mereka berboncengan.

     "Hati-hati Elen sayang." Dinan lalu melajukan motornya tanpa mendengar jawaban dari Elen.

     Tadi kalo nggak salah si Dinan bilang apa? Elen berbalik kea rah Dinan, tetapi Dinan sudah tidak ada. Elen lalu masuk ke dalam. Pada saat ia masuk ke dalam ternyata benar itu mama dan papanya bersama dengan teman mama dan papanya.

     "Hai honey." Papa Elen menyambut kedatangan putrinya.

     "Iya pa, Elen masuk dulu gerah mau mandi." Elen ingin segera bergegas.

     "Nggak sopan Len, salim dulu tamunya, ini sahabat mama dan papa loh." Mama Elen tersenyum hangat.

     Elen lalu menyalim tamu mama dan papanya. Lalu ia segera bergegas untuk pergi mandi.

     Setelah mandi ia segera pergi ke ruang tamu. Disana masih ada sahabat mama dan papanya beserta sahabat mereka.

     "Elen di SMA Garuda ya?" seorang wanita yang sebaya dengan mama Elen bertanya.

      "Iya Han." Mama Elen menjawab hangat.

     "Oh berarti sama dong dengan Radit." Wanita itu tersenyum penuh arti.

     Elen hanya duduk dan memikirkan siapa yang bernama Radit di SMA Garuda.

     "Oiya, kemaren dulu kalo nggak salah, si Radit yang nganter Elen." Celetuk mama Elen.

     "Oya? Wah sudah saling kenal toh?" seorang pria dengan umur sebaya dengan papa Elen langsung angkat suara.

     "Radit siapa ya om?" Elen bertanya.

     "Loh? Anak saya itu Alan Raditya." Pria tersebut tertawa.

     "OYA??" Elen cukup kaget karena ia baru tau anak dari sahabat mama dan papanya adalah Alan.

     "Yaudah Hera, Hasan saya pamit dulu ya? Jangan lupa makan malam minggu nanti." Mama Alan pamit.

     "Iya, mba yu, pasti saya ingat kok." Mama Elen tersenyum sambil menatap Elen penuh arti.

Mama gue sama mama Alan lagi rencanain apa sih.. gaje. Elen sungguh penasaran.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waktu Tuk Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang