29| Betrayer

3.3K 395 40
                                    

Siang hari yang biasanya diisi Seulgi dengan kesibukan pergi membeli menu makan siang untuk Jinyoung di luar kantor terpaksa berbalik arah kembali menaiki lift dengan tergesa-gesa. Bukannya kembali karena ada barang yang kelupaan, Seulgi malah melewati meja kerjanya sendiri begitu saja. Tanpa mengetuk pintu Seulgi menerobos masuk ke dalam ruangan Jinyoung.

Jinyoung yang sedang melamun pada sofa di ruang kerjanya menoleh penuh tanya pada Seulgi yang membuka pintu ruang kerjanya bagai orang kesetanan. Tetapi ia sama sekali tak bertanya, melainkan membiarkan Seulgi mengatur napasnya terlebih dahulu karena untuk berbicara pun Seulgi tampak tak sanggup.

"Jinyoung, kau harus ikut aku sekarang," seru Seulgi yang tetap memaksakan berbicara walaupun di tengah napasnya yang terengah-engah.

"Kemana? Kau tak mau duduk dulu?" tawar Jinyoung sedikit khawatir pada Seulgi yang berwajah panik.

"Tak ada waktu! Kita harus ke ruangan Direktur sekarang sebelum mereka membawanya."

"Apa maksudmu?"

"Pokoknya ikut saja. Aku juga belum tahu pasti." Seulgi berbicara sambil menarik tangan Jinyoung untuk mengikuti langkah kakinya yang gesit menuju lift.

Jinyoung selalu percaya pada Seulgi yang tak akan bersikap seperti ini jika tak ada yang genting. Jinyoung juga penasaran ada apa dengan ayahnya, makanya ia terus mengikuti Seulgi hingga masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai ruangan Direktur tanpa banyak bertanya lagi.

"Jinyoung," panggil Jaebum yang tak sengaja melihat Jinyoung dan Seulgi yang baru keluar dari lift. Kebetulan ruangan kerja Jaebum juga berada di lantai yang sama dengan Direktur Utama. "Kalian juga akan ke ruangan Direktur?" tanya Jaebum dengan raut wajah yang tak kalah panik dari Seulgi.

"Kau sudah mendengarnya?" tanya Seulgi pada Jaebum.

"Ya, aku tahu dari Wendy."

"Aku juga," kata Seulgi lagi bagai di antara mereka tak pernah ada perselisihan atau masalah. Seulgi dan Jaebum cukup profesional jika telah terjadi hal yang genting pada pekerjaan, mereka akan bersikap layaknya sebagai rekan kerja yang bisa bekerja sama dengan baik. Jinyoung menyaksikan hal langka di hadapannya ini pun bisa memperkirakan memang telah terjadi hal krusial menyangkut perusahaan dan Direktur Utama.

Ketiganya melanjutkan langkah bersama menuju ruang Direktur, namun belum sempat jemari Jaebum mengetuk pintu ruangan tersebut sudah lebih dulu dibuka dari dalam. Tampak sekitar 5 orang keluar bersama Direktur utama. Dua orang mengapit di kedua sisi tubuh sang Direktur dan yang lainnya berjalan di belakangnya dengan membawa kotak-kotak penyimpanan yang berisi dokumen serta beberapa barang. Sementara Jauh di belakang mereka Wendy tampak masih mematung dan memucat di dalam ruangan Direktur.

"Tunggu, ada apa ini?" cegat Jinyoung tepat di depan pintu.

"Maaf, anda siapa? Jika tak berkepentingan kami harap anda tidak menghambat pekerjaan kami," jawab salah satu pria perperawakan tegas dan berpakaian rapi di sisi kiri Direktur.

"Saya Park Jinyoung, Direktur Keuangan JYP Group. Jadi, saya wajib mengetahui apa yang terjadi pada Direktur kami."

"Jaksa Song Mino dari kantor pusat Seoul." Pria tersebut memperkenalkan dirinya sembari memperlihatkan sebuah kertas ditangannya. "Saya membawa surat penangkapan untuk Direktur Utama JYP Group yang dilaporkan atas tuduhan penggelapan dana pembangunan Universitas Jongsan."

"Maksud anda Kontruksi Universitas Jongsan yang perusahaan kami tangani?" ulang Jinyoung yang merasa tak merasa asing lagi pada nama salah satu proyek mereka tersebut.

"Ya, perwakilan Direktur Kim dari perusahaan Rumah Sakit Jongsan yang melaporkannya langsung. Untuk lebih jelasnya anda akan mengetahuinya nanti saat penyelidikan berjalan." Sang Jaksa memberi kode pada yang lainnya untuk melanjutkan kembali langkah mereka.

RELATIONSICK ❝JINYOUNG JISOO❞ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang